Jumat,
21 Juni 2019
2
KORINTUS 11:18,21-30
MAZMUR
34:2-7
MATIUS
6:19-23
Matius
6:19-20
Janganlah
kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat
merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Bacaan
Injil Matius hari ini, Yesus mengajarkan tentang mengumpulkan
harta
di sorga lebih kekal daripada mengumpulkan harta di dunia sebab
di
dunia ada pencuri yang membongkar dan mencuri harta serta ada ngengat dan karat
(=menggerogoti) harta tersebut.
Kita
sudah tahu bahwa seseorang makin memiliki harta makin semangat melipat-gandakan
harta yang dimilikinya sebab setiap hari fokus hidupnya tertuju pada harta dan
tidak pernah puas terhadap harta yang sudah dimilikinya karena tanpa disadari
ia makin mencintai uang dan harta dunia.
Pengkotbah
5:9
Siapa
mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan
tidak akan puas dengan penghasilannya.
Matius
6:21
Karena
di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Biasanya
ketika memperoleh kesuksesan, kita bergembira dan merasakan hidup ini begitu
indahnya dan menyenangkan hati.
Kita
memanjatkan puji syukur kepada Tuhan, yang telah memberkati diri kita dan
keluarga kita.
Tidak
ada yang salah, kita sukses meraih banyak uang dan harta jika kita mau
memberkati orang lain, seperti Tuhan sudah memberkati kita.
Namun
sayangnya, masih ada yang tidak tahu dan tidak mengerti bahwa pada saat kita
memperoleh uang dari hasil jerih payah usaha kita, sesungguhnya ada bagian yang
mesti kita bagikan kepada sesama sebab memang demikian tujuan Tuhan memberkati
kita.
2
Korintus 9:10
Allah
yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang
akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan
buah-buah kebenaranmu
Namun
seringkali orang "lupa" karena asyik mengumpulkan harta sehingga
tanpa disadari muncul nafsu serakah dan tidak mau berbagi kepada sesama atau
orang lain yang membutuhkan.
Sekiranya
mau berbagi juga, sempoa-nya jalan, ia akan seleksi sedemikian rupa uang yang
akan disumbangkan, bila ada manfaat untuk menunjang kelancaran bisnisnya atau
kariernya.
Tidak
sedikit, ada yang congkak hati sebab merasa memperoleh harta karena kepintaran
dan kehebatan dirinya, dan mulai merasa tidak lagi membutuhkan Tuhan di dalam
menjalankan usahanya, atau bahkan
ia
merasa tidak ada sama sekali campur tangan Tuhan membantunya meraih kesuksesan
karier / bisnisnya dan ia lupa bahwa sesungguhnya:
Ulangan
8:17-18
Janganlah
kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat
aku memperoleh kekayaan ini tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan,
Allahmu, sebab Dialah yang memberikan
kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan.
Seharusnya,
hendaknya kita banyak berbuat kebaikan sebab dengan demikian memperbanyak harta
rohani kita dicatat dan disimpan di Sorga.
Coba
kita baca dan renungkan nasehat dari kitab Amsal dibawah ini:
Amsal
11:24
Ada
yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar
biasa, namun selalu berkekurangan.
Menurut
pemahaman dunia, hemat pangkal kaya !
lho
bagaimana ini... salah engga yach ayat Amsal 11:24? apa maksud ayat ini?
Kita
baca ayat selanjutnya yaitu ayat 25,
siapa
banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri
akan diberi minum.
Ini
cara kerja Tuhan, yang seharusnya kita tahu dan mengerti. Tuhan menggenapi
setiap FirmanNya atau SabdaNYa yang diucapkanNya.
Yesaya
55:11
Demikianlah
firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku
dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan
berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.
Jadi
setiap kita "memberi" kepada orang lain, Tuhan menggantikan pemberian
kita, jika kita memberi dengan tulus hati dan
tidak ada motivasi demi kepentingan pribadi; Tuhan memberkati kita supaya
memberkati orang lain juga.
