YESAYA 50:4-9a
MAZMUR 69:8-10,21-22,31,33-34
MATIUS 26:14-25
Bacaan Injil Matius hari ini, Yudas Iskariot
mengkhianati Yesus, sama seperti bacaan kemarin selasa 16 Maret 2019 yang
mengisahkan penyangkalan Yudas Iskariot dan Petrus.
Hari ini kita tidak mengulang membahas mengenai Yudas tetapi ada
baiknya kita merenungkan diri kita sendiri, dalam hubungan pribadi kepada Yesus
Kristus.
Setiap tahun gereja mengajak umatnya bertobat dan kembali ke
pangkuan Yesus, dengan cara hidup menurut teladan Yesus yang sarat dengan
perbuatan kasih dan tidak melakukan perbuatan dosa atau hidup benar sesuai
kehendak Allah.
Bukan ibadahnya atau mengenang peristiwa sakral bersejarah yang
menjadi fokus perhatian kita .... tetapi yang lebih memprihatinkan dari tahun
ke tahun, umat Katolik berbondong-bondong menghadiri sepekan ibadah paskah
dan bisa kita saksikan gereja penuh sesak,
Namun setelah minggu paskah berlalu, umat Katolik menyebar entah kemana sehingga gereja tidak lagi
penuh sesak sebab umatnya pada sibuk urusan duniawi dan kembali menomor-duakan
pergi beribadah ke gereja.
Perlu dipertanyakan, dimana pemahaman Paskah dan Karya
Penyelamatan Yesus membekas dan menjadi rhema bagi umat Katolik (Kristen juga),
kemana empati dan simpati kepada pengorbanan Yesus yang diperlihatkan selama
sepekan paskah ini.
Mohon maaf, tak bermaksud menghakimi tetapi ini fakta
bahwa kita manusia ini "pandai bersandiwara" atau
istilahnya "banyak kedok" di dalam diri kita.
Padahal kita tahu bahwa tidak ada sesuatu tersembunyi di hadapan
Allah; apa saja yang kita sembunyikan di dalam hati dan di pikiran
kita, pasti Allah mengetahuinya.
Hidup kita di planet bumi ini sangat singkat, apalagi bila usia
kita sudah senja, sudah lebih dari 50 tahun sudah waktunya kita berbenah dan
mempersiapkan diri kita sebelum dipanggil pulang Allah ...
Ingatlah, bagaimana Yesus sudah mengorbankan diri untuk kita dan
jangan dicuekin, anggap sepele ... mosok setiap sepekan paskah, rajin ke gereja
dan rajin puasa dan hidup rohani diperbaiki, lalu kemana 11 bulan berikutnya,
sikap hidup kita semaunya saja dan mengacuhkan gereja dan terbenam dalam
keduniawian dan rohani kita suam-suam kuku.
Wahyu 3:15-16
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas
alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau
panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
Bila diri sendiri sudah merasa tenang dan damai sejahtera, coba
miliki kepedulian terhadap sesama kita; sikap acuh tak acuh, emangnya gue
pikirin ... yach mbok dihilangkan
itu sebabnya wahyu 3:15-16 berkata :
tidak panas tidak dingin, itu artinya masa
bodoh dengan orang lain dimana iman kita statis, tidak bertumbuh, bahkan
cenderung lemah imannya.
Setiap paskah, pasti kita terharu karena di-ingatkan kembali
bagaimana Yesus disiksa dan mati di kayu Salib ...
Inilah derita Yesus yang seharusnya tidak boleh kita lupakan
supaya kita sadar diri kita ini ditebus oleh Darah Yesus.
Jangan sampai kita menjadi Yudas ... Yudas ... Yudas
Iskariot dalam bentuk dan penampilan berbeda namun intinya tetap saja
mengkhianati Yesus . . .
kalau Yudas Iskariot demi 30 uang perak, tega-teganya
"menjual Yesus", bagaimana dengan cara kita "menjual
Yesus"?
menurut saya,
Pertama
Jika kita hidup semau gue dan tidak mau hidup di dalam Yesus
berarti kita mengkhianati Yesus
Kedua
Jkai kita hidup tidak jujur dan mabok di dalam hidup keduniawian
berarti kita telah "menjual Yesus" demi kenikmatan hidup kita
Ketiga
Jika kita hidup untuk diri sendiri dan tidak peduli kepada
sesama berarti kita tidak menghargai perbuatan Kasih Yesus
Sedikitnya ke 3 hal tersebut masih banyak diantara kita
melakukan berulangkali, lalu bertobat dan laukan lagi, istilahnya tomat = tobat
kumat.
Sepekan paskah bertobat, setelahnya kumat lagi maunya
dewek,
yach, siap-siap saja MATI konyol seperti Yudas Iskariot menyesal
tetapi tidak mau berubah dan memilih "bunuh diri" di dalam pembenaran
diri sendiri.
Sebaliknya, kita cepat sadar dan kembali ke Yesus
memperbaiki kelakuan dan banyak berbuat kebaikan yang dilandasi sifat rendah
hati, ketulusan hati, dan murah hati yang penus welas-asih, kasih yang
sesungguhnya.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com