Rabu, 3 Agustus 2016
Maka Yesus menjawab dan berkata
kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang
kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
(Matius 15:28)
Hampir dapat dipastikan bahwa setiap
orang mempunyai iman meskipun tidak sama keyakinannya namun setiap orang
berbeda-beda seberapa besar imannya.
Mengapa demikian?
Setiap orang berbeda meresponi atau
menanggapi kebenaran Tuhan, seperti halnya perumpamaan mengenai benih yang
ditabur; ada yang jatuh di pinggir jalan, di bebatuan, di semak belukar,
atau di tanah yang subur.
Itu sebabnya Yesus memuji iman dari
seorang perempuan Kanaan padahal murid-murid Yesus mengusirnya dan Yesus tidak
menjawab permohonannya meminta agar Yesus membebaskan anak perempuannya
kerasukan setan.
Matius 15:22-23
Datanglah seorang perempuan Kanaan
dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena
anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama
sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-muridNya datang dan meminta kepadaNya:
"Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."
Bahkan Yesus menguji iman perempuan
Kanaan dengan mengatakan dia tidak layak ditolong namun dengan tabah ia tetap
memohon kepada Yesus.
Matius 15:26-27
Yesus menjawab: "Tidak patut
mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada
anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan
remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Bayangkan bila penolakan ini terjadi
pada diri kita; mungkin kita bisa sakit hati merasa dipermalukan dan jawaban
Yesus berpotensi bisa menyinggung perasaan harga diri kita bahkan diusir oleh
murid Yesus.
Mengapa perempuan Kanaan mampu
menguasai diri meski permohonannya ditolak Yesus dan murid Yesus?
Padahal dia berasal dari orang kafir di
mata orang Yahudi dan belum beriman kepada Yesus.
Kemungkinan perempuan Kanaan ini
mendengar berita tentang perbuatan Yesus yang ajaib dan ia percaya bahwa Yesus
sanggup membebaskan anaknya dari kerasukan setan.
Ada beberapa hal yang bisa kita
pelajari dari peristiwa ini dimana perempuan Kanaan memiliki iman besar, yaitu
:
Pertama
Berita tentang Yesus membangkitkan iman
pengharapannya
Semakin kita menderita maka kita tidak
boleh terbenam dalam penderitaan tetapi kita harus bangkitkan semangat hidup
dan tetap memelihara harapan.
Contohlah Abraham yang dijanjikan oleh
Allah akan mempunyai keturunan yang banyak padahal saat itu ia berusia lanjut
masih belum mempunyai seorang anak namun Abraham tetap berharap dan percaya
kepada Allah bahwa janji Allah pasti digenapi dalam hidupnya.
Roma 4:18
Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk
berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan
menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah
banyaknya nanti keturunanmu."
Kita tidak boleh kehilangan pengharapan
sebab akan membuat hidup kita lemah tak berdaya dan tidak ada lagi semangat
untuk hidup sehingga akibatnya banyak yang bunuh diri disangkanya bisa bebas
dari segala penderitaan.
Amsal 17:22
Hati yang gembira adalah obat yang
manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.
Amsal 15:13
Hati yang gembira membuat muka
berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.
Kedua
Percaya kepada Yesus melalui berita
yang didengarnya
Jangan seperti ahli taurat dan orang
farisi yang sering melihat mukjizat Yesus tetapi tidak mau percaya kepada
Yesus.
Orang yang banyak komplain dan banyak
berdebat di saat ia mendengar firman Tuhan, berpotensi tidak mau percaya apa
yang didengarnya sebab ia merasa pengetahuan dan kemampuannya lebih tinggi dan
lebih benar daripada firman yang didengarnya.
Amsal 3:5-7
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap
hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam
segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Janganlah engkau menganggap
dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan.
Perempuan Kanaan percaya kepada Yesus
meskipun belum pernah berjumpa dengan Yesus sebab ia mendengar dari berita
orang lain bahwa Yesus banyak menyembuhkan sakit penyakit dan mengusir serta
membebaskan setan.
Anehnya, masih ada umat katolik tidak
percaya ada mukjijat yang terjadi karena menurut dia tidak ada mukjijat selain
yang terjadi di jaman Yesus.
Seringkali orang mengandalkan pikiran
dan kepintaran otaknya menilai suatu mukjijat penyembuhan yang dilihatnya,
apalagi bila ia hanya mendengar cerita dari orang .wah, dijamin ia tidak
percaya bahkan ia menghakimi orang lain dan mencurigai mukjijat itu di
rekayasa.
