Shalom,
Bacaan hari Selasa 25
Agustus 2015 menurut kalender liturgi katolik :
1
Tesalonika 2:1-8
Matius
23:23-26
Mazmur 139:1-3,4-6
Bacaan
Injil Matius hari ini mengenai Yesus mengecam ahli-ahli taurat
dan orang-orang
farisi tentang beberapa hal, diantaranya :
A. Belas kasihan, Keadilan dan Kesetiaan.
A. Belas kasihan, Keadilan dan Kesetiaan.
Matius 23:23
celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis
dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukumTaurat
kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis
dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukumTaurat
kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.
yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan.
sebelum
kita intropeksi diri dan tidak bersikap munafik maka
tidak mungkin keadilan dan hati berbelas kasihan nampak di dalam diri
kita sedangkan kesetiaan akan muncul setelah kita mampu bersikap
belas kasihan dan menjunjung tinggi keadilan di dalam perbuatan kita.
tidak mungkin keadilan dan hati berbelas kasihan nampak di dalam diri
kita sedangkan kesetiaan akan muncul setelah kita mampu bersikap
belas kasihan dan menjunjung tinggi keadilan di dalam perbuatan kita.
Belas
Kasihan
kita tahu bahwa belas kasihan adalah sikap dasar yang harus dimiliki
setiap orang beriman supaya dapat mewujudkan perbuatan kasihnya.
kita tahu bahwa belas kasihan adalah sikap dasar yang harus dimiliki
setiap orang beriman supaya dapat mewujudkan perbuatan kasihnya.
tanpa belas kasihan
maka perbuatan baik yang dilakukan, biasanya
terselip motivasi untuk mendapatkan sesuatu bagi dirinya.
Amsal 19:17
siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah,
memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu.
terselip motivasi untuk mendapatkan sesuatu bagi dirinya.
Amsal 19:17
siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah,
memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu.
Keadilan
kesadaran bahwa diri kita tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain
kesadaran bahwa diri kita tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain
akan
membuat kita dapat lebih toleransi kepada kepentingan orang lain.
sehingga
kita tidak semena-mena menuntut orang lain harus berbuat
baik kepada kita atau
sebaliknya menuntut orang lain harus berbuat baik
seperti perbuatan baik yang telah kita lakukan.
dengan demikian keadilan bisa terwujud di dalam sikap hidup kita.
seperti perbuatan baik yang telah kita lakukan.
dengan demikian keadilan bisa terwujud di dalam sikap hidup kita.
Kesetiaan
banyak orang beriman tersandung pada ketidak-setiaan yang disebabkan
banyak orang beriman tersandung pada ketidak-setiaan yang disebabkan
adanya
benturan antara keinginan untuk menyenangkan diri sendiri
dengan keinginan mematuhi peraturan dan kehendak Tuhan.
dengan keinginan mematuhi peraturan dan kehendak Tuhan.
biasanya terjadi konflik antara keinginan roh dengan keinginan daging
yang
bertentangan dan bertempur sengit di dalam diri kita sebelum
memutuskan untuk
tetap setia melakukan kehendak Tuhan.
Amsal 20:6
banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia,
siapakah menemukannya?
Amsal 3:3
janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu.
Amsal 20:6
banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia,
siapakah menemukannya?
Amsal 3:3
janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu.
B. Intropeksi Diri
Matius 23:24,26
hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari
dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan
hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan,
maka sebelah luarnya juga akan bersih.
hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari
dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan
hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan,
maka sebelah luarnya juga akan bersih.
sering
kita dengar nasehat bahwa kita tidak bisa mengubah orang lain
melainkan
kita hanya bisa menasehati orang lain;
apakah
orang itu mau menuruti nasehat kita atau tidak,
mutlak
adalah keputusan orang yang kita nasehati tersebut.
kita tidak bisa
berbuat apa-apa selain menasehati dan mendoakannya.
sering
pula terjadi konflik antara suami-isteri, yang berusaha untuk
mengubah
pasangan hidupnya sesuai dengan apa yang diinginkannya.
alhasil : pasti akan
kecewa, malahan bertambah runyam dan kacau.
orang
farisi menganggap dirinya sudah bersih, bahkan paling bersih
padahal
di dalam dirinya : penuh dengan tujuan untuk kepentingan dan
kemuliaan
dirinya sendiri, dengan menetapkan orang lain harus berbuat
seperti yang ia
inginkan.
dalam
hal kerohanian, kita tidak bisa mengubah orang lain tetapi
di dalam dunia sekuler (=non rohani), kita dapat mengubah orang lain
di dalam dunia sekuler (=non rohani), kita dapat mengubah orang lain
dengan menggunakan
kekuasaan atau kekayaan yang kita miliki.
itu
yang dilakukan orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat,
mereka
menggunakan kekuasaan jabatan fungsional yang mereka miliki
sebagai
penguasa di bidang agama dan di bidang sosial-politik saat itu
dengan
menetapkan peraturan-peraturan yang harus dilakukan oleh
orang-orang yahudi
atau masyarakat yahudi.
jadi
kita harus berbenah diri sendiri, menjaga kekudusan diri kita,
membangun
relasi intim dengan Tuhan, melakukan perbuatan baik
sesuai
kehendak Tuhan, bukan melakukan perbuatan baik menurut
kacamata kita
sendiri.
dengan
demikian, orang lain yang melihat sikap hidup kita merasakan
faedah dan berdampak
baik dan berguna bagi banyak orang.
termasuk
di dalam keluarga,
terlebih dahulu diri
kita yang harus berubah lebih baik sesuai kehendak
Tuhan, kemudian barulah anggota keluarga lain akan merasakan ada
kasih dalam diri kita yang mengalir keluar membasahi seluruh keluarga.
