Minggu, 18 Maret 2018

TUHAN HAKIM YANG ADIL








Sabtu, 17 MARET 2018 

YEREMIA 11:18-20 
MAZMUR 7:2-3,9-12 
YOHANES 7:40-53 

Yeremia 11:20 
Tuhan semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasanMu terhadap mereka, sebab kepadaMulah kuserahkan perkaraku. 

Tuhanlah Hakim yang adil !!! 
Camkan baik-baik. 

Sebab kita manusia cenderung bertindak sebagai hakim terhadap orang lain. 

Kita menghakimi orang lain berdasarkan pemikiran dan pengetahuan sendiri yang diklaim sebagai suatu kebenaran. 

Nila ada sesuatu hal yang dilihatnya tidak sesuai dengan prinsip kebenaran dirinya maka ia cenderung menghakimi. 

Orang Farisi dan ahli Taurat bertindak sebagai hakim yang menghakimi orang lain yang tidak sesuai dengan hukum Taurat menurut penafsiran mereka. 

Seperti yang terjadi pada bacaan Injil hari ini yang mempermasalahkan apakah Yesus itu Mesias? 

Mereka bertindak sebagai hakim yang memutuskan bahwa Yesus bukanlah Mesias dan mau menangkap Yesus. 

Di jaman sekarang ini masih banyak hal serupa terjadi dimana kebenaran itu dipengaruhi oleh kuasa, jabatan, dan mayoritas pendukung yang sepaham dengan prinsip kebenaran penafsiran mereka sendiri yang bertentangan dengan kebenaran Tuhan. 

Nikodemus mencoba membela Yesus dengan mengungkapkan kebenaran menurut hukum Taurat sesungguhnya yang bukan berdasarkan penafsiran. 

Yohanes 7:50-51 
Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepadaNya, berkata kepada mereka: "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuatNya?" 

Mereka akhirnya tidak dapat membantah Nikodemus karena pengetahuan hukum Taurat mereka dangkal sekali dan cuman bisa berulang-ulang mengatakan alasan bahwa tidak ada nabi yang datang berasal dari Galilea (Yoh 7:52-53). 

Seringkali banyak orang berpikiran sempit menilai sesuatu berdasarkan apa yang ia ketahui padahal baru tahu sedikit tetapi berani berdebat seakan-akan menguasai semua pengetahuan. 

Baru baca sebagian kecil Firman Tuhan (di jaman Yesus, hukum Taurat) lalu mengumbar kemana-mana dan berani mengklaim kebenaran menurut pikiran dan pemahamannya sendiri. 

Mungkin baru membaca artikel rohani yang cocok dengan pendapatnya maka berani menghakimi orang lain salah. 

Seperti orang Farisi sok tahu tentang Mesias menurut pemahaman mereka tentang hukum Taurat dan menghakimi dan mengutuki orang lain. 

 Yohanes 7:47-49  
Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga disesatkan? Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepadaNya, atau seorang di antara orang-orang Farisi? Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!"  

Begitu hukum Taurat diungkapkan kebenarannya oleh Nikodemus maka beberapa orang Farisi sok tahu tersebut tidak berkutik. 

Rasul Paulus mengingatkan bahwa: 

1 Timotius 6:3-4a 
Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat — yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus — dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa 

Memahami Firman Tuhan memerlukan ketekunan dan hikmat Tuhan agar supaya pikiran dan hati kita menemukan makna terdalam dari Firman Tuhan. 

Secara pengetahuan Alkitab memang bisa kita ketahui dari berbagai sumber tetapi sebagai umat katolik hendaknya sesuai dengan Magisterium tetapi perlu diingat bahwa hikmat Tuhan akan meneguhkan Firman Tuhan yang kita baca atau yang kita ketahui. 

Ibrani 4:12 
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. 

Firman Tuhan itu hidup bila hikmat Tuhan membimbing kita pada  kebenaran Tuhan dan bukan berdasarkan pikiran manusia

Oleh sebab itu hendaknya kita tekun merenungkan Firman Tuhan supaya tahu kebenaran Tuhan sehingga tidak mudah dibohongi atau dihakimi orang lain yang mengutip Firman Tuhan menurut mereka 

Hendaknya kita tidak menghakimi orang lain dalam segala bidang kehidupan, terutama dalam hal keyakinan iman. 

Kita boleh memberitakan kebenaran Firman Tuhan namun tidak boleh memaksakan, apalagi menghakimi orang yang berbeda pemahaman kebenaran. 

Biarlah kuasa Tuhan, kuasa Roh Kudus yang membajak hati dan pikiran orang yang telah mendengar Firman Tuhan. 

Yesaya 55:11 
demikianlah firmanKu yang keluar dari mulutKu: ia tidak akan kembali kepadaKu dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya. 

Kita manusia ini masih berjuang sampai mati untuk dapat menjalani hidup di dalam kebenaran Tuhan. 

Di suatu bidang kehidupan mungkin kita berhasil sesuai kebenaran dan kehendak Tuhan namun masih banyak bidang kehidupan lainnya yang masih terseok jatuh bangun mengatasi kelemahan kita. 

Bidang A mungkin saya berhasil tetapi bidang B saya belum berhasil sedangkan orang lain bidang B berhasil namun bidang A belum berhasil menjalani hidup sesuai kebenaran dan kehendak Tuhan. 

Daripada menghakimi orang lain maka lebih baik saling mengisi saling nasehati dan saling mendoakan supaya kita sama-sama berubah dan berhasil hidup dalam kebenaran Tuhan. 

Roma 15:1a, 7 
Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat. 
Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.

Yakobus 5:16 
Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com