Jumat, 17 Agustus 2018

MENGAMPUNI ORANG LAIN











Kamis, 16 Agustus 2018 

YEHEZKIEL 12:1-12 
MAZMUR 78:56-62 
MATIUS 18:21-19:1 

Matius 18:21-22  
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 

Bacaan Injil Matius hari ini mengenai perumpamaan tentang pengampunan. 
jika sebelumnya tentang menegor dan menasehati sesama saudara dan hari ini kita diajak memberikan pengampunan kepada orang lain yang telah bersalah kepada diri kita. 

Coba kita dengar apa jawaban Yesus dibawah ini : 
Matius 18:22
Yesus berkata kepadanya: "bukan!
Aku berkata kepadamu: bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 
wow... kita bisa bayangkan ekspresi Petrus saat mendengar jawaban dari Yesus yang mengatakan 70x tujuh kali. 

Ada orang menafsirkan 70 x 7 = 490 kali mengampuni dan yang lain menafsirkan  (70 x ) pangkat 7 = ..... ada yang bilang begini : (70 x 7) pangkat 7 = ..... 
maaf matematika saya jeblok, kagak bisa hitung pangkat 7 itu berapa? 
Artinya memberikan pengampunan kepada orang lain yang bersalah kepada kita adalah setiap kali orang itu berbuat salah kepada kita ! tidak ada batasnya. 

Jika ketemu orang yang auban yang terus menerus melakukan kesalahan dan sepertinya disengaja untuk menekan diri kita maka yach harus dimaafkan dan diampuni kesalahannya. 

Sepertinya ini teori dan sulit dilakukan?
Tetapi dari penjelasan Yesus dengan memberikan perumpamaan tentang 
pengampunan ini menunjukkan bahwa Yesus tahu kebingungan dan keterkejutan Petrus tentang hal ini. 
Apa isi perumpamaan yang Yesus ceritakan (baca ayat 26 sd 34). 
Ada seorang berhutang 10ribu talenta kepada seorang Raja. 

Katakan saja orang tersebut bernama A berhutang keoada Raja dan ada seorang lain, katakan saja namanya B berhutang kepada si A sebanyak 100 dinar. 

Raja tersebut akhirnya membebaskan A dari seluruh hutangnya. 

Matius 18:27
Tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu dan membebaskannya dan menghapuskan hutangnya. 
 
Tetapi si A malah memasukkan si B ke dalam penjara sebab si A tidak mau menghapuskan hutang si B kepadanya. 

Matius 18:30
Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya. 
Menurut kamus di belakang Alkitab, 
1 dinar = 750 rupiah 
1 talenta = 6000 dinar 
Hutang A ke raja 10.000 talenta = 60 juta dinar = Rp 45 Milyar. 
Hutang B ke A = 100 dinar = Rp 75 ribu. 

Tidaklah heran jika raja tersebut marah kepada si A. 

Matius 18:32-34
Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah
mengasihani engkau? maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya. 
Yesus menegaskan bahwa Ia akan berlaku seperti Raja kepada orang yang tidak mau mengampuni orang lain yang bersalah kepada dirinya padahal ia sudah diampuni oleh Bapa di Sorga. 

Matius 18:35
Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu. 
Sangat jelas yach, 
Tuhan mau mengampuni kesalahan kita; mosok kita tidak mau mengampuni kesalahan orang lain kepada kita. 

Mungkin ada yang berdalih : 
tapi kesalahan orang lain itu sangat menyakitkan dan merugikan saya 
sedangkan kesalahan saya tidaklah sebesar kesalahan orang lain tersebut. 
Lebih baik jangan berbantahan deh dengan Tuhan. Apa yang sudah dikatakan Tuhan, lebih baik kita menuruti saja. Kita ini siapa ?  hanyalah terbuat dari debu tanah sedangkan Tuhan adalah menjadikan diri kita menjadi manusia. 

sesungguhnya kata kuncinya adalah : 
HATI YANG BERBELAS KASIHAN ! 
Kita harus memenuhi hati kita dengan hati yang penuh belas kasihan maka barulah kita bisa mengampuni kesalahan orang lain sebesar dan sesakit apapun juga seraya memohon kekuataan dari Tuhan supaya kita bisa melakukannya dengan kerelaan hati. 

