SELASA,
11 FEBRUARI 2020
1
RAJA 8:22-23,27-30
Salomo
memohon kepada Allah agar berdiam dan tinggal di rumah ibadat yang didirikan
Salomo dan kiranya mata Allah terbuka siang dan malam atas rumah ini
MAZMUR
84:3-5,10-11
Berbahagialah
orang-orang yang diam di rumahMu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Sebab
Tuhan Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia
tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.
MARKUS
7:1-13
Orang
Farisi dan beberapa ahli Taurat bertanya kepada Yesus perihal murid Yesus tidak
membasuh tangan sebelum makan, melanggar adat istiadat Yahudi yang dibuat sejak
nenek moyang mereka.
Yesus
mengkritik mereka karena hanya berpegang adat istiadat tetapi mereka
mengabaikan perintah Allah.
RENUNGAN
Renungan
hari ini kita mulai dengan satu pertanyaan yang harus anda jawab jujur
sejujurnya yakni; manakah yang sering anda turuti dan lakukan antara
kebiasaan adat istiadat atau tradisi leluhur dengan melaksanakan perintah
Allah?
Sebagian
orang jawabannya diplomatis, yach keduanya kita jalani karena sama pentingnya
menjaga harmonisasi sebab kita hidup di masyarakat heterogen.
Apalagi
beberapa Pastur Gereja Katolik mengijinkan adat istiadat diikut-sertakan saat
misa ekaristi diadakan di gereja, misalnya diadakan misa ekaristi khusus
perayaan Imlek sebagai bagian untuk menghargai tradisi leluhur bangsa
China.
Tarian
barongsay diperbolehkan masuk ke ruangan gereja saat berlangsungnya misa
ekaristi, bahkan sampai di altar diijinkan pertunjukan barangsay.
Juga
mengenai membawa babi guling sebagai salahsatu wujud persembahan dan hal ini
katanya untuk menghormati dan menghargai perayaan tradisi china sehingga tentu
saja menimbulkan pro-kontra pendapat diantara umat Katolik.
Bacaan
injil hari ini membahas tentang adat istiadat Yahudi perihal membasuh tangan
sebelum makan menjadi bahan perbincangan karena murid-murid tidak mematuhi
peraturan adat istiadat Yahudi
Yesus
menyoroti hal ini dari sisi motivasi murni mematuhi adat istiadat adalah hal
terpenting untuk menilai sejauh mana ketaatan melakukan adat istiadat dengan
tidak mengabaikan perintah Allah.
Orang
Farisi dan ahli Taurat mentaati hukum Taurat hanya dipermukaan saja sebab
bagian dalamnya yaitu motivasi ketaatannya hanya untuk dilihat orang dan sarat
dengan kepentingan pribadi.
Jangan
sampai sikap kita serupa dengan mereka, jika demkian maka bertobatlah.
Dalam
bacaan pertama, Salomo meminta Allah agar berdiam di Bait Allah, di ruang Maha
Kudus dan meminta mengawasi mereka bangsa Israel siang dan malam.
Allah
memenuhi permintaan Salomo dan sampai sekarang Allah tak ingkari janji, Allah
setia bersemayam di Bait Allah yakni di dalam diri kita.
1
Korintus 3:16
Tidak
tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam
kamu?
Allah
senantiasa setia menyertai kita, bagaimana dengan kita, apakah tetap setia
kepada Allah?
Semoga
kita umat kristiani tetap setia di dalam segala keadaan hidup kita dengan terus
ber-relasi intim dengan Allah.
Mazmur
84:11
Sebab
lebih baik satu hari di pelataranMu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih
baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang
fasik.
Dengan
demikian kita tidak akan abaikan perintah Allah melainkan kita senantiasa
menuruti dan melakukan perintah dan kehendak Allah.
Ketaatan
melaksanakan perintah Allah melebihi daripada menuruti kebiasaan adat istiadat
karena kita mengutamakan bahkan menempatkan perintah dan kehendak Allah adalah
prioritas utama di dalam hidup kita.
Adat
istiadat atau tradisi leluhur dibuat oleh nenek moyang kita, artinya peraturan
dibuat oleh manusia yang sebelumnya adalah kebiasaan yang mereka lakukan saat
itu yang mendatangkan kebaikan bagi hidup mereka sehingga dituruti oleh anak
cucu dari satu generasi ke generasi selanjutnya hingga sekarang ini.
Tetapi
hendaknya adat istiadat dijaga agar jangan sampai mengambil tempat Allah yang
menjadi prioritas utama hidup kita, bahkan segala-galanya bagi kita.
Tetap
harus diperhatikan di ruang mana adat istiadat boleh diikut sertakan yakni di
ruang pelataran namun jangan sampai memasuki ruang Kudus dan ruang Maha Kudus
sebab Allah itu Maha Kudus sebab Hadirat Allah bertahta disitu.
Sebagian
umat Katolik mungkin ada yang menyepelekan Kekudusan Allah atau mungkin juga
tidak tahu karena tidak tekun memahami Firman Allah padahal sangat jelas
tertera di kitabsuci.
Matius
7:6
Jangan
kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan
mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia
berbalik mengoyak kamu.
Kekudusan
adalah hal terpenting yang harus kita jaga sebab dengan kekudusan maka Hadirat
Allah menyelimuti kita dan Urapan Allah menaungi kita.
Ibrani
12:14b
Kejarlah
kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.
Janganlah
melanggar kekudusan, sebab mendatangkan murka Allah, seperti yang terjadi pada
Akhan.
Yosua
7:1
Tetapi
orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu,
karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil
sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka Tuhan
terhadap orang Israel.
Jelaslah
bahwa perintah Allah harus kita lakukan dengan taat sedangkan perintah adat
istiadat boleh kita turuti sebagai ungkapan hormat dan menghargai saja dan
bukan kewajiban yang harus ditaati.
Tidak
usah diperdebatkan mengenai manakah prioritas utama yang harus kita laksanakan;
apakah perintah Allah ataukah adat istiadat sebab Firman Allah telah mengatakan
demikian.
Markus
7:7-9
Percuma
mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat
manusia." Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu
mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu
sendiri.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com