Rabu, 17 Agustus 2016
Pemerintahan yang bijak mempertahankan
ketertiban pada rakyatnya, dan pemerintahan orang arif adalah teratur.
(Sirakh 10:1)
M e r d e k a, M e r d e k a, M e r d e
k a !
Pekik kemenangan berkumandang membahana
membangkitkan semangat perjuangan.
Tanggal 17 Agustus, 71 tahun yang lalu,
Bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan dari penjajahan dan hari ini kita
Bangsa Indonesia memperingatinya sebagai hari Kemerdekaan.
Artinya Bangsa Indonesia memperoleh
kebebasan untuk menyelenggarakan pemerintahannya sendiri tanpa diatur lagi oleh
pihak penjajah.
Kita sebagai anak bangsa atau sebagai
rakyat Indonesia telah menikmati hidup dalam kebebasan dari belenggu penjajah
dan pemerintah sudah berusaha untuk mensejahterakan rakyatnya meskipun belum
optimal sesuai yang diinginkan.
Pemerintah berperanan sangat penting
menentukan taraf hidup rakyatnya sebab mereka yang ditunjuk sebagai pejabat
mendapat mandat dari rakyat dan tentu saja para pejabat seharusnya berusaha
memenuhi keinginan rakyat.
Firman Tuhan dari kitab Sirakh diatas
dengan jelas mengatakan bahwa pemerintah harus bersikap arif bijaksana dalam
menjalankan tugasnya supaya rakyat mendapatkan ketenangan dan hidup yang
berkecukupan.
Ada tiga hal yang bisa kita pelajari
dari bacaan harian hari ini yaitu :
Pelajaran Pertama
Kita sebagai rakyat hendaknya tunduk
dan patuh pada pemerintah yang telah membuat peraturan untuk tujuan agar
rakyatnya sejahtera dan tenteram.
Hal ini sejalan dengan kehendak Tuhan
Allah agar kita tunduk pada pemerintah yang diberi mandat mengatur
rakyatnya.
1 Petrus 2:13-14
Tunduklah, karena Allah, kepada semua
lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi,
maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat
jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.
Salah satu peraturan pemerintah adalah
menetapkan pajak bagi rakyatnya untuk mengatur keseimbangan dan keadilan bagi
rakyatnya.
Yesus menegaskan bahwa kewajiban
membayar pajak kepada kaisar atau kepada pemerintah seharusnya kita umat
beriman lakukan.
Matius 22:21b
Kata Yesus kepada mereka:
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Seperti biasa orang farisi bermaksud
mau menjebak Yesus dan hal ini sudah diketahui oleh Yesus.
Jawaban Yesus sangat tegas dan bukan
ditujukan menjawab pertanyaan orang farisi tetapi memang sejalan dengan
kehendak Allah.
Pelajaran Kedua
Hal lain yang bisa kita ketahui yaitu
cara orang farisi memulai dengan berbicara manis dan memuji Yesus padahal
niatnya mau menjebak Yesus.
Matius 22:15-17
Kemudian pergilah orang-orang Farisi;
mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.
Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya
kepadaNya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan
dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga,
sebab Engkau tidak mencari muka. Katakanlah kepada kami pendapatMu: Apakah
diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"
Perhatikan pujian orang farisi :
* Yesus itu seorang yang jujur
* Yesus jujur mengajar jalan
Allah
* Yesus tidak mencari muka
Cara yang dipakai orang farisi dengan
memuji Yesus ternyata sampai sekarang ditiru dan masih sering digunakan orang
yang bermaksud menjebak orang lain atau berniat mencelakakan orang lain atau
paling tidak dipakai orang untuk sekedar basa-basi etika pergaulan.
Pujian seringkali dilontarkan tetapi
tidak semua pujian itu tulus dan jujur.
Jangan merasa tersanjung oleh pujian
orang lain sebab lebih baik menerima pujian dari Tuhan Allah sudah pasti tulus
daripada pujian dari orang lain yang tidak kita ketahui pasti maksud dan
tujuannya memuji diri kita.
Pelajaran ketiga
Bagaimana menanggapi kebebasan atau
kemerdekaan dari sisi kerohanian.
Bukankah kita telah dimerdekakan dari
budak dosa menjadi orang merdeka oleh Darah Yesus menebus diri kita
manusia.
Roma 6:18
Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan
menjadi hamba kebenaran.
Hendaknya kita sudah tidak terikat oleh
perbuatan dosa yang sekian lama telah membelenggu diri kita karena telah
menerima pengampunan dari Tuhan.
Seharusnya kita memanfaatkan hidup
merdeka dari semula menjadi budak dosa dengan berbuat kebaikan dan menjadi
hamba Tuhan Allah.
1 Petrus 2:16
Hiduplah sebagai orang merdeka dan
bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi
kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.
Tuhan menghendaki kita supaya berbuat
baik dengan meninggalkan kejahatan atau hal-hal yang Tuhan tidak
berkenan.
1 Petrus 2:15
Sebab inilah kehendak Allah, yaitu
supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang
bodoh.
Rasul Paulus menegaskan seharusnya kita
menghambakan diri kepada Tuhan melebihi saat dahulu memghambakan diri sebagai
hamba dosa.
(baca kitab Roma pasal 6).
Roma 6:12-13
Sebab itu hendaklah dosa jangan
berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti
keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa
untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada
Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup.
Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran.
J A D I
Hendaknya momentum memperingati hari
kemerdekaan ini menjadi pemicu bagi kita untuk memerdekakan diri kita dari
intrik-intrik yang mau menjajah diri kita kembali supaya terbelenggu lagi oleh
rantai-rantai dosa yang telah dihancurkan oleh Kuasa Darah Yesus.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku telah merdeka dan terbebas
dari jeratan kuasa dosa yang selalu saja memasang perangkap agar aku dikuasai
dan dibelenggu kembali oleh dosa?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Hari Raya Kemerdekaan RI
Warna Liturgi : Putih
Sirakh 10:1-8
Mazmur 101:1-3,6-7
1 Petrus 2:13-17
Matius 22:15-21
BcO : Galatia 5:1-26
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com