Jumat, 16 Agustus 2019
YOSUA 24:1-13
MAZMUR 126:1-3,16-18,21-24
MATIUS 19:3-12
Matius 19:8
Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa
mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah
demikian.
Sama seperti mengampuni orang lain yang telah menyakiti dan
merugikan diri kita maka dalam hal hubungan suami isteri saling menyakiti itu,
Allah justru mau kita manusia menurutiNya dan mentaatiNya.
Perceraian itu tidak dikehendaki Allah sejak awal diciptakan
Adam dan Hawa.
Kejadian 2:24
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya
menjadi satu daging.
Matius 19:6
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena
itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.
Tetapi persoalan muncul tatkala Musa mengijinkan suami
menceraikan isteri menurut Ulangan 24:1-4.
Yesus jelaskan kenapa Musa ijinkan suami menceraikan istrinya
padahal Allah tidak menghendaki perceraian.
Matius 19:8
Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa
mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah
demikian.
Lalu kutipan ayat Matius 19:9 berbeda dengan Markus 10:11
terletak pada kata: "kecuali karena zinah"
Matius 19:9
Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan
isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain,
ia berbuat zinah.
Markus 10:11
Lalu kataNya kepada mereka: "Barangsiapa menceraikan
isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinahan terhadap
isterinya itu.
Sebetulnya sederhana saja bila kita mau melihatnya dengan jernih
bahwa ayat Matius 19:9 menjelaskan siapa figur isteri yang diceraikan suaminya
menurut Musa di Ulangan 24:1 yaitu isteri yang berbuat tidak senonoh atau
isteri yang berzinah.
Jadi hal ini senada dan sesuai dengan yang ditulis Markus
10:11.
Yang perlu kita cermati adalah perkataan Yesus pada Matius
19:5-6,8 atau Markus 10:6-9 selaras dengan Kejadian 2:24, artinya yang
terpenting adalah Allah tidak menghendaki perceraian.
Hanya saja manusia banyak alasan untuk bercerai bila merasa
tidak cocok lagi dengan pasangan hidupnya sehingga mulai mencari pembenaran
diri sendiri lewat salahsatunya Matius 19:9 dan mengabaikan Markus 10:11.
Memang ada peristiwa seorang isteri dianiyai suaminya sehingga
isteri mau cerai karena tidak tahan menanggung derita diperlakukan kejam oleh
suaminya.
Atau peristiwa suami berzinah dengan perempuan lain yang bukan
isterinya dan begitu sebaliknya isteri berzinah dengan laki-laki lain bukan
suaminya.
Untuk alasan ini biasanya orang lain akan memaklumi bila sampai
ia bercerai dan ada beberapa gereja kristen yang setuju dengan berbagai dalih
membela atas dasar Matius 19:9.
Tentu ada yang marah dan sinis dengan berkata: kalian tidak
mengalaminya dan bagaimana bila hal itu terjadi pada diri kalian, apakah kalian
tidak akan bercerai?
Kembali lagi kita diingatkan seperti hal pengampunan yang
sebelumnya Yesus katakan pada perikop sebelumnya.
Sebesar apapun dosa orang lain maka kita wajib mengampuninya
agar dosamu juga diampuni Allah.
Orang lain disini termasuk pasangan hidup kita; apakah suami
atau isteri yang berdosa karena selingkuh dan berzinah.
Intinya adalah apakah kita mau menuruti kehendak dan perintah
Allah?
Bukan soal mampu atau tidak mampu melaksanakan kehendak/perintah
Allah.
Kita jujur di hadapan Allah dan katakan bahwa dengan kekuatan
diri sendiri, kita tidak mampu tetapi bersama dengan Allah maka kita dimampukan
untuk melakukan kehendak/perintah Allah.
Dalam hal ini tentang perceraian dimana terjadi akibat disakiti
pasangan hidupnya. Solusinya, memohon kekuatan Allah agar tidak terjadi
perceraian.
Kunci utama penyelesaian masalah perceraian adalah pihak yang
tersakiti apakah mengandalkan Allah atau tidak?
Mari simak dan temukan maknanya Firman Tuhan berikut ini:
Roma 8:28
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu
bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Kita sudah bahas sebelumnya bahwa di balik
suatu peristiwa menyakitkan kita, ada Berkat Tuhan yang akan kita terima.
Coba baca kisah Yusuf, anak Yakub yang bertubi-tubi mengalami
peristiwa yang sangat menyakitkan dan merugikan dirinya selama 13 tahun tetapi
setelah ia lalui semua penderitaan maka one day yah suatu hari Allah memulihkan
keadaan dirinya dan diangkat menjadi orang kedua dari raja Firaun di
Mesir.
( baca Kejadian pasal 37 sd pasal 41 )
Satu perkataan Yusuf, anak Yakub yang sangat penting kita
perhatikan tatkala keadaan hidup kita tersakiti orang lain.
Kejadian 50:20
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi
Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud
melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu
bangsa yang besar.
Ternyata penderitaan Yusuf memang ada dalam rencana Allah untuk
memakai Yusuf menyelamatkan bangsanya Israel dari kelaparan (Mazmur
105:17-24).
Semoga siapa saja yang saat ini alami masalah diambang
perceraian dikuatkan imannya dengan berserah kepada Allah yang akan memimpinnya
bertindak dan akan menolong melepaskannya dari derita perasaan dan derita
hidupnya.
Bila Yusuf, anak Yakub mengalami suatu perubahan dari hidup
menderita menjadi hidup diberkati Allah maka anda atau siapa saja yang
mengalami masalah termasuk perceraian akan ditolong Allah juga asalkan tetap
setia kepada Allah.
Seperti yang Yesus ingatkan bahwa akan ada derita dan aniaya
yang akan dialami orang beriman kepadaNya sebagai salib harus dipikul seperti
yang Yesus alami.
Yohanes 15:20
Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba
tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku,
mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firmanKu,
mereka juga akan menuruti perkataanmu.
Persoalan isteri disakiti suaminya atau sebaliknya, itu adalah salibnya.
Dan tujuan salib adalah memperkuat otot iman kita agar mampu
mengatasi segala persoalan hidup di dunia ini dan akan tiba waktunya kita
menerima Berkat dan Anugerah kita hidup bahagia bersama denganNya di
Sorga.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com