Rabu, 10 Agustus 2016
Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak
jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia
akan menghasilkan banyak buah.
(Yohanes 12:24)
Yesus berulangkali memakai proses
alamiah dunia flora dan fauna untuk menjelaskan pengajaranNya dan kali ini
menggunakan proses pertumbuhan biji gandum yang jatuh ke tanah sebelum
menghasilkan buah yang banyak.
Biji gandum jika tidak jatuh, ia
tinggal sebiji saja dan tidak menghasilkan.
Satu harus mati untuk menghasilkan
banyak buah dan ini sudah menjadi hukum alam.
Prinsip ini bukan hanya terjadi di
dunia tumbuh2an (=flora), kita manusia juga berprinsip sama. Pada umumnya kita
sebagai orangtua rela berkorban demi anak-anaknya.
Yesus mau menjelaskan tentang diriNya
harus mati, kemudian bangkit kembali.
Yesus rela mati demi menebus dosa kita
manusia untuk menyelamatkan kita.
Imam Kayafas juga menginginkan Yesus
mati untuk menyelamatkan bangsanya sebab Yesus dianggap musuh yang telah
menarik banyak masyarakat Yahudi mau mengikutiNya.
Yohanes 18:14
Kayafaslah telah menasihatkan
orang-orang Yahudi: "Adalah lebih berguna jika satu orang mati untuk
seluruh bangsa."
Rasul Paulus berbicara tentang Yesus
kepada umat di Korintus bahwa :
1 Korintus 15:45-47
Seperti ada tertulis: "Manusia
pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup", tetapi Adam yang akhir
menjadi roh yang menghidupkan. Tetapi yang mula-mula datang bukanlah yang
rohaniah, tetapi yang alamiah; kemudian barulah datang yang rohaniah. Manusia
pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal
dari sorga.
Pertanyaannya :
Apakah ada seseorang yang mau mati demi
orang banyak? atau
Adakah seseorang yang mau berkorban untuk
kepentingan orang banyak?
Itu sebabnya Yesus mengatakan :
Yohanes 12:25
Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan
kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini,
ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.
Urusan nyawa adalah hal terberat dan
sangat sedikit yang mau mati seperti biji gandum demi orang lain itu
hidup.
Baiklah, kita pending dulu urusan mati
demi orang lain. Sekarang kita beralih ke urusan berkorban (bukan nyawa) demi
menolong orang lain.
Pada tahap awal, kita bisa menolong
orang lain dengan berbagai cara.
Pada tahap berikutnya, bersediakah kita
berkorban untuk menyelamatkan orang?
Kita harus melewati kedua proses ini
terlebih dahulu, sebelum kita bersedia mati demi orang lain.
Untuk tahap awal saja biasanya kita
melewati proses, dimulai dari menolong orang lain asalkan tidak keluar duit;
misalnya : kita mau menyisihkan waktu, tenaga, skill, mendoakan orang tetapi
tidak mau bantu bila berurusan duit.
Kegiatan pelayanan itu memerlukan biaya
namun jangan sampai nilai luhur pelayanan menjadi tercemar karena urusan
duit.
Masing-masing pribadi yang terlibat
dalam pelayanan hendaklah motivasinya murni tidak terkontaminasi kepentingan
diri sendiri dan waspadailah dirimu dari keinginan mencari pujian, ingin ngetop
dan ingin diakui kehebatannya.
Yang paling penting adalah kerelaan
kita berkorban dalam segala hal untuk orang lain supaya mereka diselamatkan dan
mengalami kasih Tuhan dan mereka mau hidup di dalam kebenaran Tuhan.
Ada satu hal yang luput dari perhatian
orang yang mau terlibat dalam tugas pelayanan yaitu menjadi seperti biji
gandum, artinya mau berkorban demi orang lain.
Ingat saja prinsip berikut ini :
2 Korintus 9:6
Camkanlah ini: Orang yang menabur
sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai
banyak juga.
