Jumat, 27 Mei 2016
Tetapi yang terutama: kasihilah
sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali
dosa.
(1Petrus 4:8)
Sebagai umat kristiani, perilaku hidup
kita menjadi cerminan bagi orang lain dan dapat menarik banyak orang untuk
datang dan percaya kepada Yesus karna merasakan kehadiran kita membawa damai
dan kebaikan bagi mereka.
Hari ini kita diajak untuk merenungkan
sikap hidup seorang kristiani yakni :
Pertama
Menghasilkan buah
Markus 11:13-14,20
Dari jauh Yesus melihat pohon ara yang
sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa
pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa
selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara. Maka kataNya
kepada pohon itu: "Jangan lagi seorangpun makan buahmu
selama-lamanya!" Dan murid-muridNyapun mendengarnya.
Pagi-pagi ketika Yesus dan
murid-muridNya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke
akar-akarnya.
Kita hidup bukan hanya untuk diri
sendiri sebab perbuatan kita; apakah perbuatan baik atau perbuatan jahat
berdampak bagi orang lain disekitar kita.
Tanpa kita sadari, sebetulnya orang
lain membutuhkan kehadiran kita.
Dari mimik anda terlihat tidak
percaya?
contohnya :
Pasien di rumahsakit pada umumnya tidak
menolak kita doakan meski berbeda keyakinan agamanya.
Orangtua lanjut usia biasanya senang
ditemani oleh kita yang mau dengarkan ceritanya tentang kenangan masa
lalu.
Orang stress, depresi, luka batin,
lebih senang bila ada orang lain yang mau mendengarkan keluhannya dan segala
unek-uneknya makanya kehadiran kita diperlukan sebagai "keranjang
sampah" sebab setelah keluar semua kekesalan hatinya, biasanya orang
tersebut merasa lega sedangkan kita kudu mesti sabar.
Setiap orang yang normal cenderung
senang dirinya disapa, diperhatikan, kelebihan dirinya (=talenta) diperlukan
orang lain dan cenderung menutup diri bila diminta bantuan memberikan uang
sumbangan.
Masih banyak contoh lainnya dimana
kehadiran kita berguna bagi orang lain.
Dengan demikian perbuatan kita telah
menghasilkan "buah yang manis" disukai orang lain yang merasakan
gurihnya buah yang manis tersebut.
Sebaliknya,
bila perbuatan kita menghasilkan
"buah yang asam kecut" atau tidak berbuah sama sekali maka orang lain
tidak bisa menikmat buahnya sehingga kehadiran kita amat sangat tidak
diperlukan.
Hal seperti ini terjadi ketika Yesus
melihat pohon ara yang tidak berbuah dan mengatakan pohon ara ini tidak akan
berbuah lagi dan menjadi kering.
Padahal saat itu belum musim buah ara
tetapi kenapa Yesus sepertinya tidak adil memvonis pohon ara sampai
kering.
Darisini kita mesti mengerti bahwa
Yesus menghendaki kita senantiasa berbuah atau berguna bagi setiap orang yang
membutuhkan kita.
Yohanes 15:16b
Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu
pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap ....
Perkataan 'belum musim buah ara'
mengandung makna
:
Perbuatan baik tidak boleh ditujukan kepada
orang lain yang kita sukai saja atau karena orang lain itu sudah berbuat baik
kepada kita.
Lukas 6:33
Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada
orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosapun
berbuat demikian.
Bapa menghendaki kita siap sedia
terbuka bagi siapa saja membutuhkan pertolongan kita.
Matius 5:45
Karena dengan demikianlah kamu menjadi
anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat
dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang
tidak benar.
Kedua
Berbagilah kepada sesama
1 Petrus 4:10
Layanilah seorang akan yang lain,
sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus
yang baik dari kasih karunia Allah.
Seharusnya kita menghasilkan buah yang
manis bisa dinikmati siapa saja yang mau menikmati buah kita berarti kita mau
berbagi kepada orang lain sebab kita bermurah hati.
Lukas 6:36
Hendaklah kamu murah hati, sama seperti
Bapamu adalah murah hati.
Kenyataannya memang tidak seperti itu
sebab tidak banyak orang bermurah hati kepada orang lain; bahkan cenderung
lebih memikirkan kepentingan sendiri dan tidak mau tahu akibat perbuatannya
telah mengganggu dan merugikan kepentingan orang lain.
