Rabu, 31 JANUARI 2018
2 SAMUEL 24:2,9-17
MAZMUR 32:1-2,5-7
MARKUS 6:1-6
MARKUS 6:3
Bukankah Yesus ini tukang kayu, anak Maria, saudara
Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudaraNya yang perempuan
ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia.
Pernahkah anda disepelekan orang lain
setelah mereka tahu latar belakang anda dari kalangan orang biasa atau bukan
dari kalangan terhormat menurut ukuran dunia meskipun tadinya mereka memuji dan
mengagumi anda?
Hal seperti ini terjadi pada
Yesus.
Semula orang-orang Nazaret, tempat
Yesus dibesarkan; takjub mendengar pengajaran Yesus.
Markus 6:1-2a
Kemudian Yesus berangkat dari situ dan
tiba di tempat asalNya, sedang murid-muridNya mengikuti Dia.
Pada hari Sabat Yesus mulai mengajar di
rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia
Selain takjub; mereka mempertanyakan
darimana Yesus mendapatkan hikmat dan mampu melakukan mukjizat.
Markus 6:2b
dan mereka berkata: "Dari mana
diperolehNya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepadaNya? Dan
mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tanganNya?
Hal semacam ini bisa kita saksikan di
jaman sekarang ini sebab selalu saja ada orang-orang tertentu nyinyir alias
nadanya sumbang melihat seseorang terkenal dan sukses.
Ada-ada saja yang dipertanyakannya pada
orang sukses tadi sembari sinis mencurigai kesuksesan orang lain.
Apalagi setelah selidik sana sini
ternyata Yesus adalah anak tukang kayu dan ini berarti Yesus dari kalangan
bawah dan tidak heran mereka menyindir darimana Yesus bisa sehebat itu.
Perhatikan ayat 2b, terlihat nadanya
sinis dan nampak sekali ada iri hati. Mungkin penampilan Yesus tidak
nampak seperti orang hebat. (baca Yesaya 53:2-3)..
Pada saat kita sukses, selalu ada yang
iri hati pada kita dan berusaha mencari kelemahan dan kesalahan kita di masa
lalu untuk menjatuhkan kita, kemudian memasang perangkap supaya kita terpeleset
masuk ke dalam jebakan yang sengaja direkayasa.
Seperti suatu pepatah mengatakan:
Pohon semakin tinggi berdaun lebat akan
diterjang angin yang lebih kencang dibandingkan pohon yang lebih rendah.
Saat itu nama Yesus sangat terkenal dan
populer sebab banyak melakukan perbuatan ajaib dan banyak orang heran dan takjub
mendengar pengajaranNya.
Anda tidak usah heran tiba-tiba banyak
orang memuji tetapi banyak juga yang sinis menyindir dan iri hati.
Sebaliknya,
Orang dunia mudah menjadi pengamat
sekaligus bertindak sebagai hakim yang menilai sesuatu yang dilihatnya atau
yang diketahuinya menurut sudut pandang dirinya sendiri.
Dalam bacaan pertama hari ini; Daud
bersikap terlalu percaya diri dan yakin mampu bertindak berdasarkan hikmat
dirinya tanpa memerlukan hikmat dari Allah sehingga akibatnya ia berdosa.
2 Samuel 24:10
Berdebar-debarlah hati Daud, setelah
ia menghitung rakyat, lalu berkatalah Daud kepada Tuhan: "Aku telah sangat
berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, Tuhan, jauhkanlah kiranya
kesalahan hambaMu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh."
Mengapa Daud berdosa melakukan cacah
jiwa atau sensus terhadap orang Israel dan orang Yehuda?
Bukankah Tuhan pernah menyuruh Musa
menghitung jumlah orang Israel tetapi tidak termasuk berdosa?
Keluaran 30:11-12
Tuhan berfirman kepada Musa: "Apabila
engkau menghitung jumlah orang Israel pada waktu mereka didaftarkan,
maka haruslah mereka masing-masing mempersembahkan kepada Tuhan uang
pendamaian karena nyawanya, pada waktu orang mendaftarkan mereka,
supaya jangan ada tulah di antara mereka pada waktu pendaftarannya
itu."
Kita mesti menelusuri latar belakang
Daud melakukan sensus padahal Yoab sudah mengingatkan Daud agar tidak perlu
sensus sebab itu haknya Tuhan.
