Rabu, 28 Agustus 2019
1 TESALONIKA 2:9-13
MAZMUR 139:7-12
MATIUS 23:27-32
Matius 23:30-31
Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak
ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu
bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh
nabi-nabi itu.
Bagian ketiga dari serangkaian kecaman Yesus kepada orang Farisi
dan ahli Taurat adalah mengenai:
8. Seperti kuburan, yang dalamnya penuh
penuh kebusukan (Matius 23:27)
9. Dari luar tampak benar tapi dalamnya
penuh kemunafikan (Matius 23:28)
Sikap penuh kepalsuan ibaratnya musang berbulu domba adalah
menjijikkan sikap seperti ini yang ditunjukkan orang Farisi dan ahli
Taurat.
Pandai bersilat kata seakan-akan suci murni perkataan dan
perbuatannya tetapi di kemudian hari terbongkar semua kepalsuan dirinya.
Itu sebabnya Yesus katakan bahwa:
Matius 7:15-16
Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan
menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur
dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?
Memang akan banyak jatuh korban sebab butuh sekian lama waktunya
akan terlihat kenyataan sesungguhnya dari kepalsuan dan kemunafikan, seperti
orang farisi dan ahli taurat.
Oleh sebab itu kita mesti bergaul karib dengan Firman Tuhan dan
berrelasi intim dengan Tuhan Allah agar dimampukan dapat mengetahui sikap orang
munafik yang penuh kepalsuan.
Coba perhatikan perkataan orang Farisi dan ahli Taurat
bahwa: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak
ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu (Matius
23:30).
Mulutnya manis untuk menutupi sikap mereka penuh
kepalsuan/kemunafikan padahal mereka berbuat jahat.
Matius 23:31
Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri,
bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
Entah kenapa sampai saat ini sikap orang munafik dan kepalsuan
masih banyak.
Dimana urat malu dan urat tahu diri, apa sudah tidak ada lagi di
dalam diri mereka sehingga berulangkali mereka lakukan.
Sampai mulut berbusa-busa dan tangan sampai pegal menuliskan
nasehat agar bertobat tetapi mereka tidak merasa dosa dan malah mereka yang
heran kepada kita yang getol amat sih nasehatin gue.
Haaaaa...haaaa, semua menjadi terbalik.
Yang jelas bersalah malah dibenarkan dan dibela bahkan dianggap
pahlawan kebenaran menurut pandangan mereka wahai orang munafik dan
kepalsuan.
Yang benar malah dipersalahkan, dihujat bahkan diancam akan dibunuh
dan tidak mampu membela diri di hadapan orang.
Coba perhatikan,
Orang yang berusaha tekun mendalami Firman Tuhan dikatakan sok
suci dan disindir: hanya sekedar tahu teori saja.
Orang berusaha tekun bekerja keras mencari uang dikatakan hal
ini benar dan dipuja-puji hebat jadi orang kaya meski tidak ada waktu ke gereja
bahkan nyaris tidak berdoa setiap hari; apalagi baca Firman Tuhan,,, tidak
penting baginya.
Tapi mulutnya manis berpidato indah saat menyampaikan niat
baiknya sebagai donatur yang menyumbang sekian ratus juta bahkan sekian
milyar.
Pokok e menyebalkan deh melihat sikap dan perilaku orang
munafik, mau muntah rasanya,,,, perlu kesabaran super sabar.
Persoalannya adalah:
Maukah kita menerima dan mengasihi orang munafik dan kepalsuan
ini?
Bukankah Yesus katakan hendaknya kamu saling mengasihi (Yoh
13:34-35)?
Yesus menegor dan mengecam orang farisi dan ahli taurat atas
kemunafikan mereka supaya bertobat tetapi Yesus tidak membenci mereka, malah
sampai menjelang mati di salib, dari mulut Yesus keluar kata-kata mengampuni
mereka.
Lukas 23:34a
Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Yesus konsisten pada janjiNya bahwa:
Lukas 5:31-32
"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang
sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa,
supaya mereka bertobat."
Semoga kita belajar mengampuni orang munafik dan memohon
kekuatan Allah agar dimampukan mengampuni.
Memang kita bukan orang munafik tetapi di bidang yang lain, kita
berbuat dosa, sama seperti halnya dosa orang munafik
Oleh sebab itu selain kita menjaga diri agar tidak bersikap
kepalsuan/munafik maka kita tidak membenci orang munafik tetapi kita berusaha
menasehati mereka.
Yesus saja sering ditolak oleh orang munafik semacam orang
farisi dan ahli taurat maka kitapun akan alami juga.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com