Setelah Yesus mendengar hal itu,
heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikutiNya:
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel (Matius 8:10).
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel (Matius 8:10).
Yesus hanya dua kali menyatakan
keheranan melihat iman yang besar dari orang non yahudi yaitu kepada perwira
dalam bacaan Injil hari ini dan satunya lagi kepada perempuan dari Kanaan atau
Siro Fenesia Yunani (menurut Markus).
Matius 15:26-28
Yesus menjawab: "Tidak patut
mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada
anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan
remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata
kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti
yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Satu lagi keheranan Yesus melihat
ketidak-percayaan orang Yahudi di Nazareth padahal orang non Yahudi percaya
kepada Yesus.
Markus 6:4-6a
Yesus berkata kepada mereka:
"Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di
antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak dapat mengadakan satu
mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan
tanganNya atas mereka. Yesus merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.
Memiliki iman yang besar itu sangat
kita butuhkan menghadapi rintangan dan hambatan yang seringkali menghadang dan
menghalangi perjalanan hidup.
Kita itu sering membiarkan iman kita
tidak bertumbuh sebab dianggap tidak penting, akibatnya iman menjadi kering,
layu, dan mati.
Orang sibuk memperhatikan makanan untuk
tubuh dan jiwanya sedangkan rohaninya tidak diberi makanan atau bila dikasih
makanan rohani ala kadarnya, misalnya seminggu sekali ikut misa ekaristi dan
sambut komuni.
Disangkanya makan hosti itu sudah cukup
makanan rohani untuk imannya sebab dikiranya hosti itu telah menguatkan dirinya
secara otomatis imannya juga semakin kuat.
Betulkah demikian?
mari belajar lagi tentang makna
ekaristi terutama mengenai hosti berupa roti dan anggur yang telah dikonsekrasi
menjadi tubuh dan darah Kristus.
Lain waktu kita bahas sebab hari ini
kita hendak merenungkan tentang iman yang besar dan yang benar dihadapan
Tuhan.
Dalam kesempatan lain, Yesus katakan
hendaknya milikilah iman sebesar biji sesawi supaya mampu mengatasi segala
persoalan yang berat bahkan persoalan yang mustahil sekalipun.
Matius 17:20
Ia berkata kepada mereka: "karena
kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya
kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada
gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan
ada yang mustahil bagimu.
Betapa labilnya iman kita dan mudah
goyah diobrak-abrik oleh si jahat si Iblis, dengan mamon, mengirimkan kesulitan
keuangan alias duitnya cekak maka kita sudah puyeng dan hidup jadi kacau.
Dikasih duit yang banyak eh bukannya
makin tenteram malah makin kacau; banyak duit banyak keinginan
banyak keinginan banyak nafsunya.
tadinya punya mobil satu, hati
gembira
sekarang gelisah pengen punya mobil
baru yang lebih gress, lebih keren bisa buat pamer dan demi gengsi.
Kagak ada duit atau rejeki seret eh
jadi stress dan banyak ngomel komplain kepada Tuhan dan ngambek kagak mau ke
gereja lagi dan mulai luntur imannya karena tergoda oleh tipu daya Iblis yang
nawarin kemudahan dapat duit panas.
Orang kaya dan orang tidak kaya yach
sama-sama stress dan sama-sama kacau bila lalai atau mengabaikan iman sebab
pikiran dunia akan menguasainya demi memenuhi kebutuhan tubuh-jiwa sedangkan
kebutuhan rohaninya nanti saja setelah terpenuhi kebutuhan tubuh dan
jiwanya.
Kita mesti belajar dari pengalaman
bangsa Israel yang terus menerus mengingkari Allah.
Perilaku mereka sangat tidak terpuji
dan hal ini bisa kita baca di sepanjang Alkitab dimulai kitab Kejadian sampai
jaman Yesus dan para Rasul.
Kitab Hakim-Hakim, kitab Raja-Raja bisa
kita baca bagaimana perilaku bangsa Israel begitu mudah berpaling dari Allah
ketika menghadapi sedikit saja masalah hidup dan kemudian mengkhianati Allah
dengan menyembah dewa-dewi dan ilah lain yang sungguh menyakiti hati Allah yang
dapat kita baca di kitab Hosea.
Pada bacaan pertama hari ini dari kitab
Ratapan dan juga dari kitab Mazmur sangat miris keadaan bangsa Israel yang
hancur lebur karena ketidak-setiaan mereka dan Allah membiarkan hidup mereka
tertindas oleh bangsa lain.
Allah bermaksud agar bangsa Israel
sadar dan bertobat tetapi mereka ini bebal sekali berulangkali bertobat tetapi
kembali meninggalkan Allah.
(persis menurut 2 Petrus
2:20-22).
Bangsa Israel pandai sekali berdalih
dan menggerutu di hadapan Allah dan tanpa mengintropeksi diri; di mulut
bertobat tetapi hati mereka keras dan tak heran bila Allah mengatakan bangsa
Israel tegar tengguk.
Ratapan 2:2,18
Tanpa belas kasihan Tuhan memusnahkan
segala ladang Yakub. Ia menghancurkan dalam amarahNya benteng-benteng puteri Yehuda.
