Rabu,
12 Juni 2019
2
KORINTUS 3:4-11
MAZMUR
99:5-9
MATIUS
5:17-19
Matius
5:17
Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab
para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk
menggenapinya.
Bacaan
Injil Matius hari ini, Yesus mengatakan bahwa hukum taurat
tetap
berlaku dan tidak ditiadakan melainkan digenapi.
Sampai
sekarang, masih ada pendapat orang beriman yang berpandangan bahwa hukum kasih
menggantikan hukum taurat.
Perkataan
Yesus tentang hukum taurat ini menjawab pertanyaan orang bahwa hukum taurat
tetap berlaku sampai selamanya.
Matius
5:18
Aku
berkata kepadamu: sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini,
satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum
Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Sejak
jaman Yesus, permasalahan apakah hukum taurat ditiadakan atau tidak sudah ada
dan di jaman kita sekarang ini masih hangat diperbincangkan, hukum taurat tidak
relevan lagi dibahas dibandingkan hukum kasih melalui perbuatan Yesus yang
sarat dengan kasih dan belas kasih lebih menyentuh banyak orang.
Terkadang
ada yang berpandangan lebih baik menekuni kitab-kitab di Perjanjian Baru
daripada kitab-kitab di Perjanjian Lama.
Hukum
taurat sepertinya mewakili Perjanjian Lama, ketentuan dan peraturan yang
ditetapkan dalam hukum taurat sepertinya
mulai ditinggalkan padahal sesungguhnya saling berhubungan
dengan
kitab-kitab di Perjanjian Baru.
Satu
contoh menarik tentang peraturan / ketentuan hukum taurat terjadi perbedaan
penafsiran diantara kalangan katolik dengan kristen non katolik mengenai
persembahan persepuluhan; apakah wajib atau tidak wajib dilakukan umat?
Menurut
hukum taurat bahwa setiap orang menyisihkan sepersepuluh bagian dari
penghasilan ke 11 suku bangsa Israel kepada suku lewi yang mendapat tugas
sebagai imam untuk mengurusi rumah Tuhan atau sekarang disebut gereja.
Penafsiran
persepuluhan terutama di
kalangan Kristen non Katolik, yang mengatakan bahwa : wajib dilakukan sebab bagian sepersepuluh bagian itu adalah milik Tuhan.
Imamat
27:30
Segala
persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari
buah pohon-pohonan, adalah milik Tuhan; itulah persembahan kudus bagi
Tuhan.
Diluar
kitab Taurat dan ada di Perjanjian Lama, mengatakan demikian:
Maleakhi
3:10
Bawalah
seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan,
supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, Firman Tuhan
semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit
dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
Selanjutnya
di dalam perjanjian baru,
Ibrani
7:5
Mereka
dari anak-anak Lewi, yang menerima jabatan imam, mendapat tugas,
menurut hukum Taurat, untuk memungut persepuluhan dari umat Israel, yaitu
dari saudara-saudara mereka, sekalipun mereka ini juga adalah keturunan
Abraham.
Dari
kalangan Katolik mengatakan,
mosok
milik Tuhan cuman sepersepuluh bagian, padahal semua itu milik Tuhan dan jika
mau memberi tidak harus sepersepuluh bahkan bisa lebih dari itu sebab yang
terpenting adalah kerelaan hati memberi.
2
Korintus 9:7
Hendaklah
masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih
hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita.
Daripada
berdebat, lebih baik kita dengarkan perkataan Yesus, dari bacaan Injil Matius
hari ini,
Matius
5:19
Siapa
yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia
akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga;
tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah
hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan
Sorga.
Memberi
itu harus didasari oleh kemurahan hati, bukan karena dipaksa
sebab
dengan memberi, mencerminkan sikap hati seseorang.
Kenyataannya
memang tidak banyak orang yang memiliki kemurahan hati yang dilandasi oleh hati
yang penuh belas-kasih sebab mesti melawan keinginan kedagingannya.
Lagipula
ada proses yang harus dilewati hingga menjadi murah hati, bahkan ahli
taurat dan orang farisi yang terkenal sebagai golongan yang berkuasa yang
menetapkan banyak peraturan, termasuk sepersepuluhan ternyata belum sepenuhnya
memiliki kemurahan hati.