Demikian juga dalam hal kasih kepada sesama. Sama seperti kita mau memberi pengampunan pada orang lain karena kita mau mengasihi orang lain. 

Kedua hal ini dapat kita lakukan jika kita mau menyadari bahwa sebelumnya Tuhan sudah lebih dahulu mengampuni dan mengasihi kita. 

Jadi sudah selayaknya kita berbuat demikian kepada orang lain dan jika kita taat setia melakukan kehendak Tuhan maka yakinlah ada sukacita Sorgawi memenuhi kehidupan kita dan nilainya tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan duniawi semegah apapun. 

Yesaya 48:18 
Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.... 
contohnya :
Kita bisa pelajari dari peristiwa bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua 
menyeberangi sungai Yordan yang saat itu sangat deras dan secara kasat mata sulit untuk dapat dilakukan jika Tuhan tidak menolong mereka. 

Yosua 3:10-11
kata Yosua: dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalau-Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang
Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu: sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan 
menyeberang di depan kamu, masuk ke sungai Yordan. 
Kita bisa saksikan bagaimana akhirnya bangsa Israel bisa menyeberangi sungai Yordan karena para imam berdiri memegang tabut perjanjian. 
( baca Yosua 3:13-17 ). 
Oleh karena bangsa Israel menuruti perintah Allah melalui para imam maka mereka dapat menyeberangi sungai Yordan meskipun saat itu arusnya dangat deras dan secara kasat mata sulit diseberangi. 

Demikian juga hendaknya kita mau menuruti perintah Tuhan yang 
menghendaki kita untuk mengampuni kesalahan sesama, seperti yang diajarkan dalam doa Bapa Kami dan dari perumpamaan hari ini. 

Ada sebuah kesaksian dari seorang ibu muda : ia membenci mertua perempuan karena terus-menerus ikut campur urusan rumah tangganya sedangkan suaminya (=anak mertuanya) kebingungan dan tidak tegas bertindak menengahi konflik. 

Suatu hari ibu muda ini sakit dan ternyata menurut dokter, ia menderita kanker rahim... hancur hatinya si ibu muda ini. 
dalam keadaan tidak berdaya, ia berdoa kepada Tuhan memohon kesembuhan tetapi sekian lama berdoa, tak kunjung sembuh. 

Pada saat ia hampir putus-asa, datanglah pertolongan Tuhan melalui seorang temannya yang tergerak hati untuk mendoakannya. 

Temannya diberi karunia hikmat oleh Tuhan untuk mengatakan bahwa ibu muda ini harus mengampuni mertuanya. 

Dalam pergumulan yang cukup lama ibu muda ini akhirnya tidak ada pilihan dan terpaksa mau mengampuni mertuanya. 

Perlahan tapi pasti, proses penyembuhan kanker rahim menunjukkan kemajuan sejalan dengan proses pengampunan yang semula terpaksa namun lambat laun ibu muda ini menyadari bahwa dirinya juga ada salah kepada mertuanya dan Puji Tuhan terjadi rekonsiliasi dengan mertuanya. 

Memberi pengampunan itu memang tidak mudah terutama bila telah melukai hati begitu dalam;  membutuhkan perubahan pola pikir seseorang untuk mengerti tentang pengampunan. 

Ibu muda itu, dibantu oleh temannya dan akhirnya ia tersadar dan memutuskan untuk mengampuni mertuanya. 

Jadi mengampuni itu adalah suatu keputusan yang didasari oleh kesadaran bahwa diri sendiri juga ada banyak kesalahan dan Tuhan mengampuninya maka sudah sepantasnya ia mau mengampuni kesalahan orang lain juga. 

Semoga renungan kita hari ini semakin menyadarkan kita bahwa selain kita menegor dan menasehati orang lain maka hal mengampuni kesalahan orang lain juga harus kita lakukan, walaupun seberat dan sedalam apapun akibat yang ditimbulkan oleh kesalahan orang lain itu. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com