Rabu, 24 Februari 2016
Anak Manusia datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi
tebusan bagi banyak orang.
(Matius 20:28)
Tidak mudah dijumpai orang-orang yang
bersedia berkorban demi menolong orang lain di jaman sekarang ini sebab
orang-orang pada sibuk urusan sendiri dan kurang peduli kesusahan orang
lain.
Kita sebagai umat Kristiani seharusnya
mencontoh telada Yesus yang rela mengorbankan diriNya demi menebus manusia
dengan memberikan KasihNya tak terbatas kepada kita semua.
Mungkin kita tidak mampu berkorban
seperti Yesus yang habis-habisan memberi diriNya bagi keselamatan umat manusia;
khususnya kita umat Kristiani.
Paling tidak kita mengambil bagian
dalam pengorbanan selain kehilangan nyawa meskipun jika memang harus seperti
itu, kita mau tak mau menerima.
Jujur saja tidak setiap orang mau rela
kehilangan nyawa berkorban demi orang lain namun kita harus mrnyadari bahwa
panggilan untuk mewartakan Injil dapat mengakibatkan kita berkorban dalam
segala hal termasuk nyawa sekalipun.
Rasul Paulus dengan tegas menyatakan
bahwa Dia menghendaki dirinya alami penderitaan seperti yang dialami Yesus
supaya memperoleh kebangkitan diantara orang mati dan memperoleh hidup kekal di
Sorga.
Filipi 3:10-11,14
Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan
kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya, di mana aku menjadi
serupa dengan Dia dalam kematianNya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan
dari antara orang mati dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah,
yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Namun kita tidak perlu takut bila harus
menghadapi ancaman kehilangan nyawa ketika memberitakan Injil dan pada saat
melakukan pelayanan.
Yang terpenting adalah motivasi dan
tujuan kita; apakah tidak ada kepentingan pribadi dalam segala hal.
Sebab terkadang ada yang berambisi
menduduki jabatan di dalam pelayanan dengan tujuan untuk kemuliaan diri atau
kepentingan bisnis dsbnya.
Seperti ibu Yakobus dan Yohanes yang
meminta kepada Yesus agar kedua anaknya menjadi tangan kanan dan tangan kiri
Yesus dalam memerintah sebab dikiranya kelak kemudian hari Yesus menjadi raja
dengan kerajaannya.
Matius 20:20-21
Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus
serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapanNya untuk meminta
sesuatu kepadaNya. Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya:
"Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam
KerajaanMu, yang seorang di sebelah kananMu dan yang seorang lagi di sebelah
kiriMu."
Padahal Yesus datang ke dunia bukan
untuk mendirikan kerajaan melainkan menyelamatkan manusia dari kematian kekal
di alam maut dan membawa kabar sukacita Ilahi bahwa Allah sungguh amat
mengasihi manusia sehingga Allah mengutus Yesus sebagai Korban yang membebaskan
belenggu dosa manusia.
Apakah sanggup di salib seperti
Yesus?
Matius 20:22
Yesus menjawab, kataNya: "Kamu
tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus
Kuminum?" Kata mereka kepadaNya: "Kami dapat."
Bagaimana dengan kita?
apakah tujuan kita pelayanan mencari
kedudukan atau agar namanya terkenal?
semoga tidak ada yang bertujuan seperti
ibu Yohanes dan Yakobus; seandainya masih terbersit di dalam pikiran maka
segeralah buang jauh-jauh keinginan itu.
Matius 20:26-27
Tidaklah demikian di antara kamu.
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi
hambamu.
Ambisi pribadi yang berlebihan telah
membutakan mata hati orang melihat hal yang akan terjadi sebab fokusnya hanya
mengejar tujuan kepentingan diri.
Menjalankan tugas pelayanan itu harus didasari
oleh hati yang berbelas kasih sebab banyak tantangan dan rintangan yang
berusaha menghalanginya; apakah itu ambisi pribadi, godaan duniawi, dan
pencobaan dari Iblis/kuasa gelap.
