Rabu, 1 Juni 2016
Datanglah kepada Yesus beberapa orang
Saduki, yang berpendapat, bahwa tidak ada kebangkitan.
(Markus 12:18)
Bacaan Injil hari ini mengenai orang
Saduki tidak percaya ada kebangkitan, selain itu mereka menolak kekekalan jiwa
dan menolak takdir tetapi menerima adanya kehendak bebas.
Kita coba cari referensi buku literatur
rohani untuk mengetahui latar belakang orang Saduki.
Mereka berasal dari keturunan imam
Zadok di masa pemerintahan raja Daud sebagai imam agung.
(baca 1 Raja-raja pasal 1 dan 2).
Orang Saduki pada umumnya adalah
imam-imam bertanggung jawab terhadap ibadah di Bait Suci dan memegang jabatan
imam kepala tetapi sebagian dari mereka adalah orang awam biasa dan tidak
menjabat sebagai imam.
Orang Saduki hanya percaya kepada lima
kitab Musa (Pentateukh) dan memegang teguh hukum taurat Musa.
Dalam suatu kesempatan,
mereka menentang ajaran Yesus tentang
kebangkitan badan dengan mengajukan pertanyaan kepada Yesus :
Markus 12:23
Pada hari kebangkitan, bilamana mereka
bangkit, siapakah yang menjadi suami perempuan itu? Sebab ketujuhnya telah
beristerikan dia.
Mereka mengutip ajaran Musa tentang
kawin dengan isteri saudara yang telah mati.
Ulangan 25:5
Apabila orang-orang yang bersaudara
tinggal bersama-sama dan seorang dari pada mereka mati dengan tidak
meninggalkan anak laki-laki, maka janganlah isteri orang yang mati itu kawin
dengan orang di luar lingkungan keluarganya; saudara suaminya haruslah menghampiri
dia dan mengambil dia menjadi isterinya dan dengan demikian melakukan kewajiban
perkawinan ipar.
Yesus tahu orang Saduki ini menguji
dirinya melalui kisah yang di rekayasa dengan menceritakan tujuh bersaudara
yang mengawini seorang perempuan karena satu persatu ke7 saudara ini mati.
(baca Markus 12:20-22).
Yesus menegur mereka dan mengatakan
mereka sesat karena tidak mengerti kitabsuci dan kuasa Allah meskipun mereka
mentaati kelima kitab Musa.
Markus 12:24-25
Jawab Yesus kepada mereka: "Kamu
sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa
Allah.
Sebab apabila orang bangkit dari antara
orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti
malaikat di sorga.
Mengapa teguran Yesus sangat tajam dan
mengatakan orang Saduki sesat?
Bila seseorang membaca kitabsuci, lalu
menafsirkan semaunya saja maka hal ini akan menyesatkan sebab berdasarkan
keinginan sendiri seperti orang Saduki.
Kita tahu bahwa tidak boleh menambahi
atau mengurangi ayat firman Tuhan dan menafsirkan sembarangan sebab akan
menyesatkan diri kita dan orang lain.
Amsal 30:5-6
Semua firman Allah adalah murni. Ia
adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung padaNya. Jangan menambahi
firmanNya, supaya engkau tidak ditegurNya dan dianggap pendusta.
Ulangan 4:2
Janganlah kamu menambahi apa yang
kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu
berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.
Bukankah orang Saduki hanya mengakui
ke5 kitab Musa : Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan, tetapi tidak
percaya pada kebangkitan orang mati dan Yesus mengingatkan mereka tentang kisah
Musa dan semak duri di kitab Keluaran pasal 3.
Seharusnya mereka percaya bahwa Allah
sanggup membangkitkan orang mati sebab Allah itu bukan Allah orang mati
melainkan Allah orang hidup.
Markus 12:26-27
Dan juga tentang bangkitnya orang-orang
mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam ceritera tentang semak duri,
bagaimana bunyi firman Allah kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan
Allah Yakub?
Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.
Kamu benar-benar sesat!
Demikian pula hendaknya kita harus
memahami betul maksud dari ayat firman Tuhan dan kita beruntung di Katolik ada
Magisterium sebagai pedoman kebenaran firman Tuhan.
Jika tidak, maka kita terpecah-belah
mengklaim penafsiran masing-masing; Firman Tuhan tidak boleh ditafsirkan dan
dimanipulasi berdasarkan keinginan atau kepentingan sendiri.
Kebangkitan orang mati atau kebangkitan
badan memang tidak mudah dipahami.
bapa-bapa gereja mengakuinya melalui
Iman rasuli dan melalui kredo yang sampai sekarang ini kita umat katolik
mendaraskannya setiap kali di dalam misa ekaristi.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada
jemaat di Tesalonika menyinggung soal kebangkitan badan pada saat rapture atau
pengangkatan di akhir jaman ketika kedatangan Yesus kedua kalinya.
1 Tesalonika 4:14, 16-17
Jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah
mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah
meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama
dengan Dia. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu
malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun
dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama
dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan
selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
Itu sebabnya Yesus mengatakan orang
Saduki sesat karena tidak mengerti kebenaran firman Tuhan di kitab suci.
Mengikuti pemahaman orang Saduki tidak
percaya adanya kebangkitan orang mati, apakah berarti mereka tidak akan bangkit
dan terangkat ke Surga bersama Yesus.
Pemikiran atau penafsiran orang Saduki
masih lumayan banyak orang beriman kristiani yang tidak mengerti hal ini dan
dikiranya kalau sudah mati yah sudah dikuburkan selamanya di bumi seperti
halnya binatang mati dan ditelan bumi.
Padahal kematian di dunia ini bukanlah
akhir segalanya sebab kebenarannya adalah kematian itu berarti awal dari
kehidupan baru yang kekal selamanya.
(baca kitab Wahyu pasal 21).
Kita tidak boleh takut menghadapi
kematian di dunia meskipun realitanya banyak orang takut menjelang detik2
terakhir menghembuskan nafas terakhir.
Sebab kita harus percaya kepada Allah
yang memberikan kita kekuatan untuk menjalani kehidupan di dunia sesuai dengan
kehendakNya supaya kelak kemudian hari setelah menyelesaikan tugas perutusan
maka kita mengalami kehidupan baru di Surga.
2 Timotius 1:7
Sebab Allah memberikan kepada kita
bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan
ketertiban.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku sungguh percaya dan mengimani
iman rasuli tentang adanya kebangkitan badan bersama Yesus yang menjemputku di
akhir jaman nanti?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
PW St Yustinus
Warna Liturgi : Merah
2 Timotius 1:1-3,6-12
Mazmur 123:1-2
Markus 12:18-27
BcO : Galatia 3:15-4:7
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com