Selasa, 31 Mei 2016
Kata Maria: "Jiwaku memuliakan
Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah
memperhatikan kerendahan hambaNya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala
keturunan akan menyebut aku berbahagia.
(Lukas 1:46-48)
Magnificat anima mea Dominum,
et exultavit spiritus meus in Deo salutari meo,quia respexit
humilitatem ancillæ suæ. Ecce enim ex hoc beatam me dicent omnes
generationes.
Magnificat dari bahasa latin disebut juga dalam bahasa Indonesia : Kidung Maria yang dinyanyikan Maria saat berkunjung ke rumah Zakharia-Elisabet, saudaranya.
Magnificat dari bahasa latin disebut juga dalam bahasa Indonesia : Kidung Maria yang dinyanyikan Maria saat berkunjung ke rumah Zakharia-Elisabet, saudaranya.
Magnificat adalah salah satu nyanyian atas kelahiran Yesus,
selain nyanyian pujian Zakaria (Lukas 1:67-79), nyanyian Malaikat (Lukas 2:14),
nyanyian pujian Simeon (Lukas 2:29-32).
Nyanyian Maria dalam Magnificat ini menyatakan dua hal, yaitu
:
Pertama
Maria memuliakan Tuhan yang telah memperhatikan dirinya dari
kalangan masyarakat status sosial rendah dan telah melakukan perbuatan besar
kepada dirinya. (Lukas 1:46-50)
Kedua
Maria memuliakan Tuhan yang memperhatikan golongan masyarakat
marjinal yang dipandang hina dan menggenapi janjiNya kepada Abraham dan
keturunannya. (Lukas 1:51-55)
Menurut berbagai sumber,
Latar belakang kehidupan Maria dan Elisabet dari keluarga
sederhana dimana situasi masyarakat saat itu dalam suasana memprihatinkan
karena dibawah kekuasaan Romawi yang membatasi kebebasan bangsa Israel.
Masyarakat sangat merindukan Mesias yang dijanjikan Allah dan
menantikan kedatanganNya yang membebaskan bangsanya dari jajahan bangsa
lain.
Dahulu di Mesir ketika nenek moyang mereka dibebaskan dari
perbudakan dan dibawa keluar oleh Musa menuju ke tanah terjanji yakni tanah
Kanaan dimana Allah menyertai mereka melalui mukjizat demi mukjizat sampai
akhirnya sampai di Kanaan dan mendiaminya.
Dan sekarang tanah leluhur mereka diinjak dan dikuasai bangsa
Romawi sehingga mereka berharap kedatangan Mesias dari keturunan Daud yang akan
memerdekakan bangsa mereka.
Dalam situasi seperti inilah Elisabet dan Maria dikunjungi
Malaikat Gabriel untuk menyampaikan kabar gembira bahwa mereka mengandung anak
yang kelak kemudian hari akan membawa suatu perubahan besar bagi bangsa
Israel.
Itulah alasannya mengapa Maria perlu mengunjungi Elisabet yang
lebih tua dari dirinya untuk membicarakan hal-hal ajaib yang terjadi pada diri
mereka.
Kita bisa membayangkan bagaimana perasaan mereka berdua yang
alami suatu peristiwa ajaib pada diri mereka.
Saat Maria sampai di rumah Elisabet, maka terjadi hal luar biasa
dimana bayi yang dikandung Elisabet melonjak dan Elisabet dipenuhi oleh Roh
Kudus.
Lukas 1:39-41
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan
ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia
dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria,
melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh
Kudus.
Bila diri kita dipenuhi Roh Kudus maka KuasaNya mampu
menggoncangkan segala sesuatu yang menurut manusia mustahil menjadi sesuatu
yang pasti terjadi dan itu terjadi pada Elisabet dan dengan spontan ia berseru
:
Lukas 1:42-45
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan
diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang
mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku,
anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang
telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."
Kisah ini sering kita dengar sampai hafal namun apakah maknanya
menggetarkan hati kita sehingga terjadi perubahan di dalam diri kita seperti
yang dialami Maria dan Elisabet; terutama Maria.
Bagaimana Maria menyikapi sesuatu yang terjadi pada dirinya dan
perlu kita ketahui bahwa saat itu belum seperti sekarang keadaannya dimana kita
bisa konsultasi dan bisa mencari referensi untuk memahami yang terjadi pada
diri kita dan secara manusiawi kita terkejut.
Kita coba merenungkan peristiwa yang dialami Elisabet bila hal
itu terjadi pada seorang wanita yang sudah bertahun-tahun belum mengandung atau
yang terjadi pada Maria; bila belum menikah dan tiba-tiba didatangi malaikat,
lalu mengatakan akan mengandung?
Bila kita mengalami peristiwa dimana Roh Kudus menjamah hati
kita dan terjadi mukjizat; apakah itu terjadi kesembuhan, pemulihan, doa kita
dikabulkan, perasaan damai sukacita, atau mengalami tanda kehadiranNya dimana
tubuh kita panas, bergetar, dan hal-hal ajaib lainnya maka satu hal yang tidak
boleh kita remehkan apalagi kita lupakan yaitu kita harus mengakuinya dan
mengaminkan sebagai respon kita mempercayai Roh Kudus.
Seringkali banyak suara-suara yang mendorong kita ragu-ragu; apa
betul ini kuasa Roh Kudus yang menjamah?
Bukankah Maria dan Elisabet bisa saja meragukan Malaikat
Gabriel; jangan2 bukan malaikat dan isi beritanya juga aneh dan sulit
dipercayai terjadi?
Tetapi Maria dan Elisabet percaya meski sempat terkejut saat
pertamakali dengar berita tentang diri mereka hamil.
Masing-masing kita harus meresponi kisah Maria dan Elisabet di
dalam hidup kita walau dalam bentuk lain dan tidak persis sama yang dialami
mereka.
Keintiman relasi kita dengan Tuhan adalah kunci utama bagi kita
untuk mempercayai suatu peristiwa hidup yang terjadi apakah ada campur tangan
Tuhan atau tidak? dan ini mempengaruhi sikap kita percaya atau tidak, sesuatu
berasal dari Tuhan atau bukan dari Tuhan?
Sayangnya kita tidak bisa tahu dari Injil mengenai kehidupan
rohani dari Maria dan Elisabet secara detail tetapi tidak terlalu penting
dipermasalahkan.
Sebab yang terpenting adalah sikap kita mempercayai Tuhan
sebagai penguasa tunggal dalam hidup kita yang bebaskan kita dari belenggu dosa
dan bebaskan dari keterikatan kuasa gelap.
Maria dan Elisabet bersukacita dan memuji serta memuliakan Tuhan
karena peristiwa ajaib yang mereka alami dan kelak kemudian hari terbukti
kesetiaan dan ketaatan Maria kepada Allah.
Dalam renungan pada bacaan Injil yang sama beberapa waktu yang
lalu telah dijabarkan teladan Maria yang patut kita contoh dan lakukan di dalam
hidup kita.
REFLEKSI DIRI
Apakah kita percaya dan mempercayai
Tuhan dalam setiap peristiwa hidup yang kita jalani dan kita alami dengan tetap
memuji dan memuliakan Tuhan seperti Maria dalam magnificatnya?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet
Warna Liturgi : Putih
Zepanya 3:14-18a
Roma 12:9-16
Yesaya 12:2-6
Lukas 1:39-56
BcO : Kidung 2:8-14; 8:6-7
============= ☆☆☆ ============