Bila melayani untuk mencari popularitas
maka engkau akan dapat pujian.
Bila melayani untuk kepentingan bisnis
maka engkau akan dapat rekan bisnis.
Bila melayani untuk kebaikan orang
lain
maka engkau dapat kebaikan Tuhan
Bila melayani sebagai ungkapan syukur
maka engkau akan dapat sukacita
Silahkan pilih, apa yang mau engkau
tabur maka engkau dapat tuaian dari apa yang ditabur.
Sama halnya bila menanam biji gandum
mala akan menghasilkan gandum dan tidak mungkin menghasilkan jagung.
Hendaklah menabur dengan kerelaan hati
yang didorong oleh keinginan untuk membalas kebaikan Tuhan dengan cara
melakukan seperti Tuhan berbuat baik kepada dirinya.
2 Korintus 9:7
Hendaklah masing-masing memberikan
menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab
Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Percayalah prinsip tabur-tuai sudah
terbukti ampuh dan sayangnya tidak banyak orang percaya pada prinsip ini.
Contoh :
Jika saat ini kita sedang kesepian maka
seharusnya kita menghibur orang lain atau menemani orang lain yang sedang
kesepian tetapi biasanya kita tengelam dalam kesepian yang semakin lama membuat
kita tawar hati atau kehilangan semangat hidup.
Bacalah Alkitab dengan teliti maka anda
akan menemukan prinsip tabur-tuai itu terjadi bila anda memahami prinsip
ini.
Contoh : kitab hakim-hakim paling jelas
berlaku prinsip tabur-tuai;
Orang yang mengkhianati Allah dengan
menyembah berhala (=tabur) maka ia menerima hukuman dari Allah (=tuai).
siapa menabur kejahatan maka menuai
hasil kejahatan.
Bacalah kitab Yosua pasal 2 dimana
seorang perempuan sundal menabur kebaikan dengan cara menolong dua orang
pengintai suruhan Yosua di kota Yerikho dan pada saat kota Yerikho dihancurkan
maka Rahab dan keluarga diselamatkan (=menuai keselamatan).
Yosua 6:17
Dan kota itu dengan segala isinya akan
dikhususkan bagi Tuhan untuk dimusnahkan; hanya Rahab, perempuan sundal itu,
akan tetap hidup, ia dengan semua orang yang bersama-sama dengan dia dalam
rumah itu, karena ia telah menyembunyikan orang suruhan yang kita suruh.
Memang prinsip tabur-tuai seringkali
dipakai untuk urusan duit, terutama bila untuk kegiatan pelayanan rohani.
Padahal prinsip tabur-tua berlaku di
segala bidang kehidupan di dunia ini.
Kejadian 8:22
Selama bumi masih ada, takkan
berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan,
siang dan malam.
Yesus memakai perumpamaan tentang biji
gandum ini juga mengandung prinsip tabur-tuai yaitu dengan kematian Yesus
menanggung dosa manusia (ada benih yang ditabur) maka tuaiannya adalah
menyelamatkan umat manusia.
Yesus juga menyebut secara langsung
mengenai tabur-tuai.
Yohanes 4:35,37-38
Bukankah kamu mengatakan:
Empat bulan lagi tibalah musim
menuai?
Tetapi Aku berkata kepadamu:
Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah
ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sebab dalam hal ini
benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai.
Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang
tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil
usaha mereka.
Semoga prinsip biji gandum mati dahulu
sebelum menghasilkan buah dan prinsip tabur-tuai, dimana kedua prinsip ini
saling berkaitan erat, dapat kita pahami dan selanjutnya kita memaknainya di
dalam hidup kita.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku mau menjadi biji gandum yang
mati supaya membawa orang kepada Yesus untuk diselamatkan?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
PW St. Laurensius
Warna Liturgi : Merah
2 Korintus 9:6-10
Mazmur 112:1-2,5-9
Yohanes 12:24-26
BcO : Kisah 6:1-6; 8:1,4-8
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com