Renungan
Harian 11 November 2015
ORANG
KUSTA MEMULIAKAN ALLAH
(Lukas
17:11-19)
Kebijaksanaan
6:1-11
Mazmur
82:3-4,6-7
Saudara/i
dalam Yesus Kristus,
Kemiskinan
dan ketidak-adilan terlihat di segala pelosok dunia dan sepertinya tak akan
terselesaikan meski sudah banyak relawan dan pihak pemerintah mencoba
mengatasinya.
hal
ini disebabkan sangat sedikit orang tergerak hatinya peduli kepada sesama
memberikan bantuan untuk meringankan beban penderitaan mereka yang miskin yang
sangat rentan terkena penyakit.
kemiskinan
terjadi akibat ketidak-adilan di segala bidang kehidupan.
yang
kaya semakin kaya
yang
miskin makin tak berdaya
kesenjangan
sosial terlihat sangat jelas.
Mazmur
82:3-4
berilah
keadilan kepada orang yang lemah dan kepada anak yatim, belalah hak orang
sengsara dan orang yang kekurangan! luputkanlah orang yang lemah dan yang
miskin, lepaskanlah mereka dari tangan orang fasik!
kita
sudah tahu situasi kondisi saat ini dan apa yang kita perbuat?
tergantung
masing2 pribadi meresponi; apakah tersentuh hatinya dan berbuat sesuatu kepada
mereka yang hidupnya serba kekurangan ataukah masa bodoh tidak peduli dan sibuk
urusan sendiri?
bacaan
hari ini dari Injil Lukas tentang Yesus menyembuhkan 10 orang kusta dimana hanya
satu orang yang bersyukur dan kembali menemui Yesus.
Lukas
17:15-16
seorang
dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan
Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap
syukur kepadaNya. orang itu adalah seorang Samaria.
kembali
kita lihat orang Samaria yang merupakan orang yang tidak disukai oleh orang
Yahudi dan mereka disebut orang kafir, justru yang menunjukkan perilaku santun
dan dengan ucapan syukur.
Ia
mengucapkan syukur karena Yesus telah menolong dan menyembuhkannya sedangkan
ke 9 orang kusta laimnya ?
Lukas
17:17-18
Yesus
berkata: "bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? di
manakah yang sembilan orang itu? tidak adakah di antara mereka yang kembali
untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?"
mengucap
syukur itu simple namun tidak semua orang mau melakukannya.
sebab
dalam ungkapan syukur tercermin sikap hati yang mau menerima keadaan dirinya
meski tidak seluruhnya sesuai dengan yang diinginkan.
kita
tidak tahu apa alasan ke 9 orang yang telah menerima kesembuhan dari penyakit
kustanya;
apakah
mereka takut kepada para imam yang berwenang untuk menyatakan kesembuhan
penyakit kusta seseorang menurut hukum taurat.
(Imamat
pasal 14)
Lukas
17:14
Yesus
memandang mereka dan berkata: "pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada
imam-imam." dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi
tahir.
tipe
ke 9 orang kusta ini masih banyak dilakukan "sebagian orang
beriman", masih
sopan lho jika mengacu pada kenyataan 9 dari 10 orang kusta tidak tahu terima
kasih!!
mereka
hanya datang kepada Yesus jika ada perlunya, misalnya : minta rejeki,
kesembuhan penyakit, minta pemulihan hubungan keluarga, minta anak, jodoh dan
masih banyak permintaan lainnya.
setelah
mendapatkan apa yang inginkan bye bye Jesus, i'm so sorry Jesus
sibuk
banget nih Yesus, nanti deh setelah urusan ini selesai ... i promise.
jika
kita cermati ayat 14 diatas,
sakit
kusta mereka tahir justru pada saat di tengah perjalanan mereka pergi ke
imam-imam.
artinya
: kesembuhan akan terjadi bila mau melangkah menuruti apa yang Yesus katakan
dan sekarang ini perkataan Yesus ditulis di Injil/Alkitab yang disebut sebagai
Firman Tuhan.
dengan
memperkatakan Firman Tuhan dan mau melakukannya adalah langkah pertama,
selanjutnya bagaimana respon kita setelah menerima "pentahiran"
dulu.
pentahiran,
semacam pengampunan atau pelepasan atau pembebasan dari penyakit kusta yang
dinyatakan imam.
jika
imam katakan sembuh maka ada banyak persyaratan harus dilakukan oleh si
penderita kusta tersebut.
kemudian
barulah terjadi sesungguhnya kesembuhan/pemulihan/mukjijat dan keselamatan
hidup dari Allah.
peraturan
dari manusia, banyak syarat sedangkan dari Tuhan, cukup iman saja asalkan
percaya sungguh2 maka akan terjadi kesembuhan.
Lukas
17:19
Yesus
berkata kepada orang itu: "berdirilah dan pergilah, imanmu telah
menyelamatkan engkau."
Pertanyaannya
adalah :
iman
seperti apa yang menyembuhkan dan menyelamatkan?
dari
ayat 18
tidak
adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari
pada orang asing ini?"
iman
yang memuliakan Allah.
artinya
:
iman
seseorang dinyatakan melalui perbuatan yang memuliakan Allah.
dengan
iman dan perbuatan baik yang Tuhan berkenan maka iman kita telah berbuah kasih
dan menyenangkan Tuhan.
REFLEKSI
DIRI
apakah
imanku telah diwujudkan dalam perbuatan yang memuliakan Allah?
Salam
Kasih,
Surya
Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com