Kamis, 02 Agustus 2018

MAKNA PERUMPAMAAN PUKAT







Kamis, 2 Agustus 2018 

YEREMIA 18:1-6 
MAZMUR 146:2-6 
MATIUS 13:47-53 

Matius 8:47-48 
Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. 

Kehidupan di dunia ini hanya sementara dan rata-rata umur manusia di jaman sekarang ini dibawah 100 tahun bahkan di kota-kota besar usia 40-60 tahun agak rentan terkena penyakit kronis seperti misalnya sakit stroke, sakit jantung, sakit asam urat, diabetes, kolestrol, berpotensi mengakibatkan kematian. 

Sungguh ironis bila di usia masih muda dan masih produktif, tiba-tiba terserang penyakit kronis dan akhirnya dalam waktu singkat meninggal dunia. 

Padahal hidupnya masih larut dalam kesenangan duniawi, sedang getol cari duit/harta duniawi dan urusan rohaninya masih terbengkalai alias tidak diberi asupan makanan rohani yang memadai. 

Fenomena seperti ini melanda di pelosok dunia dimana hampir sebagian besar orang mengabaikan hidup di dalam kebenaran Tuhan dan cenderung hidup dalam kebenaran dunia. 

Bila imannya statis atau tidak bertumbuh bahkan ada yang mati imannya maka tidak heran keseharian hidupnya banyak melakukan perbuatan dosa yang tidak diakuinya sebagai dosa karena menurut pandangan dunia itu bukan dosa. 

Situasi seperti ini sudah sejak dahulu terjadi dan itu terlihat di Perjanjian Lama salahsatu nabi yakni nabi Mikha telah menyuarakan pesan Allah agar manusia bertobat dari perbuatan jahat dan sadar diri dengan melakukan perbuatan baik sesuai kehendak Allah. 

Mikha 6:8 
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" 

Yesus memperingatkan orang Yahudi pada saat itu bahwa akan tiba waktunya nanti Allah mengutus malaikat untuk memisahkan orang jahat dari orang benar dan dicampakkan ke dapur api, artinya menerima hukuman api kekal di neraka. 

Matius 13:49-50 
Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. 

Peringatan ini terutama ditujukan kepada ahli taurat sebab mereka mengetahui kebenaran firman Allah tetapi tidak mau mentaatinya malahan berbuat dosa. 

Mereka bersikukuh pada ajaran taurat meskipun tidak melakukannya tetapi menolak ajaran Yesus bahkan tidak mau mengakui Yesus adalah Mesias seperti yang dinubuatkan para nabi. 

Matius 13:52 
Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya." 

Kedegilan ahli taurat dan orang farisi janganlah ditiru tetapi hendaknya kita menuruti nasehat Yesus dan melakukan apa yang Yesus perintahkan. 

Selama hidup di dunia ini kita di proses melalui ujian iman agar otot iman kita semakin kuat menahan setiap godaan pencobaan dari si Iblis yang memakai pesona duniawi untuk menggoyahkan iman kita supaya takluk dan tunduk pada keinginan Iblis. 

Ibaratnya seperti tukang periuk yang membuat sebuah bejana dari tanah liat dimana proses pembuatan bejana itu berulang kali tanah liat digemburkan supaya mudah dibentuk menjadi sebuah bejana sesuai keinginan tukang periok. 

Yeremia 18:4 
Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. 

Demikian juga Tuhan memproses kita melalui peristiwa hidup sehari-hari dimana kita dibentuk sesuai yang Tuhan inginkan dan pada saat dibentuk terasa sangat menyakitkan seperti halnya tanah liat dibanting, diremas, dicongkel untuk membersihkan tanah liat dari kerikil atau benda-benda yang melekat dan menyatu di dalam tanah liat. 

Ibrani 12:5-7 
Sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? 

Hendaknya kita menerima pembentukan Tuhan dan tidak memberontak supaya proses menjadi bejana tanah liat yang indah dan sesuai keinginan Tuhan dapat segera terrealisasi atau terwujud. 

Ibrani 12:11-13 
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya. Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh. 

Dengan demikian kita dapat menyelami makna kehidupan ini dengan sabar dan tekun menjalaninya tanpa menggerutu atau mengomel dan tidak komplain sana sini kepada Tuhan

Hidup di dalam kebenaran Firman Tuhan dan menyerahkan hidup kepada Tuhan akan mendatangkan sukacita meskipun harus melewati berbagai rintangan dan ujian hidup karena kita telah menemukan makna kehidupan di dunia ini. 

Pertanyaannya adalah : 
Apakah aku telah menemukan makna kehidupan yaitu menyerahkan kendali atas hidup kita kepada Tuhan dan bersandar kepadaNya senantiasa? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com