Senin, 10 September 2018
1 KORINTUS 5:1-8
MAZMUR 5:5-7,12
LUKAS 6:6-11
Lukas 6:9
Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu:
Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat,
menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"
Bacaan Injil hari ini masih berkutat di seputar
masalah orang farisi dan para ahli taurat yang terus menerus mencari gara-gara
hendak mempersulit Yesus.
Kali ini mereka mengamati apakah Yesus menyembuhkan seorang yang
mati tangan kanannya di hari sabat.
Lukas 6:6-7
Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu
mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan
orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.
Yesus tahu dirinya sedang diamati oleh ahli taurat dan orang
farisi dan Yesus juga tahu hari itu adalah hari sabat dimana dilarang tidak
boleh melakukan kegiatan atau pekerjaan apapun juga.
Suatu dilema/masalah terjadi antara mentaati peraturan ataukah
melakukan perbuatan baik menolong orang lain?
Peraturan dibuat agar sesuatu teratur dan ada patokan atau ada
standardnya.
Peraturan dapat dirubah sesuai kajian pada saat
implementasi/pelaksanaan.
Hari sabat termasuk salah satu dari sepuluh perintah
Allah.
Keluaran 20:8-11
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya
engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari
ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan,
atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing
yang di tempat kediamanmu.Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit
dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah
sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Peraturan/perintah Allah adalah pasti baik adanya dan tidak
dapat dirubah, artinya peraturan hari sabat tidak dapat dirubah !!!
Ulangan 12:32
Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan dengan
setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.
Wahyu 22:18-19
Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar
perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan
sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya
malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini. Dan jikalau seorang
mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah
akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang
tertulis di dalam kitab ini."
Ahli taurat dan orang farisi menambahi peraturan hari sabat
hingga dibuatlah peraturan tambahan. Berani amat ya !!!
Nah, hal inilah yang dikecam Yesus.
Yesus terlihat konfrontasi dengan orang farisi dan ahli taurat,
dengan sengaja melanggar ketentuan hari sabat yang ditambahkan didalam hukum
taurat.
Di kesempatan lain, Yesus mengatakan:
Matius 23:23
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai
kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan
jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu
abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus
dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Jadi sangat jelas, mengapa Yesus tetap menyembuhkan orang yang
mati tangan kanannya di hari sabat.
Lukas 6:8-10
Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang
mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka
bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku
bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat,
berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau
membinasakannya?" Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka
semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!"
Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya.
Bukan berarti kita boleh sembarangan melanggar peraturan
Allah?
dengan alasan Yesus juga melanggar peraturan hari sabat yang
tidak boleh melakukan kegiataan/bekerja, dengan melakukan penyembuhan orang
sakit.
Essensi dan makna terdalam dari segala
peraturan/ketentuan/perintah Allah itu adalah untuk kebaikan manusia agar
mengalami Kasih dan hidup dalam sukacita dan damai sejahtera Ilahi.
Demi perbuatan menolong orang lain, boleh saja melanggar
ketentuan hukum taurat....
Orang farisi dan ahli taurat bersikukuh memegang peraturan hukum
taurat tanpa mau tahu makna terdalam dari hukum taurat itu adalah :
* keadilan
* belas kasihan
* kesetiaan
Yesus mencoba memberikan contoh yaitu Daud terpaksa makan roti
kudus agar tetap bisa hidup (baca 1 Samuel 21:1-6).
Lukas 6:3-4
Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang
dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia
masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan
memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan
kecuali oleh imam-imam?"
Orang farisi dan ahli taurat tetap tidak mau mengerti ... malah
marah kepada Yesus dan biasalah berencana mau menangkap dan membunuh Yesus dan
terbukti di kemudian hari mereka dapat menyalibkan Yesus.
Lukas 6:11
Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang
akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Di jaman sekarang masih banyak bisa dijumpai model orang farisi
dan model ahli taurat, di bidang kerohanian yang meributkan dan bersikukuh
harus sesuai peraturan dan tidak mau mengerti penjelasan mengapa sampai
terpaksa melanggar peraturan?
Pokok e, kagak sesuai peraturan....
kagak mau nurut kemauan pimpinan ...
yo wess, pasti dicekal !!! blacklist ....
Tetapi ada juga yang ngeyel,
sengaja melanggar peraturan ...
sengaja keras kepala meski sudah tahu peraturan yang sengaja
dilanggar ...
Orang farisi dan ahli taurat belagak suci dan taat pada hukum
taurat padahal mereka sengaja melanggar diam-diam supaya masyarakat Yahudi
tidak tahu.
Tetapi Yesus tahu kemunafikan mereka:
Lukas 13:15
Tetapi Tuhan menjawab dia, kataNya: "Hai orang-orang
munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya
pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman?
Yach seperti itulah kebiasaan jelek dari pembuat peraturan sebab
dia sendiri melanggar peraturan tetapi belagak suci dan menekan orang lain
harus taat pada peraturan yang ditetapkan olehnya.
JADI
Peraturan memang harus ditaati tetapi hendaknya dilihat case by
case atau dilihat dulu permasalahannya bila terjadi pelanggaran, artinya:
Peraturan jangan sampai kaku tidak boleh ada pengecualian tanpa
melihat penyebabnya namun peraturan juga jangan sampai terlalu flexsibel
sehingga mendorong orang sengaja melanggar.
Jika terbukti sengaja melanggar peraturan maka ada hukumannya
namun jangan sampai dicekal/di blacklist tanpa ditanya dulu si pelanggar
peraturan, lalu langsung saja dihukum.
Prinsip keadilan harus ditegakkan juga dan tidak
bisa arogansi langsung vonis, kalo begitu... sama dong dengan
perilaku orang farisi dan ahli taurat yang dikecam oleh Yesus karena mereka
menghakimi orang lain menurut pemikiran mereka.
Jangan ĺupa, harus ingat bahwa prinsip keadilan, belas
kasihan, kesetiaan menjadi pedoman dasar bagi kita.
Berbuat kebaikankah atau peraturankah
yang harus kita lakukan?
Salam Kasih,
Surya Darma
1 komentar:
Terimakasih untuk selalu post renungan sangat membantu saya untuk saat teduh dan memahami kitab suci, tetap semangat, Tuhan Yesus memberkati😊
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com