Selasa, 22 Mei 2018
YAKOBUS 4:1-10
MAZMUR 55:7-11,23
MARKUS 9:30-37
Yakobus 4:1
Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di
antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling
berjuang di dalam tubuhmu?
Hawa nafsu adalah penghalang utama yang menghambat kita untuk
hidup dalam kekudusan seperti dikehendaki Tuhan.
Hawa nafsu bukan hanya urusan sex saja tetapi di segala bidang
kehidupan, seperti misalnya di bidang keuangan; ketamakan dan sombong adalah
bentuk hawa nafsu.
Kita manusia diberi nafsu oleh Tuhan sebab tanpa nafsu, hidup
kita tidak ada gairah atau semangat hidup.
Nafsu makan membuat kita merasakan nikmat; bukan saja tubuh
jasmani kita kenyang tetapi jiwa kita yakni perasaan kita juga senang dan
gembira.
Namun satu hal yang harus diingat yaitu kita memperoleh
makanan-minuman dari hasil jerih payah yang Tuhan perkenankan dan bukan hasil
jerih payah perbuatan kejahatan (=mencuri/korupsi, merampok)
Pengkhotbah 2:24-25
Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum
dan bersenang-senang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa inipun dari
tangan Allah. Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar
Dia?
Nafsu harus kita kendalikan sebab jika tidak, nafsu membesar
menjadi hawa nafsu yang akan menguasai seluruh keinginan tubuh jasmani dan jiwa
kita sehingga akibatnya roh kita menjadi kerdil karena tidak kuasa
melawan hawa nafsu.
Dalam Yakobus 4:1 diatas dikatakan penyebab sengketa dan
pertengkaran adalah hawa nafsu.
Dalam bacaan Injil hari ini, para murid Yesus bertengkar
mengenai siapa yang terbesar diantara mereka dan hal ini menunjukkan mereka
tidak mampu mengendalikan nafsu akan kekuasaan, nafsu meninggikan diri karena
mereka menginginkan kedudukan/jabatan.
Markus 9:34
Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka
mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka.
Dalam suatu pelayanan rohani memang bisa terjadi hal demikian
karena selalu saja ada diantara anggota komunitas yang motivasinya untuk
kepentingan diri sendiri; mencari popularitas, berambisi menduduki jabatan
tertentu, motivasinya mencari uang buat nafkah hidup, dsbnya.
Nafsu berlebihan ini tidak terbendung sehingga dengan segala
cara berupaya berhasil mendapatkan yang diinginkan.
Tidak heran bila terdengar dan terlihat terjadi pertengkaran di
bidang rohani di komunitas rohani, bahkan di lingkungan paroki, di gereja
sekalipun.
Paulus mengingatkan bahwa seorang hamba Tuhan hendaknya
memikirkan hal hal rohani dan bukan hal-hal duniawi.
1) seorang hamba Tuhan, tidak boleh bertengkar.
2 Timotius 2:23-24
Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak
layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus
ramah terhadap semua orang.
2) Pikirkanlah hal rohani
Filipi 3:19b
Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib
mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.
Mencari uang itu bukan di bidang rohani, bukan di pelayanan dan
komunitas rohani, apalagi di gereja, sangat jelas bukanlah tempat mencari
uang.
Mencari nama, mengejar popularitas itu diluar sana, bukan di
pelayanan dan di komunitas rohani, bukan di gereja.
Yesus mengatakan bahwa :
Markus 9:35
Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. KataNya kepada
mereka: "Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi
yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya."
Selanjutnya,
Hal berikutnya dalam bacaan pertama hari ini menyoroti tentang
:
Persahabatan dengan dunia
Yakobus 4:4
Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu,
bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa
hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Apa maksudnya sahabat dunia?
Kita teringat perkataan sahabat ketika Yesus mengatakan
memberikan nyawa bagi sahabat karena mengasihinya.
Yohanes 15:13-14
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang
memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabatKu, jikalau
kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.
Menjadi sahabat dunia berarti mengasihi dunia ini dengan
memberikan nyawa kepada dunia yang menjadi sahabatnya.
Terbukti, banyak orang rela mati demi dunia karena dirinya lebih
bersahabat dengan dunia daripada bersahabat dengan Tuhan atau dengan Yesus bagi
umat kristiani.
Coba anda hitung, banyakan sahabat dari duniawi ataukah sahabat
dari rohani?
Ini sih bukan menjadi satu-satunya tolok ukur untuk menilai
kerohanian anda namun bisa menjadi indikasi bahwa anda lebih fokus pada urusan
dunia daripada urusan rohani dalam keseharian hidup.
Memang tidak menjamin bahwa sahabat dari rohani lebih baik dari
sahabat dunia tetapi paling tidak kita seharusnya lebih fokus pada hal-hal
rohani meskipun kita berada di lingkungan dunia.
Contoh :
Saat kita di dunia marketplace, kita bisa menerapkan prinsip
kebenaran Tuhan dan bersikap sebagai seorang kristiani ketika berbisnis dan
berrelasi dengan kolega atau rekan kerja.
Jauhi bahkan tolak segala entertainment yang mengumbar hawa
nafsu.
Apakah anda yang memberikan service maupun anda yang menerima
service entertaiment?
Dunia itu fokus pada uang, sex, kuasa, serta kenikmatan tubuh
dan jiwa.
Kesemua itu melahirkan hawa nafsu.
uang = hawa nafsu serakah/tamak
sex = hawa nafsu percabulan
kuasa = hawa nafsu kesombongan
Kenikmatan tubuh jiwa memuaskan keinginan hawa nafsu
kedagingan.
1 Yohanes 2:16
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan
keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan
dari dunia.
Kesemuanya itu akan lenyap sebab tubuh dan jiwa akan hancur pada
saat kita pergi meninggalkan dunia ini dan hanya roh kita yang bisa dibawa
keluar dari dunia ini.
Jadi apa gunanya mengikat persahabatan dengan dunia bila pada
akhirnya lenyap tak berbekas,...
sungguh alangkah bodohnya !!!
1 Yohanes 2:17
Dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang
melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Campakkanlah hawa nafsu !!!
Tinggalkan persahabatan dengan dunia ini !!!
Semua dari dunia itu sudah dikuasai oleh Iblis yang berkedok
bermuka seribu. Mengapa mau dibodohi oleh Iblis?
Sangkamu engkau tertawa senang dan bersukacita menikmati dunia
ini padahal seharusnya engkau menyadari bahwa kemalanganmu akan tiba
saatnya.
Yakobus 4:9
Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah
tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
Mengapa tidak mau mendekat dengan Tuhan padahal sangat pasti
beroleh keselamatan dan kehidupan kekal?
Yakobus 4:8
Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.
Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! Dan sucikanlah hatimu, hai
kamu yang mendua hati!
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com