Hal seperti ini sudah terjadi sejak
jaman dahulu seperti bacaan Injil hari ini dimana Yesus marah melihat orang2
berjualan di halaman Bait Allah.
Markus 11:15-17
Tibalah Yesus dan murid-muridNya di
Yerusalem. Sesudah Yesus masuk ke Bait Allah, mulailah Ia mengusir orang-orang
yang berjual beli di halaman Bait Allah. Meja-meja penukar uang dan
bangku-bangku pedagang merpati dibalikkanNya, dan Ia tidak memperbolehkan orang
membawa barang-barang melintasi halaman Bait Allah. Lalu Ia mengajar mereka,
kataNya: "Bukankah ada tertulis: RumahKu akan disebut rumah doa bagi
segala bangsa? Tetapi kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!"
Istilah sekarang ini : peduli amat
!!!
apalagi telah membayar lapak dimana ia
berjualan maka masa bodoh bila ternyata menghalangi pejalan kaki.
Berbagai bentuk ketidak-pedulian dan
masing-masing mengklaim kepentingan diri sendiri dan kagak peduli orang
lain.
Orang dari kalangan bawah menuntut
mereka seharusnya diperhatikan atau diberikan prioritas karena mereka orang
kecil tidak mampu.
Orang dari kalangan atas menuntut
mereka lebih berhak mendapatkan prioritas sebab mereka merasa telah berjasa
memutarkan roda perekonomian atau bisa jadi tuntutan mereka karena sudah
menyogok pejabat tertentu yang berwenang memutuskan perijinan.
Lalu bagaimana dengan kita umat
kristiani, apakah bersikap serupa tidak peduli kepetingan orang lain asalkan
kepentingan sendiri terpenuhi?
Sama saja, setali tiga uang
...peribahasa mengatakan demkian.
Bentuknya berbeda, lebih halus ditutupi
kedok demi gereja, demi pelayanan, demi menolong umat dan demi-demi lainnya
padahal motivasinya untuk diri sendiri dan hanya Tuhan dan dirinya yang tahu
motivasi sesungguhnya.
Berjuta kali kita mendengar nasehat
agar mau berbagi kepada sesama namun ibaratnya : biarlah anjing menggonggong
kafilah berlalu, atau ibaratnya nasehat itu seperti debu pasir di padang gurun
yang berterbangan ditiup angin yang semakin pekat debunya semakin membuat sesak
nafas orang yang berada disitu.
Orang yang mau berbagi dilandasi kasih
biasanya tidak mau diekspos sebab baginya lebih baik tidak ada orang lain tahu
kecuali orang yang ditolongnya karena ia tahu bahwa Bapa di Surga menghendaki
demkian.
Matius 6:3-4
Jika engkau memberi sedekah, janganlah
diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu
itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi
akan membalasnya kepadamu.
Sungguh mengenaskan menyaksikan
fenomena orang yang senang dirinya dipuji disanjung setelah berbuat baik.
Lebih menjijikan lagi bila dia sengaja
memberitakan perbuatan baiknya untuk diketahui khalayak ramai supaya nanti
dirinya mendapatkan kemudahan atau mendapatkan fasilitas tertentu karena sudah
berbuat kebaikan.
Firman Tuhan mengatakan dia sudah
mendapatkan upahnya dari orang lain dan baginya tidak akan balasan dari Bapa
Surgawi tetapi anehnya orang ini masa bodoh tidak peduli sebab baginya yang
terpenting adalah ia mendapatkan hal-hal duniawi yang menyenangkannya.
Seringkali Tuhan memberikan rejeki
nomplok berupa uang dan harta dunia untuk melihat bagaimana kita mengatur dan
mendistribusikan rejeki tersebut; apakah kita mau berbagi kepada orang lain
yang juga memohon diberikan rejeki
dengan kata lain :
Tuhan memakai kita sebagai jawaban doa
orang lain yang meminta kepadaNya dan juga menguji iman kita.
Banyak orang tidak mengerti hal ini,
disangkanya semua berkat Tuhan itu untuk dirinya sendiri bahkan ada yang sampai
takabur mengklaim itu semua karena jerih payah dan kehebatannya, bukan dari
Tuhan.
Ulangan 8:17
Janganlah kaukatakan dalam hatimu:
Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan
ini.