Kita ingat Yesus menunjukkan bukti di
hadapan Tomas yang tidak percaya bahwa Yesus telah bangkit.
(baca Yohanes 20:24-28).
Yohanes 20:29
Kata Yesus kepadanya: "Karena
engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak
melihat, namun percaya."
Dengan percaya kepada Yesus meski kita
belum pernah bertemu muka dengan Yesus namun mukjijat Tuhan dapat kita alami
untuk menunjukkan Kemuliaan Tuhan dinyatakan di dalam diri kita.
Yohanes 11:40
"Bukankah sudah Kukatakan
kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
Ketiga
Kesungguhan hatinya menginginkan anak
perempuannya dibebaskan dari kerasukan setan.
Banyak orang berkeinginan untuk sembuh
atau terbebas dari penderitaan hidup namun seringkali tidak tekun dan tidak
sabar menjalani penderitaan.
Ibrani 6:11-12
Kami ingin, supaya kamu masing-masing
menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik
yang pasti, sampai pada akhirnya, agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi
menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian
dalam apa yang dijanjikan Allah.
Ingin sembuh saja tidak cukup bila
tidak disertai dengan menjalani hidup yang berkenan di mata Tuhan.
Kita harus memperbaiki sikap hidup agar
sesuai dengan kehendak Tuhan dan menerima segala ujian dari Tuhan yang
memproses dan mengikis karakter kita agar semakin dimurnikan.
Perempuan Kanaan mengalami ujian dimana
ia sempat ditolak oleh Yesus dan muridNya namun kesungguhan hatinya
menginginkan kesembuhan bagi anaknya lebih besar maka membuatnya semakin tabah
dan sabar menantikan tiba waktunya ditolong oleh Yesus.
Keempat
Memiliki kesabaran dan ketahanan
menerima penderitaan hidup
Penderitaan hidup bisa membuat orang
menjadi putus-asa dan nekad melakukan perbuatan jahat demi terlepas dari
situasi yang menekan hidupnya.
Namun sebaliknya penderitaan hidup bisa
membuat orang menjadi semakin survive atau memiliki ketahanan hidup dan bisa
menerima penderitaan hidup dengan sabar sebab ia percaya suatu saat nanti
hidupnya akan dipulihkan.
Banyak kesaksian pengalaman dari
orang-orang yang semula hidup serba kekurangan san karena kegigihannya pantang
menyerah berjuang keras sampai akhirnya sekarang berhasil hidup
berkelimpahan.
Tokoh Alkitab adalah Yusuf anak Yakub
mengalami penderitaan di jebloskan di dalam sumur oleh saudaranya, kemudian
dijual ke pedagang Midian dan dibawa ke Mesir menjadi pelayan di rumah Potifar,
lalu difitnah dan dijebloskan ke dalam penjara.
Sampai akhirnya Allah memberikan hikmat
kepada Yusuf supaya dapat menafsirkan mimpi raja Firaun sehingga akhirnya Yusuf
diangkat jadi penguasa dibawah raja Firaun.
Selama 13 tahun Yusuf hidup menderita
sejak ia berusia 17 tahun sampai ia berumur 30 tahun saat menjadi penguaaa
nomor 2 di Mesir.
Penderitaannya semakin lama semakin
berat namun dengan sabar dan tabah ia jalani dengan tetap berpengharapan kepada
Allah dan hidup benar di mata Tuhan sehingga Allah berkenan atas dirinya dan
melimpahkan Anugerah hikmat kepadanya.
J A D I
Untuk memiliki iman yang besar itu
tidak mudah dan kita harus sungguh-sungguh tekun menggali kebenaran firman
Tuhan dan hidup di dalam kebenaran Tuhan.
Semoga sikap iman perempuan Kanaan
menjadi contoh buat kita agar memiliki iman yang besar seperti dia dan juga
seperti pengalaman Yusuf yang sukses melewati berbagai badai penderitaan.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku terus menumbuhkan imanku
semakin besar dengan tekun dan sabar menjalani setiap perubahan dalam hidup
yang akan kualami sampai kesudahan saat aku dipanggil pulang oleh Tuhan?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Pekan Biasa ke 18
Warna Liturgi : Hijau
Yeremia 31:1-7
Yeremia 31:10-13
Matius 15:21-28
BcO : Yoel 2:28-3:8
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com