KELUARAN 32:7-14
MAZMUR 106:19-23
YOHANES 5:31-47
Yohanes 5:43-44.
Aku datang dalam nama BapaKu dan kamu tidak menerima Aku;
jikalau orang lain datang atas namanya sendiri, kamu akan menerima dia.
Bagaimanakah kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang dari yang
lain dan yang tidak mencari hormat yang datang dari Allah yang Esa?
Tidak setiap orang percaya kepada Yesus meskipun telah mendengar
tentang Dia dan telah menyaksikan mukjizat dariNya.
Begitu sulitkah membuka hati untuk mempercayai Yesus adalah
Tuhan dan Penyelamat umat manusia?
Orang-orang Yahudi semasa Yesus berkarya di dunia ini telah
berjumpa dengan Yesus secara langsung dan telah mendengar pengajaranNya,
terlebih telah menyaksikan secara live mukjizat yang dilakukan Yesus.
Namun hanya sedikit yang langsung percaya kepada Yesus adalah
Tuhan dan Mesias sebab hati dan pikiran mereka tertutup tidak mampu melihat
keIlahian Yesus dan hanya melihat Yesus sebagai manusia biasa, anak tukang
kayu.
Jaman sekarang ini tidak dapat melihat Yesus secara langsung
tetapi kita bisa berjumpa di dalam HadiratNya; saat roh kita ber-relasi dengan
RohNya ketika kita bersaat teduh bersamaNya.
Meski kita tak dapat lagi muka bertemu muka dengan Yesus sebagai
manusia tetapi seharusnya kita tetap percaya kepadaNya sampai mati karena iman
percaya kita bahwa Yesus adalah Tuhan dan Penyelamat kita.
Iman katolik mempercayai Yesus adalah sungguh manusia dan
sungguh Tuhan yang tetap kita pegang teguh di dalam segala situasi dan kondisi
hidup kita.
Semoga kita umat Katolik tidak luntur imannya oleh karena
tekanan hidup di dunia ini atau oleh kemilau dunia ini.
Percaya dan mempercayai Yesus seperti pinang dibelah dua atau
serupa tapi tidak persis sama arti dan maknanya.
Yohanes 5:37-38
Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu
tidak pernah mendengar suaraNya, rupaNyapun tidak pernah kamu lihat, dan firmanNya
tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya
kepada Dia yang diutusNya.
Orang bisa mau menerima Yesus untuk dibaptis menjadi umat
Katolik/Kristen tetapi belum tentu mau mempercayakan seluruh kehidupannya
kepada Yesus.
Ini fakta aktual yang terjadi di kalangan umat kristiani; secara
de jure adalah percaya kepada Yesus tetapi secara de facto, belum sepenuhnya
menyerahkan seluruh hidupnya dipimpin oleh Yesus.
Intelektual dan kekayaan duniawi menjadi penyebab utama seorang
beriman kristiani enggan menempatkan Yesus sebagai nahkoda yang memimpin
bahtera kehidupannya di dunia ini.
Itu sebabnya Yesus telah mengingatkan kita pada hari ini di
dalam InjilNya :
Yohanes 5:39-40
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa
olehNya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu
memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepadaKu untuk
memperoleh hidup itu.
Coba kita renungkan sejenak sembari memgevaluasi diri agar
menemukan jawaban untuk menilai sampai sejauh mana kita menyerahkan
kendali hidup kita kepada Yesus.
Betulkah Yesus menjadi fokus dan prioritas utama di hidup
kita?
jangan-jangan posisi Yesus di nomor urut kedua, ketiga, atau no
urut 8 yang mengendalikan hidup kita sehari-hari.
Apakah kita mengundang Yesus sebagai tamu terhormat yang kita
terima di ruang VVIP tetapi tidak boleh memasuki ruang tidur atau ruang pribadi
kita lainnya?
Dan menganggap sudah menghargai dan menghormati Yesus sebagai
Tuhan dan kita mengharapkan balasan Berkat dariNya atau bahkan menuntut upah
atas sikap dan perbuatan kita sudah berjasa kepadaNya.
Padahal Yesus menghendaki kita mau menyerahkan seluruh hidup
kita ke dalam genggaman tanganNya !!!
Mazmur 37:5
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan
Ia akan bertindak....
Anda masih ingat kisah seorang muda yang kaya yang mengklaim
dirinya sudah melakukan semua 10 perintah Allah, lalu bertanya kepada Yesus
tentang gimana caranya agar ia memperoleh hidup kekal (baca
Matius 19:16-26).
Kita dengar jawaban Yesus :
Matius 19:21-22
Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna,
pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada
orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga,
kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu
mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Harta disini menunjukkan harta duniawi yang seringkali mengikat
hati dan hidup kita sehingga enggan melepaskannya agar mendapatkan harta
sorgawi.
Kecenderungan orang lebih menghargai harta duniawi daripada
harta sorgawi berarti juga lebih memilih hal-hal duniawi sebagai prioritas
utama daripada memilih Yesus di dalam hidupnya, benarkah demikian?
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com