Selasa, 2 Februari 2016
Ketika genap waktu pentahiran, menurut
hukum Taurat Musa, mereka membawa Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkanNya
kepada Tuhan.
(Lukas 2:22)
Peraturan itu bermanfaat untuk mengatur
segala sesuatu dengan rapih, terencana dengan baik dan menerapkan disiplin yang
konsisten agar ketaatan dijunjung tinggi.
Sebaliknya, peraturan yang buanyak dan
memberatkan orang untuk mematuhinya menjadi tidak baik penerapannya sebab
dampaknya membuat orang berusaha menghindari atau melanggar peraturan.
Hukum Taurat adalah salah satu contoh
begitu banyak peraturan yang harus dipatuhi oleh masyarakat Yahudi dan bisa
kita baca selengkapnya di kitab Imamat serta kitab Taurat lainnya, yakni di
kitab Keluaran, dan kitab Ulangan.
Maria dan Yusuf mematuhi peraturan
hukum Taurat ketika mereka membawa bayi Yesus yang baru 8 hari ke Bait Allah di
Yerusalem untuk menjalani proses pentahiran Yesus yaitu di sunat menurut kitab
Imamat 12:1-8.
Lukas 2:21-23
Ketika genap delapan hari dan Ia harus
disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum
Ia dikandung ibuNya. Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat
Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkanNya kepada Tuhan,
seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "Semua anak laki-laki sulung harus
dikuduskan bagi Allah".
Sunat adalah tanda perjanjian Allah
dengan Abraham ketika Allah berjanji akan membuat Abraham mempunyai banyak keturunan
dan Abraham akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Kejadian 17:10
Inilah perjanjianKu, yang harus kamu
pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap
laki-laki di antara kamu harus disunat.
Allah menetapi janji-janjiNya tetapi
dari pihak Abraham dan keturunannya tidak setia pada perjanjian dan
berulangkali melanggarnya; tidak hanya melanggar saja melainkan mengkhianati
Allah hingga menyalibkan Yesus.
Ternyata tidak berhenti sampai disitu
dan berlanjut menganiaya, membunuh murid-murid dan pengikut Yesus.
Mentaati perjanjian dengan Allah adalah
suatu kewajiban mutlak dan tidak boleh meremehkannya sebab akibatnya pasti
mendatangkan maut.
Kita di baptis menjadi Katolik adalah
mengikat perjanjian dengan Allah; seperti sunat di masyarakat Yahudi sebagai
tanda perjanjian kita dengan Allah dan berlaku sepanjang hidup kita.
Meskipun kenyataannya ada yang telah
mengingkari perjanjian baptis dan menukarkan imannya dengan hal duniawi seperti
Esau menukarkan hak kesulungannya dengan masakan kacang merah. (Kejadian
25:29-34).
Kejadian 25:34
Yakub memberikan roti dan masakan
kacang merah itu kepada Esau; ia makan dan minum, lalu berdiri dan pergi.
Demikianlah Esau memandang ringan hak kesulungan itu.
Seringkali kita juga mengingkari janji
baptis ataupun janji kepada Allah dengan berbuat seperti Esau; demi ingin
meraih duit/harta/kuasa dan kesenangan pribadi lainnya.
Pada saat kita dibaptis berarti kita
memperoleh Anugerah pengampunan dan Anugerah menjadi anak-anak Allah; oleh
sebab itu jangan sampai kita tukar Anugerah sebagai anak Allah dengan menjadi
anak dunia.... BODOH sekali.
Itu sebabnya Rasul Paulus menegur
jemaat di Galatia supaya mereka kembali kepada kasih karunia Tuhan sebab mereka
telah kepicut hal duniawi yang sarat dengan perbuatan dosa.
Galatia 3:3-4
Adakah kamu sebodoh itu?
Kamu telah mulai dengan Roh, maukah
kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah kamu
alami sebanyak itu?
Masakan sia-sia!
Kita telah di baptis artinya kita telah
menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Yesus yang kita percayai sebagai Tuhan
dan Juruselamat kita.
Yesus juga diserahkan ke Bait Allah
untuk disunat artinya kemanusiaan Yesus sama seperti kita telah diserahkan
kepada Allah.
Ketaatan Yesus sebagai manusia terbukti
hingga mati di kayu salib dengan menyelesaikan tugas perutusanNya setelah Yesus
mengatakan :
Yohanes 19:40
sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: "sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan
menyerahkan nyawaNya.
Hendaknya kita melakukan seperti yang
Yesus lakukan di dalam hidupnya sebagai manusia di dunia ini.
Nabi Hana berusia 84 tahun tidak pernah
meninggalkan Bait Allah dengan berdoa, berpuasa dan berdoa siang-malam artinya
beliau menunjukkan kesetiaan pada tugas perutusannya sampai mati.
Lukas 2:36-37
Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi
perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah
kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan
berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan
siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.
Bukan hanya nabi Hana yang setia tetapi
Simeon seorang awam juga saleh dan setia menjalankan ibadahnya seraya ia
merindukan kedatangan Mesias sebelum ia mati dan ternyata terkabul dimana ia
berjumpa dengan Yesus yabg baru berusia 8 hari.
Kidung Simeon yang mengungkapkan
kerinduannya merupakan cerminan bagaimana seseorang menanti Tuhan dengan sabar
dan penuh kerinduan.
Bagaimana dengan kita?
Adakah kerinduan bergayut di hati kita
setiap hari berjumpa dengan Tuhan di dalam HadiratNya?
REFLEKSI DIRI
Apakah aku telah menyerahkan seluruh
diriku dan hidupku kepada Tuhan?
Apakah aku tetap setia menjaga diriku
agar tidak tergoda oleh tawaran dunia dan tidak menukarkan Anugerah Tuhan
sebagai anak-anak Tuhan?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ =============
Kalender Liturgi Katolik
Pesta Yesus Dipersembahkan di Bait
Allah
Warna Liturgi : Putih
Malaekhi 3:1-4
Ibrani 2:14-18
Mazmur 24:7-10
Lukas 2:22-40
BcO : Keluaran 13:1-3a,11-16
============= ☆☆☆ =============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com