Matius
23:23
Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang
munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar
tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu
abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus
dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Ada
yang mengatakan bahwa hukum taurat sulit dilaksanakan sebab sangat berat
dan sepertinya mustahil dapat dilakukan maka dari itu lebih baik berpegang pada
hukum kasih.
Siapa
yang berani mengatakan bahwa hukum kasih lebih dapat dilakukan daripada hukum
taurat ?
Justru
hukum kasih lebih menuntut kesucian hati agar bisa melakukannya
sebab bicara mengenai kasih itu berarti hati kita sudah diubahkan menjadi hati yang penuh belas-kasih dan sudah menyerupai kasih Yesus.
sebab bicara mengenai kasih itu berarti hati kita sudah diubahkan menjadi hati yang penuh belas-kasih dan sudah menyerupai kasih Yesus.
Tanpa
kemurnian dan kesucian hati, maka tidak dapat berbuat kasih sesungguhnya dan
Tuhan berkenan.
Kita
tahu, sifat manusia cenderung mau menerima daripada memberi. hayo, kita tanya
pada diri kita masing-masing ... dari
penghasilan kita, seberapa banyak kita memberi dengan rela? sedangkan hukum
taurat mengatakan berilah sepersepuluh bagian penghasilan kita.
Pertanyaannya :
rela
engga memberi sepersepuluh bagian dari gajimu, dari omzet penjualanmu; dari
hasil netto setelah dipotong biaya saja sepertinya
masih "agak berat memberi"
Hal
ini hanya sebagian kecil dari hukum taurat yang populer diperdebatkan sedangkan
bagian terpenting dari hukum taurat seharusnya menjadi fokus perhatian utama
dilakukan.
Kita
tidak bisa mau menuruti hukum taurat (juga hukum kasih) sesuai yang
kita
mau lakukan untuk kepentingan diri sendiri. Itu sebabnya Yesus mengatakan dalam
Matius 23:23 alinea bawah : ...
yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
Sesungguhnya
kita menuruti dan mentaati Tuhan didasarkan ungkapan syukur kepada Tuhan
telah memelihara dan berkati hidup kita dengan KasihNya yang Mulia yakni Kasih
Agape.
Sudah
seharusnya, kita menyenangkan hati Tuhan dengan berbuat kebaikan kepada orang
lain dengan kasih juga.
Hendaknya
kita tidak terpaku, apakah ini hukum taurat atau bukan, yang penting kita
berbuat kasih karena kita memiliki kemurahan hati dan karena kita mau menyucikan
hati kita dari segala "kotoran duniawi" supaya hati kita bersih dan
perbuatan kita menyenangkan hati Tuhan
Kita
tidak membahas lebih dalam mengenai hukum taurat namun jika mau mempelajari
hukum taurat itu menarik sebab kita ditantang merenungkan dan memposisikan diri
kita pada situasi di jaman itu, bukan situasi di jaman kita sekarang ini.
banyak peraturan dan ketentuan di kitab imamat, terkadang sulit kita bayangkan
koq bisa yach seperti demikian ditetapkannya.
Tulisan-tulisan
dari Rasul Paulus tentang hukum taurat, terutama di kitab Roma (terutama pasal
7) dan kitab Galatia.
Jika
kita belum membaca dan memahami bacaan dari ke 5 kitab taurat maka sepertinya
pandangan bahwa hukum taurat sudah tidak berlaku setelah Kristus datang
membagikan Kasih Agape.
misalnya
:
Galatia
3:24-25
Hukum
taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang supaya kita
dibenarkan karena iman dan sekarang iman itu telah datang, karena
itu kita tidak berada lagi dibawah pengawasan penuntun (=taurat).
Dalam
bacaan Injil hari ini, kita diajak untuk mentaati segala ketetapan, peraturan,
perintah Allah, di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru segala sesuatu yang
tertulis di Alkitab, pasti ada maksud dan tujuannya untuk kebaikan.
Benarlah
apa yang dikatakan Yesus, hukum taurat tidak dapat ditiadakan atau diabaikan
sebab justru melalui hukum taurat maka disempurnakan oleh hukum
kasih.
Yesus
berkata pada ayat 17b:
Aku
datang bukan untuk meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya.
Semoga
kita umat kristiani menekuni Firman Tuhan tertulis di kitabsuci agar supaya
kita mempunyai pegangan atau pedoman untuk menjalani hidup ini yang sesuai
dengam kehendak Tuhan.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com