Alamak, ini bukan gosip tetapi
fakta!!!
Silahkan amati terutama kepada orang
yang sukses dan orang kaya.
Perhatikan cara ia berbicara dan
sikapnya maka cenderung memuji diri dan mengklaim kehebatannya.
atau kepada orang yang mau populer
menonjolkan jasanya telah berbuat baik,
nama Tuhan sesekali saja disebut.
Ingatlah selalu perumpamaan tentang
seorang yang dihapuskan utang oleh raja tetapi ia tidak menagih utang orang
lain kepadanya (Matius 18:21-34).
Maknanya selain hal pengampunan tetapi
bisa juga berbicara tentang orang yang mau berbagi karena dia bersyukur terbebas
dari hutangnya dan sekarang ia berbuat serupa membebaskan orang lain yang
berhutang kepadanya.
Sesungguhnya kita mau berbagi didasari
oleh ungkapan syukur dan terimakasih kita kepada Tuhan yang sudah berkati dan
mengalami Kasih Tuhan di dalam hidup kita.
Ketiga
Berdoalah penuh keyakinan
Markus 11:23
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam
laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya
itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.
Ada dua hal penting harus dilakukan
bagaimana sikap berdoa, yaitu :
1) Tenangkan diri supaya fokus
berdoa
1 Petrus 4:7
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat.
Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
2) Ampuni saudaramu sebelum
berdoa
Markus 11:25
Jika kamu berdiri untuk berdoa,
ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang,
supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.
3) Jauhi keinginan daging dalam
doamu
Yakobus 4:3
Kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak
menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak
kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.
4) Yakin Tuhan pasti menjawab
doamu
Markus 11:24
Aku berkata kepadamu: apa saja yang
kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu
akan diberikan kepadamu.
Keempat
Sabarlah menanggung penderitaan
1 Petrus 4:12-13
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah
kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian,
seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya,
bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus,
supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan
kemuliaanNya.
Seringkali Tuhan ijinkan suatu masalah
hidup terjadi pada kita supaya setelah berhasil mengatasi masalah tersebut maka
kita mau berbagi perhatian kepada orang lain yang masalahnya serupa dengan
masalah kita yang sudah terpecahkan.
Jadi dibalik masalah dan penderitaan
yang kita alami, selain menguji iman kita maka ada maksud Tuhan supaya kita
menjadi berkat bagi orang lain.
Sebaliknya, dibalik rejeki yang
diberikan Tuhan kepada kita, selain memberkati kita maka ada maksud Tuhan
supaya kita menjadi berkat bagi orang lain.
Memang terkadang masalah itu berat bagi
kita bila berbentuk ujian salib yang berupa penganiayaan tetapi kita mesti
percaya kepada Firman Tuhan yang menasehati agar sabar menanggungnya dan tabah
di dalam kesesakan hidup.
Sirakh 2:1-6
Anakku, jikalau engkau bersiap untuk
mengabdi kepada Tuhan, maka bersedialah untuk pencobaan. Hendaklah hatimu tabah
dan jadi teguh, dan jangan gelisah pada waktu yang malang. Berpautlah kepada
Tuhan, jangan murtad dari padaNya, supaya engkau dijunjung tinggi pada akhir
hidupmu. Segala-galanya yang menimpa dirimu terimalah saja, dan hendaklah sabar
dalam segala perubahan kehinaanmu. Sebab emas diuji di dalam api, tetapi orang
yang kepadanya Tuhan berkenan dalam kancah penghinaan. percayalah pada Tuhan
maka Iapun menghiraukan dikau, ratakanlah jalanmu dan berharaplah
kepadaNya.
Setiap kita pasti mengalami penderitaan
dan hendaknya kita memetik pelajaran berharga dari derita ini supaya semakin
menguatkan otot iman kita dan juga sekaligus dapat membantu orang lain agar
mereka mampu bertahan didalam penderitaan dan berhasil menguatkan otot iman
mereka.
REFLEKSI DIRI
Apakah sikap hidupku mencerminkan sikap
hidup yang dikehendaki Allah?
Apa saja yang telah kuperbuat kepada
orang lain?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Agustinus Canterbury
Warna Liturgi : Hijau
1 Petrus 4:7-13
Mazmur 96:10-13
Markus 11:11-26
BcO : 2 Korintus 11:30-12:13
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com