Senin, 20 Juni 2016
Mengapakah engkau melihat selumbar di
mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui.
(Matius 7:3)
Melihat kekurangan/kelemahan orang lain
lebih mudah daripada intropeksi diri sendiri dan menghakimi orang seringkali
dilakukan menurut penilaian sendiri.
Orang farisi dan ahli taurat paling
getol menghakimi orang lain karena merasa dirinya paling benar dan paling
suci.
Oleh sebab itu Yesus mengatakan :
Matius 7:1-2
Jangan kamu menghakimi, supaya kamu
tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi,
kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan
kepadamu.
Apa saja yang Yesus perbuat, selalu
saja dihakimi oleh ahli taurat dan orang farisi padahal mereka tidak berbuat
apa-apa dan bahkan perbuatan mereka tidak sesuai dengan mulut mereka yang rajin
memgkritik dan menghakimi orang lain.
Tak heran, Yesus menghardik mereka
karena kemunafikan sikap mereka yang bertindak sebagai hakim sedangkan
perbuatan mereka sangat jahat menekan orang lain.
Matius 7;4-5
Bagaimanakah engkau dapat berkata
kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal
ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari
matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu
dari mata saudaramu.
Sikap menghakimi merupakan penyakit
rohani yang akut alias parah sebab hampir sebagian besar orang menderita
penyakit rohani ini.
Pertanyaannya adalah mengapa orang
cenderung menghakimi orang lain?
Bila ditelusuri lebih jauh,
sesungguhnya penyakit rohani : menghakimi orang lain disebabkan tiga hal
:
1) Kesombongan Diri
Semakin pintar intelektual seseorang
maka biasanya cenderung mengklaim dirinya yang paling hebat sehingga memandang
rendah orang lain.
Ahli taurat dan orang farisi sebagai
pemuka agama Yahudi, pengetahuan tentang hukum taurat dan adat istiadat
nenek-moyang sangat menguasai dan secara jabatan berhak menetapkan peraturan
dan menuntut orang lain untuk melakukannya dan mentaatinya.
Yesus mengatakan mereka menduduki kursi
Musa padahal sikap perbuatan mereka tidak berlaku seperti Musa yang mengayomi
bangsanya sedangkan mereka seringkali menghakimi.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
telah menduduki kursi Musa. (Mat 23:2)
Sikap sombong cenderung menghakimi
orang lain, selain memandang rendah orang lain.
2) menutupi kelemahan diri
sendiri
Pengkritik yang menghakimi orang lain
sebagian memang mereka lebih pintar dan memiliki banyak kelebihan dirinya
tetapi ada sebagian lainnya justru untuk menutupi kekurangan dirinya maka
mereka mengkritik dan menghakimi orang lain agar tidak terlihat kekurangan
dirinya.
Yesus sanggup melakukan perbuatan
mukjijat sedangkan ahli taurat dan orang farisi tidak mampu, bahkan dalam hal
pengajaran yang seharusnya mereka jagonya hukum taurat tetapi tidak mampu
mendalami maknanya.
sedangkan Yesus saat itu dikenal
sebagai rakyat biasa dan profesinya tukang kayu tetapi ketika mengajar, ada
kuasa yang mengalir sehingga orang yang memdengar pengajaranNya takjub.
Markus 1:22
Mereka takjub mendengar pengajaranNya,
sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.
Pantesan saja ahli taurat dan orang
farisi berusaha menekan Yesus sebab mereka malu pada kelemahan dirinya dan
dengan menggunakan jabatannya mereka mengkritik dan menghakimi Yesus terus
menerus sampai timbul niat mau membunuh Yesus karena semakin hari mereka
semakin kalah pamor di mata masyarakat Yahudi.
3) iri hati
Dimana ada iri hati, disitu pasti
timbul pengkritikan dan penghakiman.
ini sangat jelas akibatnya karena iri
melihat kesuksesan orang lain.
Iri hati ini bisa terjadi pada orang
yang sombong maupun kepada orang yang munafik menutupi kelemahannya dengan
mengkritik dan menghakimi.
Banyak contoh orang iri hati di
Alkitab, salah satu diantaranya adalah Miryam, kakak perempuan Musa.
Bilangan 12:1-2
Miryam serta Harun mengatai Musa
berkenaan dengan perempuan Kush yang diambilnya, sebab memang ia telah
mengambil seorang perempuan Kush. Kata mereka: "Sungguhkah Tuhan
berfirman dengan perantaraan Musa saja? Bukankah dengan perantaraan kita
juga Ia berfirman?" Dan kedengaranlah hal itu kepada Tuhan.
Miryam iri hati kepada adiknya Musa
karena dipakai Allah memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di
Mesir.
Kita dengar alasan Miryam cari
gara-gara dengan alasan Musa kawin dengan perempuan di luar bangsa Israel yang
saat itu dilarang perkawinan campur.
Padahal ia iri hati kepada Musa dengan
mengatakan bahwa Allah mengutus dirinya juga dan bukan hanya Musa.
Orang yang iri hati biasanya memang
cari alasan lain untuk menutupi niat dan tujuan sebenarnya ketika mengkritik
dan menghakimi orang lain.
JADI,
Hendaknya kita tidak menghakimi orang
lain meskipun betul sih orang lain itu ada kekurangan dan kelemahannya.
Bila orang lain berbuat salah, yach
boleh kita kasih tahu baik-baik supaya orang itu berubah menjadi lebih
baik.
1 Tesalonika 5:14
Kami juga menasihati kamu,
saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah
mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua
orang.
Sifat orang menghakimi bertujuan untuk
menjatuhkan orang yang dihakiminya supaya kepentingan dirinya tercapai.
Bukankah lebih baik kita saling
nasehati dan saling melengkapi sebab setiap orang pasti ada kelebihan dan juga
ada kekurangan di dalam dirinya.
Roma 2:1
Karena itu, hai manusia, siapapun juga
engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah.
Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena
engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
Jauhkan sifat dan sikap menghakimi
sebab kita tahu hanya Tuhan Allah saja yang berhak menghakimi kita
manusia.
Yohanes 5:30
Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari
diriKu sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan
penghakimanKu adil, sebab Aku tidak menuruti kehendakKu sendiri, melainkan
kehendak Dia yang mengutus Aku.
REFLEKSI DIRI
Sudahkah sikapku saling menasehati,
saling melengakapi, saling membangun dengan sesamaku?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ===========
Kalender Liturgi Katolik
Pekan Biasa XII
Warna Liturgi : Hijau
2 Raja 17:5-8,13-15a,18
Mazmur 60:3-5,12-13
Matius 7:1-5
BcO : Zakaria 8:1-17,20-23
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com