Renungan
Harian 19 Oktober 2015
KETAMAKAN ORANG KAYA
(Lukas
12:13-21)
Roma
4:20-25
Saudara/i
dalam Yesus Kristus,
Dunia
saat ini menawarkan kenikmatan jiwa-raga;
banyak
kemudahan bisa kita raih dalam hitungan detik
di
ujung jari oleh kecanggihan tehnologi.
mau
pesan makanan via whatsapp/sms
mau
beli barang via online shop
mau
diantar kemana via online gojek
mau
ikut misa di rumah via streming
mau
belajar gitar/piano via website
mau
cari informasi apa saja via google
masih
banyak kemudahan lainnya
yang
bisa berdampak positif dan negatif.
sikap
hidup hedonisme telah merasuki kehidupan
manusia
modern saat ini dan tak heran manusia
berjuang
keras agar dapat memenuhi kebutuhannya.
fenomena
yang terus berulang terjadi sejak jaman
Perjanjian
Lama yang bisa kita baca sampai sekarang ini
bahkan
di hari-hari selanjutnya waktu mendatang manusia
berupaya
menimbun harta kekayaan dunia untuk dimilikinya.
semula
manusia berjuang mencari nafkah untuk memenuhi
keperluan
hidup sehari-hari, lalu mulai disimpan untuk
berjaga-jaga
keperluan sebulan, setahun, lima sd sepuluh tahun,
untuk
warisan kepada anak hingga buat cucu-cicit.
pengaruh
gaya hidup hedonisme makin menambah beban manusia
untuk
terus menimbun harta dan cenderung tamak tak kenal puas
dan
merasa belum cukup atau merasa kekurangan.
Lukas
12:16-18
Yesus
mengatakan kepada mereka
suatu
perumpamaan, kataNya:
"ada
seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
Ia
bertanya dalam hatinya: apakah yang harus aku perbuat,
sebab
aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat
menyimpan
hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat;
aku
akan merombak lumbung-lumbungku dan
aku
akan mendirikan yang lebih besar dan
aku
akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan
barang-barangku.
barang-barangku.
Yesus
mengingatkan ketamakan harta akan mencelakakan diri
orang
yang getol menimbun hartanya.
Lukas
11:15
kata
Yesus kepada mereka:
"berjaga-jagalah
dan waspadalah terhadap segala ketamakan,
sebab
walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,
hidupnya
tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
ketamakan timbul di hati
seseorang saat sedang memperoleh
rejeki/berkat
Tuhan dan ingin memilikinya sebanyak mungkin
bahkan
mau semuanya untuk dirinya.
begitu
menemukan sumber harta dunia ia akan menjaga
jangan
sampai orang lain memilikinya atau dengan kata lain
ia
tak mau berbagi rejeki kepada orang lain
andaikan
terpaksa berbagi, sedikit saja buat orang lain.
contoh
:
ada
seseorang sudah memiliki banyak property
(kavling
tanah, rumah, gedung, ruko, apartemen, pabrik, perusahaan)
masih
memburu harga property murah dari orang yang
lagi BU (=butuh uang).
lagi BU (=butuh uang).
ia
menawar semurah-murahnya sebab ia tahu orang tersebut lagi BU.
dengan
terpaksa dijual juga meski harga makin murah dan
orang
kaya itu tertawa gembira bangga mendapatkan property
jauh
dibawah harga pasar sebab terbayang bisa meraih
untung
gede saat ia jual kembali.
sifat
tamak orang kaya ini semakin besar dimana disaat lain
ia
ancam hanya kasih komisi kepada marketing yang menjual
properti
miliknya dibawah komisi standar dan ia kembali tertawa
gembira
saat marketing tersebut terpaksa menurut,
seperti
pemilik property yang BÙ sebelumnya.
orang
kaya ini tak merasa dirinya tamak.
ia
merasa layak mendapatkan property murah dan
membayar
komisi murah karna kemampuannya menawar.
entah
apa yang dipikirnya, ia tidak mau berbagi rejeki kepada orang lain.
masih
banyak contoh lainnya dimana orang kaya cenderung tamak dan
tipis
belas kasihannya bahkan seringkali tidak peduli kepada orang lain
sebab
sedang sibuk menimbun harta dunia miliknya seperti
perumpamaan
orang kaya bodoh yang Yesus katakan dalam Injil hari ini.
ternyata,
antara
mengejar target/tujuan dengan ketamakan ternyata beda tipis.
orang
akan berdalih dirinya tidak tamak sebab wajar saja
ia
mendapatkan hasil yang banyak dari usaha keras yang ia lakukan
bahkan
ia merasa layak jika ia mendapatkan banyak keuntungan.
