Selasa, 14 Juni 2016
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah
sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah
musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
(Matius 5:43-44)
Pengajaran Yesus tentang hukum Taurat
di pasal 5 makin disempurnakan dengan mengajarkan hal mengasihi musuhmu dan
mendoakan orang yang menganiaya kamu.
Sebelumnya Yesus mengatakan agar tidak
membalas kejahatan tetapi hendaknya berbuatlah kebaikan dan hari ini semakin
menekankan pada perbuatan kasih kepada setiap orang termasuk kepada orang jahat
dan mendoakannya.
Mengasihi musuhmu terdengar teoritis
dan bagi orang dunia hal ini tak mungkin hanya isapan jempol belaka; mana ada
orang mau mengasihi musuh, mungkin memaafkan atau mengampuni musuh masih bisa
terjadi pada kondisi tertentu.
musuh = lawan
artinya bertarung, bertengkar,
berkelahi, sesuatu yang mengancam.
musuh kita artinya ada seseorang yang
berseberangan dengan kepentingan kita dan antara kita dengan orang tersebut
bertarung memperebutkan sesuatu.
Cara pandang dunia mengatakan musuh
sifatnya jahat mau menghancurkan dan harus dibasmi agar tidak mengganggu atau
merugikan kepentingan kita.
Tetapi Yesus memandang dari sisi lain
bahwa musuh itu termasuk orang yang sakit rohaninya karena tidak mampu
menguasai diri dari nafsu ego dirinya.
Musuh itu mengklaim dirinya benar dan
segala tindakan/perbuatannya didorong oleh keegoisan dirinya tanpa peduli
urusan atau kepentingan orang lain.
Kita harus memahami latar belakang
hidup seseorang yang menjadi musuh bagi orang lain sebab biasanya ada luka
batin di dalam diri musuh tersebut yang terjadi di masa lalu dan meluap keluar
saat ini dilampiaskan kepada orang lain.
Bukankah kita juga sebelumnya menjadi
musuh Allah karena menjalani hidup berlawanan/bertentangan dan merusak hubungan
kita dengan Allah.
Roma 5:10
Sebab jikalau kita, ketika masih
seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita,
yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidupNya!
Lewat Yesuslah yang menjadi pendamai
atau juru damai antara kita dengan Allah dengan mengorbankan diriNya sebagai
tebusan atas dosa-dosa kita manusia.
2 Korintus 5:19
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan
diriNya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Bukankah Yesus ajarkan sebelumnya bahwa
: Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut
anak-anak Allah (Matius 5:9) dan hari ini Yesus ingatkan kita ini anak-anak
Allah memiliki karakter Ilahi seperti Bapa Sorgawi.
Matius 5:45,48
Karena dengan demikianlah kamu menjadi
anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat
dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang
tidak benar. Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di
sorga adalah sempurna.
Mengasihi musuhmu dan mendoakan orang
yang telah menganiaya kita adalah suatu keputusan; apakah kita mau melaksanakan
perintah Yesus.
Kita harus ubah mindset atau pola pikir
sudut pandang kita menanggapi firman Allah yang memuat perintah Yesus.
Jika mindset kita masih mengikuti
konsep dunia maka perintah Yesus agar kita mngasihi musuh adalah mustahil dapat
kita laksanakan.
Rasul Paulus mengatakan bahwa harus
terjadi transformasi pikiran dan hati kita agar sejalan dengan pikiran dan hati
Yesus supaya mampu memahami apa yang diajarkanNya dan melaksanakan apa yang
diperintahkanNya.
Filipi 2:5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.
Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan
dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat
membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah
dan yang sempurna.
Setelah semua ini terjadi perubahan di
dalam diri kita dan karakter Ilahi nampak terlihat melalui sikap kita maka kita
akan mampu mengampuni dan mendoakan musuh kita dan pada akhirnya dapat
mengasihi musuh kita....
Hati Yesus penuh dengan belas kasihan
melihat manusia hidup dalam dosa dan akibatnya timbul pertengkaran dan saling
bermusuhan karena hati manusia dipenuhi oleh egonya sendiri dan kasih itu
semakin menjauh dari hati manusia.
Ego kitalah biangkeroknya.
Kita merasa diri kita benar dan ketika
sikap orang lain bertentangan dengan ego kita maka timbul konflik karena
masing-masing merasa dirinya benar.
Konflik yang tidak terselesaikan
akhirnya mengakibatkan timbul permusuhan dan pihak yang dirugikan
kepentingannya berusaha melakukan pembalasan.
Jadi ada beberapa hal yang harus kita
benahi di dalam diri kita, yaitu :
Langkah Pertama
Jangan cepat-cepat memusuhi orang yang
bertentangan dengan kita.
Langkah Kedua
Mencari tahu apa penyebab seseorang
bertentangan dengan kita bahkan perbuatannya merugikan dan menyakiti diri
kita.
Langkah Ketiga
Intropeksi diri kita bila ternyata
sikap kita yang menjadi penyebab timbulnya perselisihan/pertentangan, lalu
akuilah dan minta maaf kepada orang tersebut.
Langkah Keempat
Ampunilah perbuatan orang tersebut yang
telah merugikan dan menyakiti kita
Langkah kelima
Bila orang tersebut tidak sadar dan
terus berbuat jahat maka doakanlah orang tersebut dan bersedialah membantunya
bila dia dalam kesulitan.
Amsal 25:21-22
Jikalau seterumu lapar, berilah dia
makan roti, dan jikalau ia dahaga, berilah dia minum air. Karena engkau akan
menimbun bara api di atas kepalanya, dan Tuhan akan membalas itu
kepadamu.
Ke5 langkah ini bisa kita lakukan
dengan mindset yang telah berubah dan telah mentransformasi diri sehingga cara
kita meresponi konflik tidak lagi menurut cara dunia tetapi kita menanganinya
menurut ajaran Yesus.
Berusahalah hidup damai dengan semua
orang
(Ibrani 12:14a)
1 Korintus 4:12b-13a
Kalau kami dimaki, kami memberkati;
kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab
dengan ramah.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku sudah memutuskan untuk
mengikuti perintah Allah agar aku mau mengasihi musuhku dan mendoakan orang
yang menganiaya diriku?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Pekan Biasa XI
Warna Liturgi : Hijau
1 Raja 21:17-29
Mazmur 51:3-6,11-16
Matius 5:43-48
BcO : Ezra 4:1-5,24-5:5
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com