Sabtu,
3 Agustus 2019
IMAMAT
25:1,8-17
MAZMUR
67:2,3,5,7-8
MATIUS
14:1-12
Matius
14:12
Kemudian
datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil mayatnya dan menguburkannya.
Lalu pergilah mereka memberitahukannya kepada Yesus.
Yohanes
Pembaptis menegor Herodes karena selingkuh dengan adik iparnya yakni Herodias,
istri Filipus dan akibatnya ia dipenjara dan akhirnya dibunuh.
Ada
tiga hal menjadi pelajaran bagi kita setelah membaca dan merenungkan kisah
Yohanes Pembaptis dibunuh karena menegakkan Kebenaran Allah.
Pertama
Dosa
adalah melanggar dan melawan perintah dan kehendak Allah.
Ibrani
12:15
Jagalah
supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar
jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan
banyak orang.
Dosa
itu bak virus menyebar luas menjadi wabah penyakit rohani sebab biasanya orang
berbuat dosa berusaha menutupi dosanya dengan berbohong bahkan ada yang
membunuh orang lain demi dosanya tidak terbongkar; berarti bikin dosa yang lain
lagi dan seterusnya.
Manusia
terus berjuang melawan dosa yang melebur dalam hawa nafsu daging di dalam diri
setiap orang.
Perhatikan
definisi dosa sebab banyak orang mendeskreditkan dosa menurut pendapat
masing-masing sehingga tidak heran bila ada orang yang berpendapat sesuatu dosa
itu adalah suatu kesalahan biasa(=human error).
Contoh
: berbohong demi kebaikan
Berbohong
itu dosa menurut kebenaran Allah sedangkan menurut kebenaran dunia, bohong itu
bukan dosa bila tujuan untuk kebaikan.
Misalnya
seorang suami sudah selingkuh dan kawin dengan wanita lain bahkan ada yang
sampai punya anak.
Isterinya
samasekali tidak tahu karena si suami pintar berakting di dalam keluarga
sehingga isteri dan anaknya memandang dia sebagai suami bijaksana dan sebagai
ayah yang bertanggung-jawab.
Suatu
hari si suami menyesal & bertobat namun ia bingung; apakah mau mengakui
perbuatannya di depan isterinya?
Sebagian
memgatakan: lebih baik tidak usah beritahu ke isterinya asalkan ia sungguh
bertobat dan tidak melakukan perbuatan dosa lagi karena akibatnya bisa memubuat
keluarganya hancur.
Ini
namanya berbohong demi keutuhan keluarga sebab isteri dan anak2 tidak tahu ia
selingkuh selama ini.
Banyak
alasan untuk selingkuh.
(dan
berbuat dosa lainnya)
Mencari
pembenaran diri untuk menutupi dosa dan kesalahan adalah hal yang sering
dilakukan banyak orang.
Herodes
mungkin merasa tidak berdosa karena bisa saja Herodias juga naksir kepada
seorang raja seperti Herodes yang punya kedudukan, kuasa, dan harta.
Kedua
Bersedia
berkorban demi mewartakan kebenaran Allah
Yohanes
15:13-14
Tidak
ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya
untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang
Kuperintahkan kepadamu.
Banyak
orang memilih menomorsatukan kepentingan diri sendiri dan keluarga.
Inilah
realita kehidupan di dunia ini.
Berkorban
mewartakan Injil Kebenaran Allah menjadi tidak populer dan dianggap suatu
kebodohan bagi orang-orang yang fokus utama hidupnya adalah segala sesuatu yang
diberikan oleh dunia.
1
Korintus 1:18
Sebab
pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita
yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
Coba
saja anda berbicara hal-hal rohani di lingkungan pergaulan anda; kemudian anda
dengar, lihat dan perhatikan reaksi mereka.. apalagi anda mengajak mereka
berkumpul dalam suatu kelompok untuk membicarakan hal-hal rohani atau hal-hal
pengajaran rohani.
Kita
sering dengar perkataan ini:
"sok
suci elo, gue tahu siapa elo"
Orang
cenderung ingat keburukan orang lain dan mudah lupa kebaikan orang lain.
Mewartakan
Injil sesungguhnya tujuan mendasarnya adalah mengingatkan orang akan tujuan
hidupnya di dunia ini untuk apa?
Kita
kasih tahu, ada kehidupan kekal setelah meninggalkan dunia ini yang jauh lebih
berharga dari hidup di dunia ini.
Perlu
suatu pengorbanan untuk sampai kepada kehidupan kekal, salahsatunya adalah
menuruti perintah Yesus untuk mewartakan Injil Kebenaran Allah, seperti yang
dilakukan Yohanes Pembaptis.
Santo-Santa,
orang-orang kudus telah berkorban nyawa demi mewartakan kebenaran Allah sebagai
wujud syukur dan terimakasih telah diselamatkan Allah sehingga mereka
mengalihkan tujuan utama hidup mereka adalah menuju suatu kekekalan hidup di
Sorga.
Bagaimana
dengan kita?
Berjuanglah
mengatasi kedagingan diri kita masing-masing, lalu setelah itu kita melangkah
keluar dari diri kita dengan berbuat sesuatu untuk orang lain dan akhirnya
sampai kita mengorbankan diri untuk mewartakan Kebenaran Allah agar orang lain
diselamatkan Allah.
Ketiga
Pentingnya
menjaga kekudusan diri dan mentaati perintah dan kehendak Allah
Ibrani
12:14
Berusahalah
hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan
tidak seorangpun akan melihat Tuhan.
Herodes
tidak menjaga kekudusan dirinya karena tergoda kecantikan Herodias, isteri dari
saudaranya sendiri.
Itu
akibat hawa nafsu sex tidak terkendali sehingga banyak percabulan terjadi dan
hal ini masih terjadi sampai saat ini.
Hidup
di dunia ini banyak sekali godaan dan bila kita dekat dengan Tuhan maka akan
mencelakakan diri kita.
Mazmur
119:105-106
FirmanMu
itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Aku telah bersumpah dan aku
akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum-hukumMu yang adil.
Hidup
itu sebuah pilihan.
Mau
memjalani hidup dengan mentaati perintah dan kehendak Allah atau tidak?
Yosua
23:15
Jika
kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada Tuhan, pilihlah
pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek
moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang
negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan
beribadah kepada Tuhan!"
Semoga
kita umat kristiani semakin hari semakin tercelik mata rohaninya dengan
meresponi pewartaan Injil agar menjalani hidup seturut dengan Jalan Yesus yang
pasti menuntun dan membawa kita pada kebenaran Allah.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com