Jumat, 8 April 2016
Yesus mengambil roti itu, mengucap
syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga
dibuatNya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.
(Yohanes 6:11)
Bacaan Injil hari ini mengandung makna
Liturgi Ekaristi dimana Yesus memecahkan roti dan dibagikan kepada orang-orang
berkumpul mendengarkan pengajaran Yesus.
Kita perlu mencontoh cara Yesus ketika
memberitakan Injil dan pelayanan sebab hampir setiap kali pelayanan yang Yesus
lakukan, tidak terlepas salahsatu dari pengajaran, penyembuhan/mukjijat, dan
perjamuan alias makan-makan.
Ada yang menarik di perikop ini,
tatkala Yesus menyuruh Filipus menyediakan roti buat memberi makan banyak
orang.
Yohanes 6:5-6
Ketika Yesus memandang sekelilingNya
dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepadaNya, berkatalah
Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini
dapat makan?" Hal itu dikatakanNya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri
tahu, apa yang hendak dilakukanNya.
Jika kita dalami makna dari ayat 5-6
ini maka sebetulnya Yesus juga menyuruh kita menyediakan makanan bagi orang
lain seperti Filipus.
Tetapi Kita sering berdoa begini
:
".... Tuhan kiranya Engkau
memberkati orang lain supaya mereka mendapatkan makanan seperti yang kami
nikmati ..."
Seharusnya kita yang menyediakan
makanan bagi sesama kita dan Tuhan Yesus yang melipat-gandakan atau
multiplikasikan jumlah makanan yang kita mampu sediakan.
Filipus kebingungan gimana caranya
menyediakan makanan buat orang sebanyak ini.
Yohanes 6:7
Jawab Filipus kepadaNya: "Roti
seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun
masing-masing mendapat sepotong kecil saja."
Filipus melihat masalah dan langsung
menyerah dan mengatakan tidak mungkin bisa sediakan makanan karena jumlah roti
harus banyak yang dibeli dan biayanya atau harganya mahal.
Bukankah seringkali kita berbuat serupa
dengan Filipus ketika mau memberi kepada orang lain diluar keluarga yang belum
kita kenal atau sekalipun orang lain itu kita kenal; kita ragu-ragu dan
cenderung tidak mau mengeluarkan sejumlah uang besar.
Banyak orang mau menjadi kordinator
mengumpulkan uang sumbangan tetapi sedikit sekali yang mau memberi uang dalam
jumlah besar sesuai kebutuhan dana yang diperlukan.
Jika berhasil sebagai kordinator
sumbangan dana maka mendapat pujian dan berbangga hati tetapi sebaliknya jika
dana sumbangan terkumpul sedikit maka mulai saling menyalahkan dan menghakimi
orang lain yang enggan memberi padahal dirinya sendiri juga tidak memberi dalam
jumlah besar meskipun ia mampu jika ia mau.
Bagi anda yang terlibat dalam seksi
pengumpulan dana, hal seperti ini biasa terjadi dan semestinya mulailah dari
diri kita dulu; apakah mau menyumbang dana sesuai kemampuan financial?
Jika mau memberi dengan tulus maka
barulah mendorong orang lain supaya mau memberi sumbangan dana.
Kita bisa lihat inisiatif dari Andreas
yang berusaha mencari roti meskipun tidak mencukupi memberi makan banyak orang
dan tentu dengan kemampuan sendiri hanya itu bisa dilakukannya.
Yohanes 6:8-9
Seorang dari murid-muridNya, yaitu
Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepadaNya: "Di sini ada seorang
anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu
untuk orang sebanyak ini?"
Yesus tahu batas kemampuan Andreas dan
Yesus yang melipat-gandakan roti bahkan sampai berlebihan.
Yohanes 6:12-13
Setelah mereka kenyang Ia berkata
kepada murid-muridNya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya
tidak ada yang terbuang."
Maka merekapun mengumpulkannya, dan
mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai
yang lebih setelah orang makan.
Kita memang perlu berusaha seperti
Andreas meskipun hanya mampu kumpulkan lima roti jelai dan dua ikan.
Kita imani dan percaya bahwa Tuhan akan
melengkapi kekurangannya bahkan bisa surplus dananya.
Satu hal sangat penting diperhatikan
yaitu bila kita disuruh Tuhan Yesus untuk mengadakan tugas pelayanan maka
percayalah segala keperluan dana pasti berlimpah-ruah Tuhan Yesus
sediakan.
Yang sering terjadi adalah : kita tidak
bertanya dulu kepada Tuhan melainkan membuat planning/rencana program kerja
berdasarkan inisiatif kita sendiri yang menurut pandangan kita baik dan berguna
bagi banyak orang.
Padahal belum tentu Tuhan setuju dengan
rencana kita sebab ingatlah apa yang Firman Tuhan katakan :
Yesaya 55:8-9
Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu,
dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya
langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu
dari rancanganmu.
Yakobus 4:13-17 Jangan melupakan Tuhan
dalam perencanaan.
ayat 13-15
hai kamu yang berkata: "Hari ini
atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun
dan berdagang serta mendapat untung", sedang kamu tidak tahu apa yang akan
terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar
saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata:
"Jika Tuhan menghendakinya, kami
akan hidup dan berbuat ini dan itu."
Hal lain yang berpotensi tidak sesuai
dengan rencana Allah adalah ada motivasi dan tujuan untuk kemuliaan diri
sendiri/kelompok/komunitas dimana nama Tuhan Yesus dipakai sebagai media
promosi untuk mensukseskan program pelayanannya.
Itu sebabnya jarang sekali kita melihat
mukjijat berlipatkali ganda dari suatu perbuatan yang kita kerjakan; apakah itu
berhubungan dengan pelayanan gereja ataupun berkaitan dengan urusan kita
mendapatkan rejeki.
Ada banyak kesaksian orang yang sukses
mendapatkan berkat rejeki dari Tuhan ketika dimulai dari ia memberi terlebih
dahulu dengan ikhlas.
Lukas 6:38
Berilah dan kamu akan diberi:
suatu takaran yang baik, yang dipadatkan,
yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab
ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
sebab ia tahu Tuhan biasanya membalas
perbuatannya memberi tersebut dengan memberikan berkat rejeki berlimpah
melebihi dari apa yang ia berikan.
Amsal 19:17
Siapa menaruh belas kasihan kepada
orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu.
Memang Allah menyediakan apa yang kita
butuhkan sebab Allah adalah Jehova Jireh namun dari pihak kita umat beriman
kristiani harus melangkahkan kaki untuk mengambil hidangan yang telah
disediakan Allah supaya dapat menikmati hidangan.
Mazmur 23:5
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di
hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh
melimpah.
Matius 11:28
Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu
dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Kita tidak hanya berdoa saja tetapi
tidak berbuat sesuatu sebab Allah Jehova Jireh ditujukan kepada orang beriman
kristiani yang melakukan perbuatan sesuai yang disuruh Allah kepada kita
masing-masing.
Allah menyediakan kesejukan air Surgawi
dan kita harus mengambilnya dengan menjalani hidup menurut kebenaran dan
kehendak Allah.
Yesaya 55:1-2
Ayo, hai semua orang yang haus, marilah
dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah
gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!
Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih
payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu
akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku melangkahkan kakiku menuju
ke meja perjamuan yang penuh dengan hidangan yang telah disediakan Allah dan
menikmati sajian yang lezat?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Hari biasa pekan ke 2 Paskah
Warna Liturgi : Putih
Kisah 5:34-42
Mazmur 27:1,4,13-14
Yohanes 6:1-15
BcO : Kisah 7:17-43
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com