Amsal
19:17
Siapa
menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan
membalas perbuatannya itu.
Jadi,
tidak salah Amsal 11:24 sebab kita semakin diberkati Tuhan dan bertambah kaya;
bukan hanya kaya dalam hal harta tetapi juga kaya dalam rohani dimana harta
rohani kita tercatat di sorga.
Lalu,
kenapa banyak orang tidak percaya pada Amsal 11:24???
Pertama
karena tidak pernah membaca kitabsuci sehingga tidak tahu ada ayat Firman Tuhan
tersebut.
Ada
yang sudah baca ayat tersebut diatas tetapi tidak mau menurutinya atau tidak
percaya ayat itu pasti digenapi.
Yang
ketiga,
Banyak
orang pelit, tidak mau berbagi, atau memberi dengan pamrih untuk keuntungan
pribadi karena dipengaruhi prinsip ekonomi yang diyakininya yakni pengeluaran
sekecil-kecilnya untuk dapatkan pemasukan sebesar-besarnya.
1
Timotius 6:10-11
Akar
segala kejahatan ialah cinta uang sebab oleh memburu uanglah beberapa
orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan
berbagai-bagai duka. tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya
itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan
kelembutan.
Padahal
sangat simple jika mau percaya pada kebenaran Sabda/Firman Tuhan
untuk
mengumpulkan harta rohani, harta sorgawi, dengan berbuat
kebaikan pada semua orang dengan tulus hati tanpa embel-embel demi
keuntungan pribadi atau pencitraan diri agar dipuji orang.
Mikha
6:8
Hai
manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. apakah yang dituntut
Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup
dengan rendah hati di hadapan Allahmu?
Selanjutnya,
perihal lain yang menjadi fokus bacaan Injil hari ini dimana Yesus mengatakan
bahwa:
Markus
6:22-23
Mata
adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.
Jika
matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jika terang yang ada padamu gelap,
betapa gelapnya kegelapan itu.
Memang
mata adalah panca indera utama yang memegang peranan dalam menentukan
langkah berikutnya kita lakukan.
dari
mata, timbul sesuatu pikiran
dari
mata, timbul sesuatu keinginan
antara
keinginan dan pikiran, saling berhubungan untuk menentukan pilihan apa yang
akan diperbuat.
Kita
masih ingat kisah Hawa, matanya melihat buah terlarang dan dari mata, timbul
pikiran bahwa buah tersebut elok dan kemudian timbul keinginan untuk
mencicipinya dan memakannya.
Kejadian 3:6
Perempuan
itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap
kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian.
Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada
suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
Keinginan
mata memandang sesuatu tidak pernah terpuaskan, itu sebabnya sebagian
orang senang berpergian wisata melihat panorama alam untuk memenuhi keinginan
mata dan keinginan panca-indera lainnya.
Yesus mengatakan bahwa pergunakan mata sebaik-baiknya sebab mata adalah pelita tubuh. jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.
Demikian
juga dengan panca-indera lainnya, dinasehati supaya dimanfaatkan dan
dipergunakan untuk kebaikan sebab panca-indera adalah sumber pelita tubuh
dan jiwa kita.
contoh : lidah dan
telinga, dipergunakan untuk membangkitkan semangat orang lain, daripada
untuk gosip dan kata-kata kasar. lebih mendengar hal-hal rohani daripada dengar
isue-isue negatif.
Yesaya
50:4
Tuhan Allah telah
memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat
memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. setiap pagi Ia
mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Begitulah
dunia ini menawarkan segala sesuatu untuk dilihat, untuk dimakan, untuk
diminum, untuk diraba-dipegang, untuk dicium, pokok e untuk dinikmati oleh
tubuh dan jiwa kita. Tergantung bagaimana kita mempergunakannya.
Semoga
renungan hari ini, menuntun langkah kehidupan kita supaya tidak salah fokus dan
salah tujuan sehingga membawa kebinasaan.
Tetapi
hendaknya membawa kita menuju kepada kekekalan karena mengumpulkan harta
sorgawi dan melepaskan harta duniawi.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com