Selain itu kita kudu mesti rendah hati
dan memiliki sikap hati melayani dan bukan untuk dilayani, bahkan seringkali
butuh pengorbanan; apakah berupa uang ataukah waktu, pikiran, tenaga, skill,
dan tidak jarang perasaan diobok-obok oleh sindirian, cibiran, dicaci-maki,
terkadang di fitnah dan disakiti hati kita.
Ketika kita menerima perlakuan kasar
dari orang kita layani maka kita harus menghadapinya dengan sabar dan juga
dengan hati yang mau memaafkan dan mau mengampuni.
Madame Teresa dari Kalkuta India
mengatakan bahwa melayani itu baru dikatakan melayani jika diri kita sampai
disakiti oleh orang lain yang dilayani.
wow, ekstrim sekali yach ...
Yesus mengalami penolakan dari orang
yang dilayaniNya terutama dari orang farisi dan ahki taurat padahal Yesus
menunjukkan Kasih yang besar dengan menolong orang melalui mukjizatNya tetapi
balasannya malah Yesus di salib.
Sebelum Yesus datang ke dunia, Allah
mengutus nabi-nabi untuk memberitakan kabar sukacita dari Allah namun mereka
diancam, di intimidasi, bahkan dibunuh.
Nabi Yeremia mengalami hal serupa
dimana dirinya akan dibunuh sehingga Ia memohon perlindungan dari Allah.
Yeremia 18:19-20
Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan
dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan?
Namun mereka telah menggali pelubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah
berdiri di hadapanMu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarahMu
disurutkan dari mereka.
Jaman setelah Yesus wafat dan bangkit
yakni jamannya para Rasul dan muridnya juga mengalami penganiayaan dan
kehilangan nyawa karena memberitakan Injil dan melakukan pelayanan kasih.
Tetapi mereka tidak takut mati dan rela
mengorbankan diri dan hal ini terlihat begitu banyak para martir; yang diakui
gereja Katolik sebagai Santo dan Santa.
JADI,
Pelayanan dan pemberitaan Injil yang
kita lakukan sekarang ini di Indonesia masih jauh dari ancaman kehilangan nyawa
dan jika dibandingkan dengan perjuangan jemaat mula-mula atau pengorbanan para
Rasul dan para Martir maka tidak terlalu berat menanggung penderitaan
salib.
Situasi seperti ini saja tidak banyak
umat Katolik maipun Kristiani lainnya yang bersedia terjun dalam pelayanan dan
menunaikan tugas perutusan atau tugas memberitakan kabar sukacita Injil.
Inilah suatu realita yang sungguh
sangat menyedihkan betapa iman percaya kepada Yesus hanya sebatas minta Berkat
dan Mukjizat saja sedangkan menjalankan perintah Yesus kagak mau dengan
berbagai alasan.
Lebih ironi bila menjadi umat Kristiani
tetapi menjalani hidup menurut prinsip kebenaran dunia dan mengabaikan bahkan
menolak hidup di dalam Tuhan atau hidup seturut kehendak Tuhan.
Boro-boro mau berkorban demi Injil dan
melayani sesama; sehari-hari sibuk mencari duit kumpulkan harta dunia dan
tenggelam dalam kenikmatan duniawi.
Alkitab mengingatkan kita agar jangan
sampai menyalibkan Yesus untuk keduakalinya pleh karena perbuatan kita yang
berlumuran noda dan dosa.
Ibrani 6:4-6
Sebab mereka yang pernah diterangi
hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam
Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia
dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali
lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak
Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum.
REFLEKSI DIRI
Bersediakah aku mengorbankan
kepentingan diri sendiri demi menolong orang lain agar mereka mengalami Kasih
Yesus di dalam hidupnya?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ =============
Kalender Liturgi Katolik
Hari Biasa Pekan II Prapaskah
Warna Liturgi : Ungu
Yeremia 18:18-20
Mazmur 31:5-6,14-16
Matius 20:17-28
BcO : Keluaran 17:1-16
============= ☆☆☆ =============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com