RABU, 17 JANUARI 2018
1 SAMUEL 17:32-33,37,40-51
MAZMUR 144:1-2,9-10
MARKUS 3:1-6
Markus 3:1-2
Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati
sebelah tangannya. Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia
menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.
Sifat culas orang-orang Farisi terhadap Yesus sungguh
menyebalkan karena mereka terus-menerus mengamati dan mencari-cari kesalahan
Yesus, bahkan bersekongkol mau membunuh Yesus.
Yesus malah sengaja melanggar hari Sabat dengan menyembuhkan
seorang yang mati sebelah tangannya.
Menyaksikan hal ini Yesus masgul dan marah. Demikian pula bila
kita bertindak seperti orang Farisi akan mendukakan hati Tuhan karena kedegilan
kita.
Perseteruan orang Farisi dengan Yesus tentang penerapan
ketentuan hari Sabat.
Kita mesti tahu tentang hari Sabat yang menjadi hari kudus orang
Yahudi yang harus ditaati dan akan dihukum mati bila melanggarnya (Keluaran
31:14).
Keluaran 20:8-11
Ingatlah dan
kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya
engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh
adalah hari Sabat Tuhann, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau
hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang
di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit
dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah
sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Mengapa Yesus sepertinya sengaja melanggar ketentuan hari Sabat
dan beberapa peraturan hukum Taurat termasuk beberapa tradisi yang sangat
dijunjung tinggi orang-orang Yahudi?
Jawabannya sederhana saja yaitu :
Yesus datang untuk menyempurnakan hukum Taurat agar manusia
bersandar pada perintah, ketetapan, peraturan, dan kehendak Allah. (baca Matius
5:17-20).
Tentu saja ada bagian penafsiran hukum Taurat yang dikoreksi
karena ada yang tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Tetapi orang-orang Farisi sombong dan merasa paling hebat dan
kompeten hukum Taurat dan mereka menolak dikoreksi Yesus. Mereka menuduh Yesus
menghujat Allah padahal sesungguhnya mereka tahu Yesus adalah Mesias yang
dijanjikan Allah dari tanda-tanda kuasa mukjizat pada diri Yesus.
Dan Semakin nyata menunjukkan Yesus adalah Mesias saat IA
bangkit sehingga Mahkamah Agama merekayasa untuk menutupi realita Yesus tidak
ada di dalam kubur dijaga serdadu Romawi. (Matius 28:11-15).
Pemahamam mereka tentang hari Sabat sangat dangkal dan tidak
membedakan mana yang lebih penting didahulukan daripada bersikap kaku pada
peraturan.
Markus 3:4
Kemudian kataNya kepada mereka: "Manakah yang
diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan
nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam
saja.
Bagaimana dengan kita?
Seringkali seseorang yang bersikap kaku pada peraturan itu
sebetulnya hendak menonjokan identitas dirinya adalah seorang yang paling
mengerti peraturan dan terselip keinginan dipuji orang lain sebagai kebanggaan
dirinya.
Orang Farisi mau diakui identitas dirinya sebagai pembela
kebenaran hukum Taurat tentang ketentuan hari Sabat dan sekaligus mendudukkan
diri sebagai hakim yang menentukan siapa yang bersalah dan menjatuhkan hukuman
bagi orang yang melanggar.
Bukankah di jaman sekarang ini masih banyak yang merasa paling
benar dan merasa berhak menghakimi orang lain yang tidak bersikap dan bertindak
seperti dirinya padahal belum tentu benar tindakannya yang menganggap dirinya
taat peraturan.
Menolong orang bahkan menyembuhkan orang pada hari Sabat adalah
lebih penting dan berguna daripada bersikap kaku dengan dalih taat
peraturan.
Ada banyak hal peristiwa dalam hidup ini yang diperhadapkan pada
pilihan;
apakah mementingkan taat peraturan tetapi mengorbankan orang
lain karena hatinya tidak ada belas kasihan?
ataukah
Mengutamakan belas kasihan kepada orang lain meski terpaksa
melanggar peraturan?
Menurut Markus 3:4
Pengecualian melanggar peraturan bila menyangkut keselamatan
orang lain dan bukan untuk kepentingan sendiri.
Definisi keselamatan orang lain itu amat luas cakupannya sebab
menyangkut keselamatan tubuh, jiwa, dan roh.
Misalnya :
Orang kelaparan bila tidak segera diberi makanan maka tubuhnya
akan sakit dan bila tidak segera diobati maka ia akan mati atau sakitnya makin
parah.
Kita kudu mesti bijaksana menerapkan peraturan dan terlebih
hal-hal rohani.
Kita mesti mendalami sungguh-sungguh seraya memohon bimbingan
Roh Kudus untuk memahami kebenaran Firman Tuhan supaya pada saat melaksanakan
Firman Tuhan tersebut sesuai dengan kehendak Tuhan.
Suatu pelajaran bagi kita umat kristiani bahwa mempelajari
Firman Tuhan tertulis di kitabsuci, hendaknya secara menyeluruh dan bukan
sebagian supaya menemukan kebenaran Allah yang sesungguhnya.
Orang Farisi terjebak pada kebenaran diri sendiri ketika
menerapkan ketentuan hari Sabat dan hukum Taurat lainnya.
Apalagi didorong oleh sikap iri hati pada Yesus maka lengkap
sudah tindakan mereka jauh dari kebenaran hukum Taurat di dalam kitab
Taurat.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com