Sabtu, 9 April 2016
Saudara-saudara, pilihlah tujuh orang
dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami
mengangkat mereka untuk tugas itu,
(Kisah 6:3)
Dalam bacaan pertama dari kisah para
rasul mengenai bagaimana keduabelas rasul kerepotan menangani jemaatnya yang
semakin banyak jumlahnya.
Tidah mudah mengurusi dan mengatur
orang di dalam tugas pelayanan sebab selalu saja ada yang komplain dan merasa
tidak puas meskipun kita sudah berusaha melayani segenap hati.
Sebelum terlibat dalam pelayanan
rohani, sebaiknya kita memahami betul tentang sifat dasar kita manusia yang
maunya diperhatikan, dihargai, diterima oleh orang lain supaya hati kita siap
menerima dan memaklumi sifat orang yang kita layani dengan kesabaran.
Ada dua karakter menyolok yang terlihat
dari situasi hidup orang yang kita layani:
jika orang yang kita layani kondisi
orang hidupnya berada dalam kekurangan atau kondisi hidup pas-pasan maka
biasanya mereka membutuhkan makanan dan pengobatan dan lowongan
pekerjaan.
jika orang yang kita layani kondisi
orang hidupnya telah mapan, apalagi orang kaya maka biasanya mereka dilibatkan
sebagai ketua/kordinator/pemimpin untuk mengatur orang lain dan terbiasa
bekerja dengan target tertentu yang akan mengharumkan nama baiknya dan dihargai
jerih payahnya.
Yang kaya butuh pujian dan
dihormati
Yang pas-pasan/miskin butuh perhatian
dan diterima keadaan dirinya.
Para rasul menghadapi situasi melayani
orang yang membutuhkan perhatian karena keadaan hidup mereka pas-pasan atau
hidup dalam kekurangan sehingga ada ketidak-puasan dari kalangan diaspora
Yahudi perihal pelayanan kepada janda-janda mereka.
Kisah 6:1
Pada masa itu, ketika jumlah murid makin
bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa
Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka
diabaikan dalam pelayanan sehari-hari.
Dalam komunitas rohani diatur masing
masing bagian sesuai bidang pelayanan yang akan melayani keperluan umat dan
ditangani oleh seorang yang mempunyai talenta dan pengalaman di bidang tsb agar
karya pelayanan menjadi optimal.
Tidak boleh menunjuk sembarangan orang
atas dasar mumpung ada orang yang mau melayani sebab seringkali timbul
kekacauan dan ketidak-beresan.
Selain talenta dan pengalaman seseorang
menangani bidang pelayanan tertentu maka motivasi adalah hal utama yang
terpenting mendasari seseorang mau terlibat dalam tugas pelayanan.
Pelayanan adalah melakukan suatu
kegiatan dengan tujuan melayani dan bukan dilayani sebab sifat dasar pelayanan
adalah kerelaan hati memberi diri untuk menolong orang lain dan bukan mencari
popularitas, pujian, apalagi mencari nafkah atau bermaksud mencari jaringan
bisnis di pelayanan.
1 Petrus 4:10-11
Layanilah seorang akan yang lain,
sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus
yang baik dari kasih karunia Allah.
Jika ada orang yang berbicara, baiklah
ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah;
jika ada orang yang melayani, baiklah
ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah
dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya
kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.
Ke12 Rasul dengan bijaksana menunjuk
orang-orang untuk membantu mereka mengurusi bidang pelayanan supaya mereka
fokus pada pemberitaan Injil.
Kisah 6:2-4
Berhubung dengan itu kedua belas rasul
itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: "Kami tidak merasa puas,
karena kami melalaikan Firman Allah untuk melayani meja. Karena itu,
saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan
yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu, dan
supaya kami sendiri dapat memusatkan pikiran dalam doa dan pelayanan Firman.
Rasul Paulus menegaskan syarat-syarat
orang yang diserahkan tugas pelayanan kepada jemaat bahwa :
1 Timotius 3:6-7
Janganlah ia seorang yang baru
bertobat, agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis. Hendaklah ia
juga mempunyai nama baik di luar jemaat, agar jangan ia digugat orang dan jatuh
ke dalam jerat Iblis.
( baca selengkapnya pasal 3 ini
).
Di dalam keterlibatan kita di
pelayanan, hendaknya kita sadari bahwa tujuan kita melayani adalah semata-mata
ungkapan syukur kepada Tuhan atas KasihNya yang telah memberkati hidup
kita.
Kita tahu betul gimana perasaan orang
yang sangat membutuhkan pertolongan sebab kita pernah mengalaminya dan ditolong
oleh Tuhan melalui tangan kasih orang lain yang menolong diri kita dan sekarang
saatnya kita juga mau menolong orang lain yang berharap ada orang yang mau
menolongnya.
Dengan demikian motivasi kita terlibat
di pelayanan menjadi murni atas dasar niat menolong orang lain dan bukan
didasari ingin mencari pujian dan keuntungan diri pribadi sehingga kita
bersukacita bila melihat orang lain gembira telah keluar dari problem
hidupnya.
Bila anda pernah mengalami pertolongan
yang menyelamatkan hidup anda dari kehancuran maka anda tentu memahami betapa
menyesakan hidup dalam penderitaan dan hati anda akan mudah tersentuh dan mau
menolong kesusahan orang lain.
Sekarang kita mengerti, mengapa kita
diproses Tuhan menghadapi ujian iman supaya kita mampu mengatasinya dan dapat
menemukan solusi atau jawaban atas persoalan hidup yang berhasil kita
lewati/atasi dan selanjutnya berguna bagi kita di saat menolong orang lain yang
mengalami persoalan hidup seperti yang pernah berhasil kita lalui.
Ibrani 12:11
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia
diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia
menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih
olehnya.
Dengan ketekunan dan kesabaran di saat
kita sedang berjuang mengatasi ujian iman maka kita akan berhasil dan iman kita
semakin teguh.
Yakobus 1:2-4
Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai
suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab
kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan
biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi
sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
Dengan demikian iman dan karakter kita
telah ditempa di dapur pencobaan dan ujian hidup sehingga sangat membantu
menghadapi tantangan dalam pelayanan dan biasanya tidak mudah muntaber alias
mundur tanpa berita karena mudah tersinggung dan tidak siap menerima perlakuan
orang lain di seputar bidang pelayanan yang sedang kita geluti.
REFLEKSI DIRI
Sudah siapkah aku menghadapi tantangan
di dalam pelayanan dan apakah aku sudah membereskan segala sesuatu di dalam
diriku yang berpotensi menghalangi dan menghambat diriku melakukan tugas
pelayanan?
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com