Dari hasil sensus yang dilakukan Yoab
maka kita bisa mengetahui tujuan Daud melakukan sensus adalah untuk mengetahui
berapa banyak jumlah orang Israel dan orang Yehuda yang menjadi prajurit
(=memegang pedang).
2 Samuel 24:9
Lalu Yoab memberitahukan kepada raja
hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu orang
perangnya yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus
ribu.
Artinya Daud hendak memastikan jumlah
prajurit yang bisa dikerahkannya untuk berperang padahal biasanya Daud
bersandar pada Tuhan ketika hendak berperang dengan negeri lain.
1 Samuel 30:8
Kemudian bertanyalah Daud kepada Tuhan,
katanya:
"Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?"
Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan
dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan."
Kesombongan Daud mau mengandalkan
prajurit-prajuritnya atas bujukan Iblis dan membuat Tuhan murka (2 Samuel
24:1).
1 Tawarikh 21:1
Iblis bangkit melawan
orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.
2 Samuel 24:1
Bangkitlah pula murka Tuhan
terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firmanNya: "Pergilah,
hitunglah orang Israel dan orang Yehuda."
Sepertinya ada perbedaan signifikan
tentang siapa yang menyuruh Daud melakukan sensus orang Israel dan orang
Yehuda.
Tuhan murka karena Daud menuruti
bujukan Iblis untuk melakukan sensus dan tidak mungkin Tuhan sendiri yang
menyuruh Daud melakukan sensus.
Kitab 2 Samuel 24:1 mengatakan Tuhan
menghasut Daud melakukan sensus berarti Tuhan ijinkan Daud yang telah terbujuk
oleh Iblis (1Tawarik 21:1); seperti halnya Tuhan ijinkan Iblis mencobai
Ayub (baca Ayub 1:8-12).
Jelaslah,
Orang yang mengandalkan pengertian
sendiri gampang sekali menilai orang lain, bahkan menghakimi orang lain menurut
pemikiran dan pandangannya.
Selalu saja orang lain itu salah dan
pendapat dirinya yang benar.
Ia ngotot mempertahankan apa yang
menurutnya adalah suatu kebenaran.
Orang-orang Nazaret menghakimi Yesus,
bagaimana mungkin Yesus memiliki kuasa mengadakan mukjizat dan penuh hikmat
Allah sebab mana mungkin anak seorang tukang kayu sehebat itu.
Tidak heran mereka menolak Yesus dan
tidak percaya kepada Yesus sehingga mukjizat tidak terjadi.
Orang yang mengandal pengertian sendiri
menutup hati dan pikirannya untuk percaya kepada hal-hal diluar nalarnya dan
sulit mengalami mukjizat.
Ingatlah!
Seseorang bisa berubah setiap
saat.
Ada yang berubah dari baik menjadi
jahat sebaliknya dari jahat berubah jadi baik.
Salahsatu faktor dominan perubahan diri
seseorang dipengaruhi oleh pikirannya yang terpatri prinsip dan pandangan hidup
di dalam dirinya.
Iblis paling tahu kelemahan manusia
sehingga diobok-obok pikiran manusia agar mempengaruhi hati dan imannya.
Itu sebabnya Paulus menasehati
bahwa:
2 Korintus 10:5
Kami mematahkan setiap siasat orang dan
merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang
pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada
Kristus.
Oleh sebab itu waspadalah menjaga
pikiran kita agar tidak mudah menerima dan mempercayai sesuatu yang bukan
berasal dari Kebenaran Firman Tuhan.
Daud beranggapan pendapatnya yang
mengandalkan kekuatan prajuritnya lebih berguna daripada mengandalkan Allah
karena Iblis telah mempengaruhi pikirannya sehingga akibatnya terkena hukuman
Allah dimana ia disuruh memilih dari ketiga bencana yang akan menimpa dirinya
dan orang-orang Israel.
(baca 2 Samuel 24:10-17).
Semoga kita memetik pelajaran penting
atas kesalahan orang-orang Nazaret yang menolak Yesus dan dari kesalahan Daud
yang mengandalkan prajurit daripada Allah sehingga melakukan sensus.
Dengan demikian kita terhindar tidak
melakukan hal serupa di dalam kehidupan yang kita jalani sekarang ini.
Salam Kasih,
Surya Darma