Sabtu, 03 Maret 2018

ANAK YANG HILANG













Sabtu, 3 MARET 2018 

MIKHA 7:14-15,18-20   
MAZMUR 103:1-4,9-12 
LUKAS 15:1-3,11-32  

Mazmur 103:3-4 
Allah mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat. 

Kita manusia seringkali berbuat dosa dan berulangkali melakukan dosa yang sama, lalu kita minta ampun kepada Tuhan. 

Rasul Paulus mengingatkan kita agar tidak berbuat dosa lagi melainkan kita menjaga kekudusan diri kita dengan tidak mencemarkan tubuh dan jiwa kita. 

Roma 6:12-13 
Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. 

Ada sebagian umat kristiani beranggapan Tuhan mengasihi kita sebab kita adalah anak-anakNya (Yoh 1:12) dan tidak ada Bapa yang membiarkan anak-anaknya celaka tetapi akan menyelamatkannya sehingga meski anak-anaknya salah dan berdosa maka tetap diampuni. 

Yohanes 10:18 
Tidak seorangpun mengambilnya dari padaKu, melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari BapaKu. 

Menurut ajaran Katolik, penafsiran ayat Yoh 10:18 tidak dapat diartikan bahwa kita seenaknya berbuat dosa sebab Bapa pasti mengampuni dosa kita karena kita adalah anak-anakNya. 

Memang dosa kita diampuni namun kita harus bertobat dan tidak melakukan dosa lagi, selanjutnya kita menjalani hidup sesuai kehendak Tuhan. 

Akibat dosa itu mengerikan. 
Jangan coba-coba menguji kesabaran Tuhan dengan berbuat dosa semaunya. 

Matius 13:41-42 
Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikatNya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam KerajaanNya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. 

Kita manusia memang rentan berbuat dosa namun kita bisa melawan dosa dengan mendekatkan diri kepada Tuhan lewat doa, saat teduh, melakukan Firman Tuhan dan taat sampai mati. 

Saat kita berdosa maka segeralah tobat dan jangan lakukan dosa lagi. 

Seperti dilakukan si anak bungsu dalam bacaan Injil hari ini yang menyadari dia bersalah dan berdosa, lalu ia bertobat dan kembali pada bapanya dan memperoleh pengampunan bahkan bapanya bersukacita karena si anak bungsu telah kembali kepadanya. 

Lukas 15:20-21 
Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. 

Enak benar sudah berfoya-foya habiskan harta bapanya dan setelah habis hartanya lalu pulang ke rumah dengan alasan mau bertobat mengakui kesalahannya dan ia diampuni, malah dipestain oleh bapanya. (Lukas 15:29-30). 

Anak sulung tidak terima perlakuan ayahnya dan ia merasa lebih pantas dan lebih ber-hak mendapatkan pesta daripada adiknya. 

Bukankah seringkali kita juga menuntut kepada Bapa Surgawi bahwa ketaatan kita selama ini sepertinya tidak dihargai sebab kehidupan ekonomi kita pas-pasan sedangkan orang lain hidupnya mewah berlimpah harta padahal hidup mereka duniawi sekali, bahkan sepertinya jauh dari Tuhan. 

Sering kita dengar keluhan orang yang berusaha hidup benar sesuai kebenaran Tuhan tetapi ia merasa tidak adil karena membandingkan keadaan dirinya dengan orang lain yang menurut pandangannya orang lain tidak hidup dalam kebenaran Tuhan. 

Sama seperti si anak sulung, yang merasa ayahnya tidak adil sebab si bungsu hidupnya tidak benar, malah dipestakan. 

Perasaan seperti si anak sulung itu manusiawi meskipun tinggal se-rumah dengan ayahnya tetapi tidak mengerti betul sifat ayahnya sehingga ia merasa ayahnya tidak adil kepadanya. 

Demikian juga kita yang hidup di jaman sekarang ini jika kita tidak mengerti dan tidak mengenal hati Bapa Surgawi maka perasaan tidak adil pasti akan muncul ke permukaan bahkan kita akan kecewa dan meninggalkan keyakinan kita kepada Tuhan Yesus.

Anak bungsu pada akhirnya memahami bahwa hidup jauh dari ayahnya, telah membuat hidupnya kacau dan menderita sehingga ia bertobat dan segera kembali ke ayahnya. 

Inilah sikap tegas dari si anak bungsu yang seharusnya menjadi teladan bagi orang yang telah salah melangkah, atau yang telah tersesat menjauhi jalan Tuhan, supaya bertobat dan berbalik arah menuju ke jalan Tuhan. 

Pertobatan anak bungsu sungguh tulus sehingga ayahnya mengampuninya; demikian juga Allah mengampuni dosa jika kita bertobat sungguh-sungguh. 

Tidak semua pertobatan, mendapatkan pemulihan dan kehormatan seperti yang dialami anak bungsu. 

Kita masih ingat Yudas Iskariot mengakui dosanya tetapi ia tidak bertobat dan pada akhirnya ia mati mengenaskan. 

Matius 27:4a
Yudas Iskariot berkata: Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah......
Begitu juga Raja Saul mengakui dosanya dan mohon ampun akan tetapi ia tidak tulus karena pertobatannya itu karena
hendak melindungi dirinya agar tetap sebagai raja Israel dan Allah tahu motivasi sesungguhnya dari pengakuan dosanya dan pada akhirnya Raja Saul mati akibat dosanya. 

1 Samuel 15:24-25
Berkatalah Saul kepada Samuel: aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah Tuhan dan perkataanmu; tetapi aku takut pada rakyat, karena itu akumengabulkan permintaan mereka. maka sekarang, ampunilah kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada Tuhan. 
Pertobatan anak bungsu dinilai ayahnya suatu pertobatan sungguh-sungguh sehingga ayahnya mengampuninya bahkan dipulihkan statusnya serta kehormatannya sebagai anaknya. 

Demikian juga Allah mengampuni asalkan motivasi pertobatan sungguh sungguh menyesal. 

Mazmur 51:19
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Dan mau berbalik kepadaNya maka Allah mengampuni, tidak akan mengingat-ingat dosa kita lagi. 

Mazmur 103:10
Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita. 

Semoga di masa pra-paskah ini kita mau sadar diri akan kedosaan kita dan mau bertobat serta kembali kepada Bapa di Surga yang sangat mengasihi kita. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com