Shalom,
Bacaan hari Kamis 13
Agustus 2015 menurut kalender liturgi katolik :
Yosua
3:7-17
Matius
18:21 sd 19:1
Mazmur 114:1-6
Bacaan
Injil Matius hari ini mengenai perumpamaan tentang pengampunan.
jika
sebelumnya tentang menegor dan menasehati sesama saudara dan
hari
ini kita diajak untuk memberikan pengampunan kepada orang lain
yang telah bersalah
kepada diri kita.
Matius 18:21
kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:
"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku
jika ia berbuat dosa terhadap aku? sampai tujuh kali?"
kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:
"Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku
jika ia berbuat dosa terhadap aku? sampai tujuh kali?"
coba
kita dengar apa jawaban Yesus dibawah ini :
Matius 18:22
Yesus berkata kepadanya: "bukan!
Aku berkata kepadamu: bukan sampai tujuh kali, melainkan
sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Yesus berkata kepadanya: "bukan!
Aku berkata kepadamu: bukan sampai tujuh kali, melainkan
sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
wow...
kita bisa bayangkan ekspresi Petrus saat mendengar jawaban
dari Yesus yang
mengatakan 70x tujuh kali.
ada
orang menafsirkan 70 x 7 = 490 kali mengampuni
yang
lain menafsirkan (70 x ) pangkat 7 = .....
ada
yang bilang begini : (70 x 7) pangkat 7 = .....
maaf matematika saya
jeblok, kagak bisa hitung pangkat 7 itu berapa?
essensinya
adalah memberikan pengampunan kepada orang lain
yang
bersalah kepada diri kita adalah setiap kali orang tersebut
berbuat salah kepada kita !
berbuat salah kepada kita !
artinya tidak ada
batasnya.
jika
ketemu orang yang auban yang terus menerus melakukan kesalahan
dan
sepertinya disengaja untuk menekan diri kita maka yach harus
dimaafkan
dan diampuni kesalahannya.
sepertinya ini teori
yach dan sulit dilakukan ?
dari penjelasan Yesus
dengan memberikan perumpamaan tentang
pengampunan ini menunjukkan bahwa Yesus tahu kebingungan dan
keterkejutan Petrus tentang hal ini.
pengampunan ini menunjukkan bahwa Yesus tahu kebingungan dan
keterkejutan Petrus tentang hal ini.
apa
isi perumpamaan yang Yesus ceritakan (baca ayat 26 sd 34).
ringkasnya
begini :
ada
seorang berhutang 10ribu talenta kepada seorang Raja
kita
katakan saja orang tersebut bernama A.
dan
ada seorang yang lain, katakan saja namanya B.
B berhutang kepada si
A sebanyak 100 dinar.
Raja
tersebut akhirnya membebaskan A dari seluruh hutangnya
Matius
18:27
tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu,
sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu,
sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
tetapi
si A malah memasukkan si B ke dalam penjara sebab si A tidak
mau menghapuskan hutang si B kepadanya.
mau menghapuskan hutang si B kepadanya.
Matius 18:30
tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai dilunaskannya hutangnya.
tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara
sampai dilunaskannya hutangnya.
menurut
kamus di halaman belakang Alkitab,
1
dinar = 750 rupiah dan 1 talenta = 6000 dinar
berarti
hutang si A kepada raja 10.000 talenta = 60 juta dinar
hitung sendiri deh,
berapa rupiah hutnag si A dan hutang si B ?
tidaklah
heran jika raja tersebut marah kepada si A
Matius 18:32-34
Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya:
hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena
engkau memohonkannya kepadaku.
bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah
mengasihani engkau? maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya
kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya:
hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena
engkau memohonkannya kepadaku.
bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah
mengasihani engkau? maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya
kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
dan
Yesus menegaskan bahwa Ia akan berlaku seperti Raja tersebut
kepada
orang yang tidak mau mengampuni orang lain yang bersalah
kepada dirinya
padahal ia sudah diampuni oleh Bapa di Sorga.
Matius 18:35
Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu,
apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu.
Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu,
apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu.
sangat
jelas yach,
jika
Tuhan saja mau mengampuni kesalahan kita
mosok kita tidak mau
mengampuni kesalahan orang lain kepada kita.
mungkin
ada yang berdalih :
tapi
kesalahan orang lain itu sangat menyakitkan dan merugikan saya
sedangkan kesalahan
saya tidaklah sebesar kesalahan orang lain tersebut.
lebih
baik jangan berbantahan deh dengan Tuhan.
apa
yang sudah dikatakan Tuhan, lebih baik kita menuruti saja
kita ini siapa
? hanyalah terbuat dari debu tanah sedangkan
Tuhan adalah yang menjadikan diri kita menjadi manusia.
