Kamis, 22 Maret 2018

IMAN YANG MEMERDEKAKAN









Rabu, 21 MARET 2018 

DANIEL 3:14-20,24-25,28  
TAMBAHAN DANIEL 3:52-56 
YOHANES 8:31-42 

Yohanes 8:31-32 
Kata Yesus kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: "Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." 

Kita umat kristiani percaya kepada Yesus Sang Juruselamat namun sungguhkah iman kita telah memerdekakan kita : 
dari belenggu dosa? 
dari tawanan pikiran dunia? 
dari keterikatan hawa nafsu kedagingan? 

Ketiga pertanyaan ini, silahkan digemakan di hati dan pikiran kita masing-masing dan segeralah berbalik mengikuti jalan dan kehendak Tuhan. 

Bacaan Injil hari ini membahas perikop tentang kebenaran yang memerdekakan dimana Yesus menegur sikap orang Yahudi mengaku percaya kepada Allah tetapi perbuatan mereka tidak sesuai dan tidak sejalan dengan yang dikehendaki Allah. 

Pertama 
Orang Yahudi mengaku Abraham adalah bapa mereka tetapi tidak mengerjakan pekerjaan yang dilakukan Abraham

Yohanes 8:39 
Jawab mereka kepada Yesus: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. 

Apa yang dilakukan Abraham? 

Hal Pertama 
Menuruti Firman Tuhan yang menyuruh ia meninggalkan rumah menuju ke negeri yang ditunjukkan Tuhan (=Kanaan). 

Kejadian 12:1,4a 
Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. 

Bersediakah kita meninggalkan rumah untuk melakukan tugas perutusan dan pelayanan yang diperintahkan Allah? 

Bersediakah kita meninggalkan zona kenyamanan hidup demi mentaati perintah dan kehendak Tuhan? 

Hal Kedua 
Melakukan perintah Tuhan meski dengan berat hati tetapi dilakukannya juga yaitu mempersembahkan Ishak, anaknya sebagai korban bakaran dihadapan Allah 

Kejadian 22:2,10 
FirmanNya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. 

Bersediakah kita melepaskan sesuatu yang kita sayangi demi mentaati dan melakukan perintah Tuhan? 

Kedua 
Orang Yahudi mengaku Allah adalah Bapa tetapi mereka mau membunuh Yesus yang diutus Bapa. 

Yohanes 8:41b-42 
Jawab mereka: "Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu, yaitu Allah." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendakKu sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. 

Kita umat kristiani mengaku percaya pada Yesus tetapi kita justru melawan atau bertentangan dengan kehendak dan perintah Yesus yaitu berbuat dosa. 

Yohanes 8:34 
Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. 

Ketiga 
Orang Yahudi tidak sungguh-sungguh melakukan Firman Tuhan karena tidak sepenuhnya menyentuh hati nurani mereka 

Yohanes 8:31,37b 
Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: "Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu tetapi firmanKu tidak beroleh tempat di dalam kamu. 

Kitapun umat kristiani masih banyak yang tidak mau membaca Firman Tuhan dengan berbagai macam alasan. 

Demikian juga kitapun tidak sepenuhnya dan tidak tekun melakukan Firman Tuhan yang telah kita ketahui karena masih memegang prinsip kebenaran diri sendiri yang dipengaruhi prinsip kebenaran dunia

Matius 7:21-23 
Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!"  

Selanjutnya, 

Bagaimana caranya agar iman kita itu memerdekakan kita dari dosa dan dari kepentingan diri sendiri dan mendorong untuk hidup dalam kebenaran Tuhan. 

Terutama si saat kita dalam kesesakan hidup, dari berbagai masalah hidup, maka biasanya iman kita goyah dan bila tidak hati-hati maka iman kita bisa mati. 

Oleh sebab itu iman saja tidak cukup tetapi harus disertai dengan tindakan nyata iman lewat perbuatan sesuai yang dikatakan Firman Tuhan. 

Yakobus 2:22 
Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. 

Iman akan kebenaran Allah bila hanya berhenti sampai di iman saja maka belum dapat memerdekakan kita dari dosa tetapi harus disertai tindakan nyata melawan keinginan berbuat dosa. 

Begitu juga kita mau melepaskan prinsip kebenaran diri sendiri dan prinsip kebenaran dunia yang menghalangi kita untuk berpegang sepenuhnya pada prinsip kebenaran Tuhan. 

Iman yang teguh memampukan kita bisa mengendalikan keinginan kedagingan berlebihan mengarah kepada pemuasan hawa nafsu. 

Keyakinan kepada kebenaran Tuhan (=Firman Tuhan) akan memerdekakan kita dari segala perasaan ragu-ragu, cemas, dan takut tetapi sebaliknya kita mau menyerahkan segenap hidup kepada Tuhan meskipun bisa kehilangan nyawa demi keyakinan iman pada Yesus Kristus. 

Dalam bacaan pertama, 
Sadrakh, Mesakh, dan Abednego tidak ragu-ragu bahkan tidak takut ancaman dimasukan ke dalam dapur api karena menolak menyembah dewa dan patung emas yang didirikan raja Nebukadnezar. 

Daniel 3:14,16-17 
berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu? Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja." 

Keteguhan iman mereka bertiga sungguh luarbiasa berarti mereka melangkah dalam iman sebab iman mereka telah dimerdekakan dari perasaan cemas, ragu-ragu dan perasaan takut. 

Iman mereka diikuti tindakan iman yakni menolak menyembah berhala dan berani menanggung derita karena setia pada keyakinan iman bahwa Allah memberi hikmat dan kekuatan kepada mereka. 

Daniel 2:23  
Ya Allah nenek moyangku, kupuji dan kumuliakan Engkau, sebab Engkau mengaruniakan kepadaku hikmat dan kekuatan, dan telah memberitahukan kepadaku sekarang apa yang kami mohon kepadaMu: Engkau telah memberitahukan kepada kami hal yang dipersoalkan raja. 

Jelaslah sekarang bahwa, 

Iman yang memerdekakan adalah iman yang disertai perbuatan sesuai dengan kehendak dan perintah Allah. 

Iman yang memerdekakan akan tetap taat dan setia di dalam segala situasi hidup karena telah menemukan tujuan hidup di dunia ini adalah hidup kekal di Surga sehingga kita tidak terikat dan tidak terbelenggu lagi oleh ketiga hal diatas yakni dosa, prinsip kebenaran sendiri, dan keinganan kedagingan. 

Soal kesetiaan adalah hal krusial sebab sudah banyak orang jatuh ketidak-setiaan di saat menjelang akhir hidupnya. 

Seperti raja Salomo yang berubah tidak setia kepada Allah di usia tua karena tidak dapat mengendalikan keinginan hawa nafsu kedagingan sehingga menuruti keinginan isteri-isteri dan gundik-gundik untuk mendirikan dan menyembah berhala-berhala (1 Raja 11:1-13). 

Semoga kita tetap mempertahankan iman yang memerdekakan sampai kita mati meninggalkan dunia ini. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com