Senin, 17 Juni 2019
2 KORINTUS 6:1-10
MAZMUR 98:1-4
MATIUS 5:38-42
Matius 5:39
Aku berkata kepadamu: janganlah kamu melawan orang yang
berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi
kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Bacaan Injil Matius hari ini tentang salah satu ajaran hukum
taurat yaitu mata ganti mata, gigi ganti gigi (Imamat 24:20).
Yesus mengajarkan tidak membalas kejahatan; jika ditampar pipi
kananmu maka berikan juga pipi kiri.
Kemudian Yesus mengatakan hendaknya kita mengalah dengan
memberikan yang diminta orang lain untuk kita lakukan.
Matius 5:40-42
Kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena
mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu dan siapapun
yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah
bersama dia sejauh dua mil. Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan
janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.
Sepertinya ajaran Yesus ini terlalu sulit dan menurut pandangan
manusia, hal ini hampir dapat dikatakan sangat berat untuk dilakukan.
Ada sih yang berhasil tetapi sedikit sekali, misalnya :
di abad ke 21 ini yang menonjol sekali adalah Bunda Teresa
sedangkan abad-abad pertengahan lalu para martir dan orang-orang kudus.
Mengalah kepada orang yang menampar pipi (=musuh) amat sangat
sulit, siapa yang berani mengatakan itu mudah dilakukan?
Bisa memaafkan dan tidak membalas orang yang menyakiti kita
membutuhkan waktu panjang apalagi mengasihi orang yang berbuat jahat
kepadamu
Inilah bagian dari penyangkalan diri yang harus dilakukan,
bahkan sampai dianiaya hingga mati yang merupakan salib yang harus kita
pikul.
Ada yang bilang begini:
Umat kristiani mengalami penindasan dan aniaya akan membakar
semangatnya bergelora dan imannya dibangkitkan.
Jika tidak maka terlalu asyik berada dalam comfort zone dan
melupakan tugas perutusan yang diperintahkan Yesus untuk dilakukan.
Jika keadaannya aman-aman saja, tidak banyak kesulitan untuk
beribadah, setiap minggu, jam berapa saja bebas memilih ikut misa, terkadang
sekalian sebelum pergi pesta/jalan-jalan/acara keluarga atau setelah pulang
dari jalan-jalan/pesta /acara keluarga.
Maka tidak tertarik untuk terlibat dalam pelayanan kasih kepada
sesama sebab mereka pikir ini bukan tanggungjawabnya, ini tanggung-jawab pastor
atau kaum rohaniwan dan mereka lebih sibuk mikirin keluarga sendiri.
Sejak jaman dahulu, keadaan di zona kenyamanan membuat orang
lebih mencintai diri sendiri dan kurang/tidak peduli dengan orang lain.
Kita bisa baca di kitab Wahyu, menuliskan tentang keadaan tujuh
(7) jemaat di Asia kecil yang mengalami penindasan dan aniaya (Wahyu pasal
2-3), seperti yang dialami oleh jemaat di Smirna.
Wahyu 2:10
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau
derita! sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari
antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan
beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai
mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus mengatakan
bahwa jangan menyia-yiakan kasih karunia Allah yang telah diterima,
dengan tidak berbuat sesuatu kepada sesama.
2 Korintus 6:1
Sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan
kamu, supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia
Allah, yang telah kamu terima.
Paulus mengungkapkan keadaan dirinya, bagaimana ia bergumul dan
harus mengalami berbagai penderitaan demi memberitakan Kristus kepada orang
lain supaya mereka diselamatkan, hal ini bisa kita baca mulai dari ayat 4 sd
ayat 10 dari 2 Korintus pasal 6.
Kita belum mengalami penindasan dan aniaya ketika melakukan
tugas pelayanan seperti yang dialami Paulus atau jemaat di Asia kecil, atau
pendahulu-pendahulu sebelum kita yang sampai dianiaya dan mati demi memberitakan
Injil dan melakukan tugas pelayanan.
Bacaan Injil hari ini, meminta kita untuk selalu bersedia
memberi kepada orang lain; memberi uang, pinjaman, pakaian, dan paling berat
ditampar pipi kanan,
belum seberat penindasan dan aniaya ketika kita melakukan
tugas-tugas
perutusan maupun tugas-tugas pelayanan.
Oleh sebab itu,
mari kita banyak berbuat kebaikan kepada sesama sebagai bagian
dari
kasih kepada Allah dan menyiapkan mental menghadapi
cercaan,
perlakuan tidak adil, mau berbagi untuk memberi pada orang yang membutuhkan.
Kepada orang lain yang berbuat jahat atau menyakiti diri kita
maka sikap kita memaafkan, mengalah, bahkan sampai mengasihi orang
tersebut.
Roma 12:19,21
Saudara-saudaraku kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut
pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis:
Pembalasan itu adalah hakKu. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman
Tuhan. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan
dengan kebaikan!
Semoga kita sadar dan mau menuruti serta melakukan ajaran Yesus
ini seraya memohon kekuatan dariNya supaya kita dimampukan untuk tidak membalas
orang yang menyakiti kita atau orang yang berbuat jahat kepada diri kita.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com