Selasa, 25 Juni 2019
KEJADIAN 13:2,5-18
MAZMUR 15:2-5
MATIUS 7:6,12-14
Bacaan Injil Matius hari ini mengenai perikop tentang hal yang
kudus dan hal berharga, juga tentang perikop jalan yang benar.
A. Jangan memberikan barang yang kudus, dengan sembarangan
Matius 7:6
Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing
dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya
jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak
kamu.
Kita tahu bahwa babi itu adalah hewan yang makanannya adalah
segala sayur-sayuran yang busuk dan menyenangi tempat kotor.
Sedangkan anjing adalah hewan yang menjilat makanan yang ia
makan dan anjing akan setia kepada orang yang memberi makanan kepadanya, tanpa
peduli: apakah orang tersebut orang baik atau jahat.
Memberikan barang yang kudus, bukan berarti barang atau benda
melainkan memberikan tubuh kita kepada hal-hal yang kedagingan yang menyeret ke
perbuatan dosa.
Roma 6:13
Janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada
dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu
kepada Allah sebagai orang-orang yang dahulu mati tetapi yang sekarang
hidup dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk
menjadi senjata-senjata kebenaran.
Tubuh kita ini seharusnya kudus dan melalui tubuh ini kita
persembahkan
kepada Tuhan untuk hal-hal kebenaran hidup.
1 Korintus 6:19-20
Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang
diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, —dan
bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? sebab kamu telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar: karena itu muliakanlah Allah dengan
tubuhmu!
Hendaknya di dalam mengarungi hidup ini, kita tidak bersikap
penjilat (=seperti anjing) dan tidak hidup dalam kebusukan dunia (=seperti
babi).
Melainkan kita hidup di dalam Tuhan dengan cara mempersembahkan
tubuh kita untuk melakukan perbuatan yang berkenan bagi Tuhan.
B. Berbuatlah kebaikan supaya kamu menerima kebaikan
Matius 7:12
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat
kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh
hukum Taurat dan kitab para nabi.
Sederhana yach,
jika kita mau orang lain memperhatikan diri kita
maka sebelumnya kita terlebih dahulu memperhatikan orang lain.
namun jangan sampai bersikap begini :
jika orang lain tidak berbuat baik kepada kita maka kita
juga tidak akan berbuat baik kepada orang lain.
ingat apa kata Yesus bahwa:
Matius 5:46--47
Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah
upahmu?
bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? apabila kamu
hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? bukankah orang yang tidak
mengenal Allahpun berbuat demikian?
Perbuatan baik kita yang dilandasi oleh kasih, maka kita
juga akan menerima kebaikan dari orang lain, biasanya bukan dari orang
yang kita tolong.
Memang terkadang ada pengecualian yaitu pada saat kita sedang
diuji oleh Tuhan supaya iman kita semakin kokoh dan menjadi kuat.
Adakalanya terkadang kita sudah berbuat baik tetapi yang kita
terima justru sebaliknya malah akibatnya kita difitnah, dilecehkan, dan
diperlakukan tidak adil.
Namun kita tidak perlu berkecil-hati sebab pada saat kita mau
menerima kenyataan demikian yang menyakitkan hati berarti Tuhan tahu dan jika
kita tetap setia maka ujian seperti ini akan segera berakhir.
Ibrani 12:6-7,11
Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang
yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan
kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh
ayahnya? Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak
mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan
buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya.
Seperti yang dialami Abraham, dimana ia sudah berbuat baik
kepada Lot keponakannya, eh malah Abraham terpaksa berikan tanah subur kepada
Lot, demi untuk menghindari perpecahan diantara mereka.
Allah tahu dan memberkati Abraham sedangkan Lot, mulanya
mendapatkan tanah subur namun ternyata menjadi tempat terkutuk yakni
Sodom-Gomora yang akhirnya dimusnahkan Allah.
(baca Kejadian pasal 13 dan pasal 19)
C. Masuklah melalui pintu sesak, jangan melalui pintu
lebar
Matius 7:13-14
Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah
pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan dan banyak orang
yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju
kepada kehidupan dan sedikit orang yang mendapatinya.
Hati-hati membacanya,
yang menuju kebinasaan itu adalah melalui pintu yang
lebar.
Banyak orang yang mau masuk melalui pintu lebar dan akibatnya
pintu lebar tersebut menjadi sesak sehingga sedikit orang yang mendapati
kehidupan.
Secara logika, tentu banyak orang memilih masuk melalui pintu
lebar dan sedikit sekali memilih masuk melalui pintu kecil dan sesak.
Begitu juga dalam hal iman,
banyak orang mau hidupnya diberkati Tuhan tetapi tidak mau
menuruti jalan kebenaran dan hidup yang ditunjukkan Yesus melalui
FirmanNya.
Yohanes 15:5
Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia,
ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa.
Bagi yang mengerti kebenaran Firman Tuhan memilih
untuk masuk melalui pintu yang sempit sebab tidak banyak orang melaluinya
sehingga dapat berjumpa dengan Yesus yang akan membawa menuju kedamaian
sejati.
Yohanes 10:9
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan
selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Untuk melalui pintu yang kecil, memang ada harga yang mesti
dibayar yaitu : menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti Yesus.
Matius 16:24
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: setiap orang yang mau
mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut
Aku.
Sedangkan melalui pintu yang lebar, tidak perlu penyangkalan
diri atau memanggul salib melainkan memperoleh kesenangan duniawi asalkan mau
tunduk menyembah kepada Iblis.
Matius 4:8-9
Iblis membawaNya ke atas gunung sangat tinggi dan
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya dan
berkata kepada-Nya: "semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau
sujud menyembah aku."
Pengikut atheis dan orang beriman tertentu, akan protes bila ia
dikatakan mengikuti Iblis sebab menurutnya : hasil yang diperolehnya adalah
berdasarkan kepintarannya, bukan menuruti petunjuk Iblis dan ia merasa Tuhan
tidak turut serta membantu dirinya.
Dan mereka tidak yakin bahwa Tuhan itu ada sebab jika Tuhan itu
ada berarti di dunia ini tidak akan ada kemiskinan dan kelaparan, tidak ada
bencana alam dan
semuanya pasti Tuhan segera menolong.
Ada orang beriman yang setuju pendapat dari orang atheis tersebut sebab ia sendiri juga merasa Tuhan hanya bekerjapada saat dunia dan alam semesta diciptakan dan setelah itu Tuhan berisitirahat.
Jadi segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah manusia
sendiri menentukan, apakah ia mau hidup senang atau hidup menderita.
Orang ini tentu memilih pintu yang lebar sebab dalam pikirannya
tentu melalui pintu ini lebih mudah untuk mencapai segala keinginannya sebab
melalui pintu kecil yang sesak itu ada syaratnya yaitu harus turut mengikuti
jalan salib seperti Yesus alami.
Kesimpulan
Semoga renungan hari ini menyadarkan kita tentang betapa penting
mengetahui jalan yang benar menurut Tuhan supaya sampai menuju ke rumah Bapa di
Sorga.
Dengan mengetahui jalan kebenaran Tuhan maka kita akan hati-hati
dan tidak semaunya saja menyerahkan kendali hidup kita kepada duniawi yang
seringkali menyesatkan jalan orang menuju kebinasaan.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com