Tuhan adalah yang menjadikan diri kita menjadi manusia.
sesungguhnya
kata kuncinya adalah :
HATI YANG BERBELAS
KASIHAN !
kita
harus memenuhi hati kita dengan hati yang penuh belas kasihan
maka
barulah kita bisa mengampuni kesalahan orang lain sebesar dan
sesakit
apapun juga seraya memohon kekuataan dari Tuhan supaya
kita bisa
melakukannya dengan kerelaan hati.
demikian
juga dalam hal kasih kepada sesama.
sama
seperti kita mau memberi pengampunan kepada orang lain
demikian juga kita
mau mengasihi orang lain.
kedua
hal ini dapat kita lakukan jika kita mau menyadari bahwa
sebelumnya
Tuhan sudah lebih dahulu mengampuni dan mengasihi kita.
jadi sudah selayaknya
kita berbuat demikian kepada orang lain.
dan
jika kita taat dan setia melakukan kehendak Tuhan maka yakinlah
ada
sukacita Sorgawi memenuhi kehidupan kita dan nilainya tidak dapat
dibandingkan dengan
kekayaan duniawi yang semegah apapun juga.
Yesaya 48:18
sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka
damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan
kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang
laut yang tidak pernah berhenti....
sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka
damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan
kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang
laut yang tidak pernah berhenti....
contohnya
:
kita bisa pelajari dari peristiwa bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua
kita bisa pelajari dari peristiwa bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua
menyeberangi
sungai Yordan yang saat itu sangat deras dan secara
kasat mata sulit
untuk dapat dilakukan jika Tuhan tidak menolong mereka.
Yosua
3:10-11
kata Yosua: dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup
ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan
dihalau-Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang
Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu:
kata Yosua: dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup
ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan
dihalau-Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang
Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu:
sesungguhnya, tabut
perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan
menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan.
menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan.
kita
bisa saksikan bagaimana akhirnya bangsa Israel bisa menyeberangi
sungai Yordan karena
para imam berdiri memegang tabut perjanjian.
( baca Yosua 3:13-17 ).
( baca Yosua 3:13-17 ).
oleh
karena bangsa Israel menuruti perintah Allah melalui para imam
maka
mereka dapat menyeberangi sungai Yordan meskipun saat itu
arusnya dangat deras
dan secara kasat mata sulit diseberangi.
demikian
juga hendaknya kita mau menuruti perintah Tuhan yang
menghendaki
kita untuk mengampuni kesalahan sesama, seperti
yang diajarkan dalam
doa Bapa Kami dan dari perumpamaan hari ini.
ada
sebuah kesaksian dari seorang ibu muda :
ia
membenci mertua perempuan karena terus-menerus ikut campur
urusan
rumah tangganya sedangkan suaminya (=anak mertuanya)
kebingungan dan tidak
tegas bertindak menengahi konflik.
suatu
hari ibu muda ini sakit dan ternyata menurut dokter,
ia
menderita kanker rahim... hancur hatinya si ibu muda ini.
dalam
keadaan tidak berdaya, ia berdoa kepada Tuhan memohon
kesembuhan tetapi
sekian lama berdoa, tak kunjung sembuh.
pada
saat ia hampir putus-asa pertolongan Tuhan datang melalui
seorang
temannya yang tergerak hati untuk mendoakannya.
temannya diberi karunia hikmat oleh Tuhan untuk mengatakan bahwa
temannya diberi karunia hikmat oleh Tuhan untuk mengatakan bahwa
ibu muda ini harus
mengampuni mertuanya.
dalam
pergumulan yang cukup lama ibu muda ini akhirnya tidak ada
pilihan
dan terpaksa mau mengampuni mertuanya.
perlahan
tapi pasti, proses penyembuhan kanker rahim menunjukkan
kemajuan
sejalan dengan proses pengampunan yang semula terpaksa
lambat
laun ibu muda ini menyadari bahwa dirinya juga ada salah kepada
mertuanya dan Puji
Tuhan terjadi rekonsiliasi dengan mertuanya.
memberi
pengampunan itu memang tidak mudah terutama bila telah
melukai
hati begitu dalam; membutuhkan perubahan pola pikir seseorang
untuk mengerti
tentang pengampunan.
ibu
muda tersebut, dibantu oleh temannya dan pada akhirnya ia tersadar
dan
memutuskan untuk mengampuni mertuanya.
jadi
mengampuni itu adalah suatu keputusan yang didasari oleh
kesadaran
bahwa diri sendiri juga ada banyak kesalahan dan Tuhan
mau
mengampuninya maka sudah sepantasnya ia mau mengampuni
kesalahan orang lain
juga.
Semoga
renungan kita hari ini semakin menyadarkan kita bahwa
selain
kita menegor dan menasehati orang lain maka hal mengampuni
kesalahan
orang lain juga harus kita lakukan, walaupun seberat dan
sedalam apapun akibat
yang ditimbulkan oleh kesalahan orang lain itu.
Salam
Kasih,
Surya
Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com