Sabtu, 10 MARET 2018
HOSEA 6:1-6
MAZMUR 51:3-4,18-21
LUKAS 18:9-14
Lukas 18:1a,14b
Kepada beberapa orang menganggap dirinya benar dan
memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan : barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan.
Peringatan ayat ini sering didengar tetapi biasanya tidak
ditanggapi sebab merasa tidak tinggi hati dan tidak merendahkan orang
lain.
Tetapi setiap orang cenderung merasa dirinya benar;
merasa pandangan dan prinsip hidupnya benar.
Coba saja perhatikan diri kita sendiri dan perhatikan orang lain
yang seringkali berdebat mempertahankan pendapatnya dan bahkan bisa terjadi
pertengkaran.
Jika orang lain mengatakan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan
pandangan dirinya maka ia tergelitik berkomentar; ada yang to the point,
ada yang kasar, ada yang berhati-hati berkomentar.
Apalagi bila dirinya dipersalahkan orang lain padahal ia merasa
dirinya benar, wah bisa "perang dunia deh ,,,"
Sejarah manusia merasa dirinya benar dimulai sejak Kain merasa
persembahan berupa sebagian hasil tanah lebih baik daripada persembahan adiknya
berupa anak sulung kambing domba.
Akibatnya Kain membunuh adiknya dan Kain merasa Tuhan menghukum
terlalu berat dirinya (baca Kejadian 4:3-14).
sampai di jaman Yesus, dimana orang Farisi, ahli Taurat, imam
kepala, dan tua-tua Yahudi merasa diri mereka benar dan menyalahkan
Yesus.
Bagaimana dengan kita?
Sepertinya makin hebat pertentangan pendapat yang mengklaim kebenaran
ada pada dirinya dan mempersalahkan orang lain bahkan tidak sedikit yang
meremehkan dan merendahkan orang.
Bahkan terhadap Tuhan, ada yang berani berdebat dan menyalahkan
Tuhan.
Benarkah demikian?
Contoh :
Yosua 1:8
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi
renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati
sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian
perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Firman Tuhan ini menghendaki agar memperkatakan dan merenungkan
siang malam kitab Taurat tetapi tidak mau dilakukan dengan alasan :
1) kitab Taurat tidak relevan lagi dibaca
2) kita hidup di jaman Perjanjian Baru
3) gak sempat baca, sibuk cari nafkah
4) keberhasilan ditentukan bekerja
dan bukan dengan baca Alkitab.
Tuhan menyuruh mengampuni sampai 70 kali tujuh kali, tetapi
tidak dilakukan dengan alasan mana mungkin bisa.
Ada yang berpendapat bahwa Firman Tuhan itu teoritis dan tak
sesuai dengan realita hidup.
Sebagian orang lebih tertarik kepada pandangan dan prinsip dunia
tentang bagaimana mencapai kebahagiaan hidup dan bagaimana kiat-kita mencapai
keberhasilan hidup?
Mereka mau membayar jutaan bahkan puluhan juta rupiah mengikuti
seminar meraih kesuksesan hidup daripada ikut seminar-seminar rohani.
Yang berbau materi dan berkat jasmani lebih banyak tertarik
diikuti daripada mengikuti pendalaman iman/Alkitab.
Apa yang disampaikan Tuhan melalui FirmanNya tertulis di Alkitab
sedikit yang menanggapinya dan tidak sedikit yang berpendapat bahwa Alkitab
tidak perlu sebab yang terpenting adalah mengikuti misa Ekaristi dan
berdevosi.
Semua pandangan ini didasari pada pendapat pribadi yang menurut
mereka adalah benar padahal menurut Tuhan melalui FirmanNya itu adalah
salah.
Baca berulangkali dan temukan maknanya Firman Tuhan berikut
ini:
Amsal 3:5-7
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu,
maka Ia akan meluruskan jalanmu.
Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah
akan Tuhan dan jauhilah kejahatan.
Tidaklah heran dalam perumpamaan Yesus dimana seorang Farisi
merasa dirinya sudah benar di hadapan Tuhan berdasarkan pendapatnya sendiri
padahal belum tentu benar menurut Tuhan.
Kita ini manusia berdosa di hadapan Tuhan dan sadarilah hal
ini.
Seperti dilakukan seorang pemungut cukai yang mengakui dirinya
berdosa dan memohon belas kasihan Tuhan.
Lukas 18:13
Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak
berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah,
kasihanilah aku orang berdosa ini.
Bila di hadapan Tuhan, bersikap tinggi hati karena merasa diri
sudah benar maka tentu saja di hadapan orang lain pastilah tinggi hati juga,
bahkan akan meremehkan dan merendahkan orang.
Setiap orang ada kelebihan dan ada juga kekurangan di dalam
dirinya maka dari itu janganlah sombong dan tinggi hati.
Semoga renungan hari ini mendorong kita bersikap rendah hati di
hadapan Tuhan maupun terhadap orang lain.
1 Petrus 5:6
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
supaya kamu ditinggikanNya pada waktunya.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com