Tuhan, kemudian barulah anggota keluarga lain akan merasakan ada
kasih dalam diri kita yang mengalir keluar membasahi seluruh keluarga.
C. Jangan Bersikap
Munafik
Matius 23:25
celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah
luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah
luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.
definisi orang
munafik adalah orang yang perkataannya berbeda
dengan isi hatinya atau perkataannya berbeda dengan perbuatannya.
dan masih banyak definisi lainnya tetapi dalam bacaan Injil hari ini lebih
menekankan pada sisi perbuatan yang berbeda dengan sisi perkataan.
dengan isi hatinya atau perkataannya berbeda dengan perbuatannya.
dan masih banyak definisi lainnya tetapi dalam bacaan Injil hari ini lebih
menekankan pada sisi perbuatan yang berbeda dengan sisi perkataan.
membersihkan
bagian luar,
dengan
maksud supaya terlihat baik dan benar oleh orang lain
padahal
sesungguhnya,
dibalik
penampilan luar yang baik, terkandung maksud yang jahat;
sedikitnya untuk
kepentingan diri sendiri.
contoh
paling jelas adalah sikap dan perilaku Politisi di dunia politik.
tetapi
di bidang kerohanian; di dalam pelayanan di gereja atau
di komunitas rohani,
tidak usah heran ada kemunafikan juga.
tidak
bermaksud menghakimi orang tetapi ini adalah fakta,
yang
kalau dibeberkan di muka umum, membuat muka dan telinga
kita sebagai umat
beriman menjadi merah semerah-merahnya.
ciri-ciri
orang bersikap munafik adalah :
1.
biasanya ia berambisi mendapatkan kuasa / jabatan fungsional
2.
biasanya ia memiliki keahlian / ketrampilan yang lebih / khusus
3. biasanya ia pandai menyembunyikan motivasi dan tujuannya
3. biasanya ia pandai menyembunyikan motivasi dan tujuannya
4. biasanya ia manis
bertutur-kata demi menjaga penampilan luarnya
dari
buahnya; di kelak kemudian hari, baru terlihat bahwa semua yang
dilakukannya
bertujuan untuk kepentingan diri sendiri.
pada
awalnya perbuatan orang seperti ini biasanya mendatangkan
kebaikan bagi orang lain namun pada akhirnya semua itu hanyalah
kebaikan bagi orang lain namun pada akhirnya semua itu hanyalah
kamuflase untuk
menutupi tujuannya yang sesungguhnya.
orang-orang
farisi dan ahli-ahli taurat sangat mahir bersikap munafik,
hal
ini diketahui oleh Yesus sehingga tidak usah heran kenapa Yesus
mengecam dan
menghardik mereka dengan berkata :
celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik ....
celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik ....
perbuatan
mereka bisa kita ketahui sepanjang bacaan Injil Sinoptik
padahal
mereka adalah golongan orang beriman yang mengerti
tentang kebenaran
Allah karena mereka adalah expert dalam kitab taurat.
itu sebabnya Yesus
mengatakan :
Matius 23:3
sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan
kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka,
karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
Matius 23:3
sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan
kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka,
karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
lebih
jauh lagi, bila dikaitkan dengan iman maka :
Yakobus 2:20
hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang,
bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah
iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang,
bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?
sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah
iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Selanjutnya,
dalam
bacaan pertama dari surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika,
Rasul Paulus menjelaskan bahwa pelayanan yang ia lakukan,
Rasul Paulus menjelaskan bahwa pelayanan yang ia lakukan,
bukan untuk
kepentingan dirinya melainkan untuk pemberitaan Injil.
1 Tesalonika 2:4-6
karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil
kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan
manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.
karena kami tidak pernah bermulut manis? hal itu kamu ketahui? dan
tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi?
Allah adalah saksi?
juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu,
maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian
sebagai rasul-rasul Kristus.
karena Allah telah menganggap kami layak untuk mempercayakan Injil
kepada kami, karena itulah kami berbicara, bukan untuk menyukakan
manusia, melainkan untuk menyukakan Allah yang menguji hati kita.
karena kami tidak pernah bermulut manis? hal itu kamu ketahui? dan
tidak pernah mempunyai maksud loba yang tersembunyi?
Allah adalah saksi?
juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari kamu,
maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat demikian
sebagai rasul-rasul Kristus.
ini
contoh teladan dari Rasul Paulus, berbeda dengan yang ditunjukkan
orang-orang
farisi maupun ahli-ahli taurat, yang tidak sesuai dengan
apa yang dikatakan
atau yang diajarkannya.
demikian
juga hendaknya, kita berbuat seperti Rasul Paulus dan
tidak
berbuat seperti orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat.
inilah
yang mau kita renungkan hari ini dan semoga kita dapat hikmat
dan melakukan di
dalam perbuatan kita yang sesuai kehendak Tuhan.
Salam
Kasih,
Surya
Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com