Minggu, 11 Maret 2018

HENDAKLAH BERSIKAP RENDAH HATI












Sabtu,  10 MARET 2018 

HOSEA 6:1-6 
MAZMUR 51:3-4,18-21 
LUKAS 18:9-14 

Lukas 18:1a,14b  
Kepada beberapa orang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan : barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. 

Peringatan ayat ini sering didengar tetapi biasanya tidak ditanggapi sebab merasa tidak tinggi hati dan tidak merendahkan orang lain. 

Tetapi setiap orang cenderung merasa dirinya benar; merasa pandangan dan prinsip hidupnya benar. 

Coba saja perhatikan diri kita sendiri dan perhatikan orang lain yang seringkali berdebat mempertahankan pendapatnya dan bahkan bisa terjadi pertengkaran. 

Jika orang lain mengatakan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan pandangan dirinya maka ia tergelitik berkomentar;  ada yang to the point, ada yang kasar, ada yang berhati-hati berkomentar. 

Apalagi bila dirinya dipersalahkan orang lain padahal ia merasa dirinya benar, wah bisa "perang dunia deh ,,," 

Sejarah manusia merasa dirinya benar dimulai sejak Kain merasa persembahan berupa sebagian hasil tanah lebih baik daripada persembahan adiknya berupa anak sulung kambing domba. 

Akibatnya Kain membunuh adiknya dan Kain merasa Tuhan menghukum terlalu berat dirinya (baca Kejadian 4:3-14). 

sampai di jaman Yesus, dimana orang Farisi, ahli Taurat, imam kepala, dan tua-tua Yahudi merasa diri mereka benar dan menyalahkan Yesus. 

Bagaimana dengan kita? 

Sepertinya makin hebat pertentangan pendapat yang mengklaim kebenaran ada pada dirinya dan mempersalahkan orang lain bahkan tidak sedikit yang meremehkan dan merendahkan orang. 

Bahkan terhadap Tuhan, ada yang berani berdebat dan menyalahkan Tuhan. 
Benarkah demikian? 

Contoh : 

Yosua 1:8 
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. 

Firman Tuhan ini menghendaki agar memperkatakan dan merenungkan siang malam kitab Taurat tetapi tidak mau dilakukan dengan alasan : 

1) kitab Taurat tidak relevan lagi dibaca 
2) kita hidup di jaman Perjanjian Baru 
3) gak sempat baca, sibuk cari nafkah 
4) keberhasilan ditentukan bekerja 
    dan bukan dengan baca Alkitab. 

Tuhan menyuruh mengampuni sampai 70 kali tujuh kali, tetapi tidak dilakukan dengan alasan mana mungkin bisa. 

Ada yang berpendapat bahwa Firman Tuhan itu teoritis dan tak sesuai dengan realita hidup. 

Sebagian orang lebih tertarik kepada pandangan dan prinsip dunia tentang bagaimana mencapai kebahagiaan hidup dan bagaimana kiat-kita mencapai keberhasilan hidup? 

Mereka mau membayar jutaan bahkan puluhan juta rupiah mengikuti seminar meraih kesuksesan hidup daripada ikut seminar-seminar rohani. 

Yang berbau materi dan berkat jasmani lebih banyak tertarik diikuti daripada mengikuti pendalaman iman/Alkitab. 

Apa yang disampaikan Tuhan melalui FirmanNya tertulis di Alkitab sedikit yang menanggapinya dan tidak sedikit yang berpendapat bahwa Alkitab tidak perlu sebab yang terpenting adalah mengikuti misa Ekaristi dan berdevosi. 

Semua pandangan ini didasari pada pendapat pribadi yang menurut mereka adalah benar padahal menurut Tuhan melalui FirmanNya itu adalah salah. 

Baca berulangkali dan temukan maknanya Firman Tuhan berikut ini: 

Amsal 3:5-7 
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. 
Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijaktakutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan. 

Tidaklah heran dalam perumpamaan Yesus dimana seorang Farisi merasa dirinya sudah benar di hadapan Tuhan berdasarkan pendapatnya sendiri padahal belum tentu benar menurut Tuhan. 

Kita ini manusia berdosa di hadapan Tuhan dan sadarilah hal ini. 

Seperti dilakukan seorang pemungut cukai yang mengakui dirinya berdosa dan memohon belas kasihan Tuhan. 

Lukas 18:13 
Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 

Bila di hadapan Tuhan, bersikap tinggi hati karena merasa diri sudah benar maka tentu saja di hadapan orang lain pastilah tinggi hati juga, bahkan akan meremehkan dan merendahkan orang. 

Setiap orang ada kelebihan dan ada juga kekurangan di dalam dirinya maka dari itu janganlah sombong dan tinggi hati. 

Semoga renungan hari ini mendorong kita bersikap rendah hati di hadapan Tuhan maupun terhadap orang lain. 

1 Petrus 5:6 
Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikanNya pada waktunya. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com