Ia mencampakkan ke bumi dan mencemarkan kerajaan dan pemimpin-pemimpinnya.
Berteriaklah kepada Tuhan dengan nyaring, hai, puteri Sion, cucurkanlah air
mata bagaikan sungai siang dan malam; janganlah kauberikan dirimu istirahat,
janganlah matamu tenang!
Mazmur 74:1-2
Mengapa, ya Allah, Kaubuang kami untuk
seterusnya? Mengapa menyala murkaMu terhadap kambing domba gembalaanMu?
Ingatlah akan umatMu yang telah Kauperoleh pada zaman purbakala, yang Kautebus
menjadi bangsa milikMu sendiri! Ingatlah akan gunung Sion yang Engkau
diami.
Berkali-kali di nasehati namun sebentar
saja menurut tetapi setelah keadaan hidup mereka dipulihkan oleh Allah maka
mereka kembali lagi berbuat dosa.
2 Tawarikh 30:8
Sekarang, janganlah tegar tengkuk
seperti nenek moyangmu.
Serahkanlah dirimu kepada Tuhan dan datanglah ke
tempat kudus yang telah dikuduskanNya untuk selama-lamanya, serta beribadahlah
kepada Tuhan, Allahmu, supaya murkaNya yang menyala-nyala undur dari
padamu.
Janganlah berperilaku seperti bangsa
Israel yang sebentar tobat sebentar kumat lagi berbuat dosa.
kita kudu perhatikan baik-baik segala
nasehat disepanjang Alkitab yang terus mengingatkan kita supaya hidup benar di
hadapan Allah.
1 Korintus 10:6
Semuanya ini telah terjadi sebagai
contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan
hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat.
( baca 1 Korintus pasal 10 )
Supaya hidup benar dihadapan Allah maka
kita perlu membangun iman kita agar semakin kokoh dan mampu atasi segala badai
persoalan hidup sehingga kita tidak cengeng dan mudah mengeluh ketika
menghadapi tantangan hidup.
Tidak ada kiat khusus kecuali kita mau
bertekun pada pengenalan firman Tuhan agar supaya kita mengenal kehendak Tuhan
dan iman kita terus bertumbuh semakin besar dan semakin teguh.
Berulangkali kita sudah mengetahui
bahwa : iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
(Roma 10:17).
Yakobus 2:20
Hai manusia yang bebal, maukah engkau
mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
Kita perlu belajar dan mencontoh iman
yang besar yang dimliki seorang perwira yang rendah hati di hadapan Yesus sebab
ia merasa dirinya tidak layak.
Matius 8:7-8
Yesus berkata kepadanya: "Aku akan
datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepadaNya: "Tuan,
aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata,
maka hambaku itu akan sembuh."
Kalimat yang digarisbawahi ini dipakai
gereja Katolik pada saat liturgi ekaristi menjelang kita menerima hosti
kudus.
Tidak hanya rendah hati tetapi perwira
ini sangat murah hati dan tulus hati mau memberikan perhatian kepada bawahan
yang menunjukkan kasihnya kepada sesama tanpa peduli memandang pangkat
jabatannya.
Selain itu iman perwira ini sungguh
percaya kepada Yesus sehingga ia yakin bawahannya pasti disembuhkan Yesus dan
seperti halnya juga mertua Petrus disembuhkan oleh Yesus.
Matius 8:14-15
Setibanya di rumah Petrus, Yesuspun
melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegangNya tangan
perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Iapun bangunlah dan melayani Dia.
Ayat 14 ini sering ditanyakan bahwa
Petrus ternyata menikah padahal ia adalah Paus pertama gereja katolik dan
mengapa Paus berikutnya hingga saat ini tidak menikah.
Kita tentu ingat Yesus pernah katakan
bahwa :
Matius 10:12
Ada orang yang tidak dapat kawin karena
ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada orang yang dijadikan
demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena
kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Siapa yang dapat mengerti
hendaklah ia mengerti.
Pertanyaan ini tidak begitu penting
dijawab bila orang yang mengkritik Paus tidak mengerti perkataan Yesus dalam
Matius 10:12 sebab tujuannya seperti orang farisi yang mendakwa orang lain
tanpa mengaca perilaku dirinya sendiri.
Jadi sangat jelas renungan hari ini
adalah kita sangat perlu memiliki iman yang besar yang berguna bagi kita
sendiri maupun untuk keperluan kita melaksanakan tugas perutusan dan
pelayanan.
Seharusnya kita harus prioritaskan iman
dengan memberi asupan makanan rohani berupa Firman Tuhan dan doa serta
membangun relasi intim dengan Tuhan Allah.
REFLEKSI DIRI
Sudahkah aku memiliki iman yang besar
sebesar biji sesawi dan iman yang teguh dengan memberi makanan rohani secara
kontinue kepada imanku?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Hari Biasa
Warna Liturgi : Putih
Ratapan 2:2,10-14,18-19
Mazmur 74:1-3,5-7,20-21
Matius 8:5-17
BcO : Nehemia 2:9-20
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com