Senin, 11 April 2016
Bekerjalah, bukan untuk makanan yang
akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup
yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang
disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meteraiNya.
(Yohanes 6:27)
Ditengah hiruk pikuk keramaian dan
hingar bingar gemerlap dunia membuat orang belingsatan ingin merengguknya dan
mendekapnya, seakan-akan inilah satu-satunya yang menjadi primadona di dalam
hidupnya.
Gaya hidup hedonisme menjadi trendy
yang menggairahkan banyak orang untuk menikmatinya dan menjadi tujuan utama di
dalam hidupnya.
Kita manusia sulit menolak kesenangan
duniawi sebab sangat menggiurkan dan menggembirakan hati sehingga kita segan
dan enggan meninggalkan zona kenyamanan hidup yang saat ini sedang kita
nikmati.
Tanyalah pada diri sendiri, apakah mau
peduli kepada orang lain ketika kita lagi asyik dengan kesenangan; misalnya :
kita hobby travelling ke luar negeri maka biasanya kita rela mengeluarkan
banyak uang untuk biayanya.
Sebab memuaskan keinginan mata
memandang panorama alam nan indah dan memuaskan keinginan lidah mengecap dan
menyantap makanan nan lezat serta hati ini amboiii bahagianya.
Kita bersemangat mengumpulkan uang dan
menimbun harta bejibun banyaknya untuk menunjang terpenuhinya semua keinginan
mata, lidah/mulut, pokok e keinginan tubuh dan jiwa, kemudian juga menyiapkan
cadangan di masa depan buat anak-cucu kita.
Uang dan harta yang telah didapat tidak
akan keluar lagi sebab ditutup rapat sekali supaya tidak diketahui orang
lain;
ibaratnya seperti laut mati dimana air
yang telah masuk ke dalam laut mati, tidak akan keluar lagi atau tidak akan
mengalir keluar setetespun air.
Peduli amat urusan hidup orang lain dan
sepanjang tidak bermanfaat bagi dirinya maka jangan harap orang lain datang
untuk meminta pertolongan dan belas kasihannya sebab pasti akan dicuekin dan
ditolaknya dengan berbagai alasan.
Lihatlah realita hidup di sekitar kita
kian hari semakin masa bodoh dan tak peduli dengan orang lain dan cara kita
hidup berkelompok menurut kepentingan diri dan menghindari hidup bersama dengan
orang lain yang merepotkan dan tidak sesuai dengan kebiasaan hidup kita.
Kita sibuk dengan urusan masing2 dan
kehabisan waktu untuk bersosialisasi dengan orang lain kecuali ada maunya atau
ada keperluan dengan orang lain.
Ketika sedang sendirian dan flashback
ke waktu yang lalu, terasa sekali beda perjalanan hidup yang dijalani saat ini
dimana sikap individual amat menonjol dan mendominasi keseharian hidup.
Terkadang terbersit di pikiran dan
timbul pertanyaan : apa yang aku cari di dunia ini dan apa sih tujuan akhir
hidup ini?
Ibarat seorang pelari, ia giat berlatih
dengan tujuan yang jelas yang ingin ia capai yakni menyentuh garis akhir dan
keluar sebagai pemenang menjadi orang pertama yang finish duluan.
Ketika belum mendapatkan yang kita
inginkan maka dengan sekuat tenaga mengejarnya hingga memperolehnya.
lalu kita mengejar keinginan berikutnya
dan begitu seterusnya, sampai pada titik tertentu kita tidak tahu harus mencari
dan mengejar keinginan apalagi.
Biasanya keinginan kita itu tidak jauh
dari keinginan tubuh dan jiwa kita atau lebih populer disebut keinginan daging
yaitu : makan, minum, sex, pujian, pamer kehebatan diri, kuasa/jabatan, cari
nama supaya terkenal, menimbun harta dunia, menguasai sumber kekayaan alam,
yach diseputar keinginan model beginilah yang menjadi target harus dicapai oleh
hampir seluruh umat manusia.
Itu sebabnya, Yesus memperingatkan
orang-orang Yahudi dan sekitarnya, dalam bacaan Injil hari ini bahwa hendaknya
carilah makanan yang bertahan sampai hidup yang kekal dan jangan mencari
makanan yang membawa diri kita menuju kebinasaan.
( baca ayat Yohanes 6:27 diatas
).
Peringatan Yesus ini berlaku juga pada
diri kita dan jangan sampai kita bersikap seperti orang-orang Yahudi saat itu
yang mencari Yesus karena menginginkan makanan roti yang mengenyangkan perut
mereka.
Yohanes 6:26
Yesus menjawab mereka: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah
melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
Tetapi mereka tidak mengerti dan tidak
mampu menangkap makna pengajaran dan nasehat dari Yesus.
Yohanes 6:28-29
Lalu kata mereka kepadaNya:
"Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang
dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan
yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah
diutus Allah."
Bukankah di jaman sekarang ini masih
banyak orang mencari Yesus dengan tujuan meminta Berkat Jasmani berupa uang dan
harta kekayaan duniawi.
Sudah sangat banyak nasehat dan ajaran
Yesus yang kita dengar namun sampai sejauh mana kita memaknainya dan hidup di
dalam kebenaranNya.
Seharusnya kita mencontoh teladan dari
Stefanus yang gigih memberitakan Injil Kerajaan Allah dimana ia bersaksi
tentang Yesus Kristus dan mengajarkan tentang Kebenaran Allah.
Kisah 6:8
Stefanus, yang penuh dengan karunia dan
kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
Orang yang dipenuhi dengan Kuasa Allah
sanggup melakukan perbuatan mukjijat seperti yang Yesus lakukan dan biasanya
terpancar keluar terlihat dari wajahnya, seperti Stefanus.
Kisah 6:15
Semua orang yang duduk dalam sidang
Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama
seperti muka seorang malaikat.
Meskipun banyak orang berdebat dan
menentang ajarannya namun mereka tak berkuasa menghadapi Stefanus.
Yach tentu saja tidak bisa melawan
orang yang diUrapi Roh Tuhan yakni menentang Hikmat Roh Kudus.
Kisah 6:9-10
Tetapi tampillah beberapa orang dari
jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini — anggota-anggota jemaat itu
adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria — bersama dengan beberapa
orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan
Stefanus, tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong
dia berbicara.
Dan seperti pada umumnya bila sudah
kalah berdebat maka mulailah mencari gara-gara dengan menjelek-jelekan orang
dan memfitnahnya.
(semoga sikap kita tidak
demikian!!!)
Sebaiknya mulailah dari saat ini kita
menekuni firman Tuhan sebagai pedoman dan tuntunan hidup kita supaya kita fokus
sampai ke tujuan garis finish dimana hadiahnya menerima hidup yang kekal di
Surga.
Mazmur 119:30
Aku telah memilih jalan kebenaran,
telah menempatkan hukum-hukumMu di hadapanku.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku senantiasa mencari Yesus dan
tetap percaya kepadaNya serta menjalani hidup sesuai dengan ketetapan dan
Kebenaran Allah? .
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
PW St.Stanisiaus
Warna Liturgi : Merah
Kisah 6:8-15
Mazmur 119:23-30
Yohanes 6:22-29
BcO : Kisah 8:26-40
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com