persoalan
orang lain tidak kebagian atau mendapat sedikit,
yah
urusan mereka bahkan ia mengungguli dirinya lebih hebat
dari
kemampuan orang lain.
dari
jaman ke jaman,
manusia
tetap tidak mau sadar akan bahaya ketamakan.
terus
saja tidak mau peduli nasehat Yesus tentang ketamakan.
nanti
suatu masa dimana ia bangkrut, ia sakit parah, keluarga berantakan,
hal2 menyusahkan menghantam hidupnya maka baru ia mencari Tuhan.
setelah
dipulihkan Tuhan keadaan dirinya maka sebagian ada
yang
terus menuruti nasehat Yesus tetapi ada juga
yang
kembali lagi tenggelam dalam sifat ketamakan.
Rasul
Paulus menasehati sebaiknya orang tidak perlu
mengejar
harta dan ingin menjadi orang kaya sebab
akan
cenderung mencelakakan dirinya.
1Timotius
6:6-10
memang
ibadah itu kalau disertai rasa cukup,
memberi
keuntungan besar. sebab kita tidak membawa sesuatu apa
ke
dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
asal
ada makanan dan pakaian, cukuplah.
tetapi
mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan,
ke
dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa
dan
yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia
ke
dalam keruntuhan dan kebinasaan.
karena
akar segala kejahatan ialah cinta uang sebab oleh
memburu
uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman
dan
menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Timbul
suatu pertanyaan :
mengapa
orang cenderung ingin kaya?
mengapa
orang kaya cenderung tamak?
pada
dasarnya tergantung seberapa dalam iman percayanya
kepada
Tuhan sehingga ia yakin menyerahkan hidupnya kepada Tuhan.
sebab
manusia tidak mau hidup susah atau hidup dalam kekurangan !!!
hanya
sebagian kecil manusia yang mau bergantung sepenuhnya
kepada
Tuhan. mau percaya sepenuhnya kepada janji janji Tuhan
tergenapi
dalam hidupnya.
Roma
4:20-21
tetapi
terhadap janji Allah Abraham tidak bimbang karena
ketidakpercayaan,
malah ia diperkuat dalam imannya dan
ia
memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa
Allah
berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
tahu
sih janji Tuhan namun sejujurnya tidak yakin
apakah
janji Tuhan itu untuk dirinya?
apalagi
kalau terbujuk oleh dusta Iblis yang mengintimidasi
bahwa
tidak layak menerima berkat Tuhan karena dirinya berdosa.
hal
itu terlihat bagaimana manusia lebih yakin jika
ia
melihat sudah ada harta dimilikinya buat jaminan hidupnya.
sedangkan
janji-janji Tuhan belum pasti tergenapi sebab
belum
terlihat ada pada dirinya maka ia khawatir masa depannya
oleh
sebab itu manusia lebih memilih menimbun harta dunia
untuk
persiapan dan jaminan hidupnya sampai hari tua
bahkan
jaminan sampai ke anak-cucu.
seringkali
nasehat Yesus melalui Injil disampaikan oleh orang lain
kepadanya
tidak ditanggapi bahkan sinis mencela dengan mengatakan :
"hidup
kalian kenapa susah padahal rajin ke gereja, aktif pelayanan,
beritakan
Injil sedangkan hidup saya kaya meski tidak rajin ke gereja
dan
tidak terlibat dalam pelayanan dan penginjilan...
setiap
kali kalian datang minta sumbangan dana buat gereja dan pelayanan.
katanya
Tuhan memberkati orang yang dekat kepada-Nya tetapi
hidup
kalian susah dan menderita ... dsbnya"
jangan
sombong hai orang kaya !!!!!,
mau
tahu jawabannya atas celaanmu,
silahkan
baca perikop orang kaya dan Lazarus yg miskin
(
Injil Lukas 16:19-31 )
itulah
realita dinamika hidup yang terjadi
sehingga
banyak orang beriman justru lebih memilih
menjadi
orang kaya meski tahu resikonya bisa terjebak
pada
sifat tamak yang akan menghanyutkan diri kepada
kehidupan
sementara dan akan kehilangan kehidupan kekal di Sorga.
Lukas
12:20-21
tetapi
firman Allah kepadanya:
hai
engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu
akan
diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan,
untuk
siapakah itu nanti?
demikianlah
jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta
bagi
dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
REFLEKSI DIRI
serahkan
seluruh hidupmu pada Tuhan niscaya engkau
akan
terhindar dari sifat tamak menimbunkan harta dunia
tetapi
engkau akan rajin menimbun harta sorga
Salam
Kasih,
Surya
Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com