JUMAT,
7 FEBRUARI 2020
SIRAKH
47:2-11
Dalam
segala tindakannya Daud menghormati Tuhan, dan dengan kata yang luhur
menghormati Yang Kudus, Yang Mahatinggi. Ia bernyanyi-nyanyi dengan segenap
hati, dan mengasihi Penciptanya.
Tuhan
mengampuni segala dosanya serta meninggikan tanduknya untuk selama-lamanya.
Iapun memberinya perjanjian kerajaan, dan menganugerahkan padanya takhta yang
mulia di Israel.
MAZMUR
18:31,47,50-51
Sebab
itu aku mau menyanyikan syukur bagiMu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan dan aku
mau menyanyikan mazmur bagi namaMu.
Tuhan
mengaruniakan keselamatan yang besar kepada raja yang diangkatNya, dan
menunjukkan kasih setia kepada orang yang diurapiNya, yaitu Daud dan kepada
anak cucunya untuk selamanya.
MARKUS
6:14-29
Raja
Herodes mendengar Yesus terkenal adalah Yohanes Pembaptis telah bangkit tetapi
Herodea berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal
kepalanya, dan yang bangkit lagi."
Memang
sebelumnya raja Herodes telah memenggal kepala Yohanes sebab telah menegornya
berselingkuh dengan isteri saudaranya Filipus, yakni Herodias.
RENUNGAN
Yohanes
Pembaptis berani menegor raja Herodes sehingga ditangkap dimasukan dalam
penjara dan akhirnya dibunuh.
Markus
6:18
Karena
Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri
saudaramu!"
Banyak
orang dibunuh seperti dialami Yohanes Pembaptis karena konsekswen menyatakan
kebenaran meski kehilangan nyawa sekalipun.
Timbul
pertanyaan,
mengapa mereka itu tidak takut meski tahu resiko/akibatnya bila mengungkapkan
kebenaran bahkan menyatakan bersalah kepada orang lain yang memiliki kuasa atau
jabatan tinggi?
Tidak
dituliskan di dalam Injil namun kita bisa menelusuri dari bagian lain Firman
Tuhan yang menyatakan kebenaran.
Yehezkiel
3:18
Kalau
Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! — Dan engkau
tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang
jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu
akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab
atas nyawanya dari padamu.
Yehezkiel
3:19
Tetapi
jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari
kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya,
tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu.
Matius
18:15
Apabila
saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan
nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali.
Kebanyakan
dari kita, tidak mau menegor atau setidaknya menasehati seseorang telah berbuat
salah ataupun dosa sebab kita tidak peduli dan merasa itu bukan urusan dan
tanggung-jawab kita.
Apalagi
bila yang harus ditegor adalah orang terkenal atau pejabat, kita minder.
Lagipula
kita merasa diri kita juga belum tentu sudah hidup dalam kebenaran.
Memang
tidak banyak orang yang berani menegor kesalahan ataupun dosa orang lain
seperti dilakukan Yohanes Pembaptis dan para martir rela kehilangan nyawa
akibat tindakan mereka berani menegor.
Kita
pada umumnya sayang diri sendiri dan tidak mau kehilangan nyawa.
Jangankan
kehilangan nyawa, kita tidak mau melakukan sesuatu tetapi akibatnya merugikan
kepentingan kita dalam hal keuangan dan kesenangan (=hobby).
Untuk
sampai pada iman seperti Yohanes Pembaptis atau para martir lainnya harus
melalui proses pemurnian diri atau proses pengosongan diri dari kepentingan
pribadi yang tidak mudah dilakukan.
Rasul
Paulus berhasil mengosongkan diri dari kepentingan sendiri sebab semula beliau
adalah pemuka agama Yahudi yang mengejar dan membunuh pengikut Yesus namun
terjadi metanoia perubahan drastis setelah peristiwa di Damsyik dimana ia
berjumpa dengan Yesus.
-->
baca Kisah 9:1-31
Rupanya
semua itu tergantung pada keputusan kita dan kebulatan tekad kita mengosongkan
diri untuk melakukan kebenaran sesuai dengan kehendak dan perintah Tuhan.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com