Senin, 1 Agustus 2016
Lalu disuruhNya orang banyak itu duduk
di rumput. Dan setelah diambilNya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah
ke langit dan mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya
kepada murid-muridNya, lalu murid-muridNya membagi-bagikannya kepada orang
banyak.
(Matius 14:19)
Bacaan Injil hari ini bermakna teologis
yaitu bermakna Ekaristi dimana Yesus memecahkan roti dan dibagikan kepada
murid-muridNya dan dibagikan kepada orang banyak yang berkumpul
mendengarkanNya.
Selalu saja dimanapun Yesus berada
hatiNya berbelas kasihan melihat banyak orang menderita sakit penyakit, miskin,
terbelenggu oleh kuasa jahat dan segera menyembuhkan dan membebaskan
penderitaan hidup mereka.
Matius 14:14
Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang
banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hatiNya oleh belas kasihan kepada
mereka dan Ia menyembuhkan mereka yang sakit.
Kali ini Yesus berbelas kasihan melihat
mereka belum makan padahal sudah sore hari dan Yesus menyuruh muridNya memberi
mereka makan namun ternyata hanya ada lima roti dan dua ikan.
Matius 14:15-17
Menjelang malam, murid-muridNya
datang kepadaNya dan berkata: "Tempat ini sunyi dan hari sudah mulai
malam. Suruhlah orang banyak itu pergi supaya mereka dapat membeli makanan
di desa-desa." Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Tidak perlu
mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." Jawab mereka:
"Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan."
Suatu pelajaran bagi kita bahwa yang
memberi makanan buat banyak orang adalah kita dan bukan sebaliknya kita yang
meminta Tuhan memberi makan kepada orang kelaparan dan miskin.
Sering kita berdoa sebelum makan dan
isi doanya diakhiri dengan meminta agar Tuhan memberikan makanan kepada orang
seperti yang Tuhan berikan saat ini makanan kepada kita.
Kita lihat Yesus menyuruh muridNya yang
memberi makan kepada orang lain
(baca sekali lagi ayat 15 dan ayat 16)
dan para murid berdalih bahwa mereka hanya punya lima roti dan dua ikan.
Kita harus mengerti bahwa bukan berapa
banyak jumlah pemberian tetapi yang terpenting adalah sikap kita mau memberi
kepada orang lain, artinya menunjukkan hati kita berbelas kasih dan mau berbagi
kepada orang lain.
Mulai sekarang kita koreksi doa makan
yang meminta Tuhan memberi makanan kepada orang lain dan kita mohon diberi
kekuatan agar dimampukan memberi.
Fenomena lain yang sering kita lihat
adalah orang sibuk menjadi kordinator atau menjadi pelopor mengadakan acara
kegiatan mengumpulkan sumbangan dan berkoar-koar mendorong orang lain
menyumbang dana dengan jargon dari ayat-ayat firman Tuhan tetapi dia sendiri
tidak menyumbang dana dengan alasan dia sudah menyumbang tenaga.
Seharusnya kita sendirilah mau berbagi
dari Berkat yang Tuhan yang kita terima dan diberikan kepada orang lain seperti
yang dikehendaki Tuhan.
2 Korintus 9:10
Ia yang menyediakan benih bagi penabur,
dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan
melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.
Setiap berkat yang kita terima dari
Tuhan sesungguhnya ada bagian yang mesti kita bagikan kepada orang lain namun seringkali kita
mengambil semua bagian berkat Tuhan tersebut.
Bangsa Israel diwajibkan memberikan
sepersepuluh bagian dari hasil yang mereka peroleh kepada suku Lewi yang
ditugaskan untuk mengurus rumah Allah dan melayani kegiatan rohani.
Bilangan 18:21
Mengenai bani Lewi, sesungguhnya Aku
berikan kepada mereka segala persembahan persepuluhan di antara orang Israel
sebagai milik pusakanya, untuk membalas pekerjaan yang dilakukan mereka,
pekerjaan pada Kemah Pertemuan.
Dalam perkembangan selanjutnya
kewajiban persembahan persepuluhan ditetapkan sebagai milik Tuhan yang harus
dikembalikan oleh setiap orang yang memperoleh penghasilan yang diimani berasal
dari Tuhan.
Konsepnya sama bahwa berkat yang kita
peroleh, ada bagian yang kita berikan kepada orang lain tetapi di Perjanjian
baru tidak mewajibkan hal persembahan persepuluhan namun hendaknya kita
dinasehati untuk memberi dengan hati yang tulus ikhlas tanpa paksaan berapa
besar jumlahnya.
2 Korintus 9:7
Hendaklah masing-masing memberikan
menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab
Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Alangkah bijaksananya bila kita murah
hati mau berbagi kepada orang lain dan dilandasi oleh hati yang berbelas kasih
seperti yang dilakukan oleh Yesus.
Banyak orang hidupnya miskin dan tak
berpengharapan lagi karena beratnya tekanan hidup yang membebani mereka dan
sudah sepatutnya kita mau peduli memberikan roti atau makanan kepada mereka
yang membutuhkan pertolongan
Dengan demikian kita menjadi roti hidup
bagi banyak orang karena hati kita penub belas kasihan seperti hati
Yesus.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku mau memberi kepada orang
lain karena belas kasihanku melihat betapa menderitanya hidup mereka dan semoga
aku senantiasa menjadi roti hidup bagi banyak orang?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
PW St Alfonsus Maria de Liguori
Warna Liturgi : Putih
Yeremia 28:1-17
Mazmur 119:29,43,79,80,95,102
Matius 14:13-21
BcO : Yoel 1:13-2:11
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com