Kamis,
16 Agustus 2018
YEHEZKIEL
12:1-12
MAZMUR
78:56-62
MATIUS
18:21-19:1
Matius
18:21-22
Kemudian
datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku
harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh
kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan
sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Bacaan
Injil Matius hari ini mengenai perumpamaan tentang pengampunan.
jika
sebelumnya tentang menegor dan menasehati sesama saudara dan hari ini kita
diajak memberikan pengampunan kepada orang lain yang telah bersalah kepada
diri kita.
Coba kita
dengar apa jawaban Yesus dibawah ini :
Matius 18:22
Yesus berkata kepadanya: "bukan!
Aku berkata kepadamu: bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
Yesus berkata kepadanya: "bukan!
Aku berkata kepadamu: bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.
wow...
kita bisa bayangkan ekspresi Petrus saat mendengar jawaban dari Yesus yang
mengatakan 70x tujuh kali.
Ada orang
menafsirkan 70 x 7 = 490 kali mengampuni dan yang lain menafsirkan
(70 x ) pangkat 7 = ..... ada yang bilang begini : (70 x 7) pangkat 7 =
.....
maaf
matematika saya jeblok, kagak bisa hitung pangkat 7 itu berapa?
Artinya
memberikan pengampunan kepada orang lain yang bersalah kepada kita adalah
setiap kali orang itu berbuat salah kepada kita ! tidak ada
batasnya.
Jika
ketemu orang yang auban yang terus menerus melakukan kesalahan dan
sepertinya disengaja untuk menekan diri kita maka yach harus dimaafkan dan
diampuni kesalahannya.
Sepertinya
ini teori dan sulit dilakukan?
Tetapi dari penjelasan Yesus dengan memberikan perumpamaan tentang
Tetapi dari penjelasan Yesus dengan memberikan perumpamaan tentang
pengampunan
ini menunjukkan bahwa Yesus tahu kebingungan dan keterkejutan Petrus
tentang hal ini.
Apa isi
perumpamaan yang Yesus ceritakan (baca ayat 26 sd 34).
Ada
seorang berhutang 10ribu talenta kepada seorang Raja.
Katakan
saja orang tersebut bernama A berhutang keoada Raja dan ada seorang lain,
katakan saja namanya B berhutang kepada si A sebanyak 100 dinar.
Raja
tersebut akhirnya membebaskan A dari seluruh hutangnya.
Matius 18:27
Tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu dan membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu dan membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.
Tetapi si
A malah memasukkan si B ke dalam penjara sebab si A tidak mau menghapuskan
hutang si B kepadanya.
Matius 18:30
Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.
Menurut
kamus di belakang Alkitab,
1 dinar
= 750 rupiah
1 talenta
= 6000 dinar
Hutang A
ke raja 10.000 talenta = 60 juta dinar = Rp 45 Milyar.
Hutang B
ke A = 100 dinar = Rp 75 ribu.
Tidaklah
heran jika raja tersebut marah kepada si A.
Matius 18:32-34
Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah
mengasihani engkau? maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya kepadaku. bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah
mengasihani engkau? maka marahlah tuannya itu dan menyerahkannya kepada algojo-algojo, sampai ia melunaskan seluruh hutangnya.
Yesus
menegaskan bahwa Ia akan berlaku seperti Raja kepada orang yang tidak mau
mengampuni orang lain yang bersalah kepada dirinya padahal ia sudah
diampuni oleh Bapa di Sorga.
Matius 18:35
Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.
Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu.
Sangat
jelas yach,
Tuhan mau
mengampuni kesalahan kita; mosok kita tidak mau mengampuni kesalahan orang
lain kepada kita.
Mungkin
ada yang berdalih :
tapi
kesalahan orang lain itu sangat menyakitkan dan merugikan saya
sedangkan
kesalahan saya tidaklah sebesar kesalahan orang lain tersebut.
Lebih
baik jangan berbantahan deh dengan Tuhan. Apa yang sudah dikatakan Tuhan,
lebih baik kita menuruti saja. Kita ini siapa ? hanyalah terbuat
dari debu tanah sedangkan Tuhan adalah menjadikan diri kita menjadi
manusia.
sesungguhnya
kata kuncinya adalah :
HATI YANG
BERBELAS KASIHAN !
Kita
harus memenuhi hati kita dengan hati yang penuh belas kasihan maka barulah
kita bisa mengampuni kesalahan orang lain sebesar dan sesakit apapun juga
seraya memohon kekuataan dari Tuhan supaya kita bisa melakukannya dengan kerelaan
hati.
Demikian
juga dalam hal kasih kepada sesama. Sama seperti kita mau memberi pengampunan
pada orang lain karena kita mau mengasihi orang lain.
Kedua hal
ini dapat kita lakukan jika kita mau menyadari bahwa sebelumnya Tuhan
sudah lebih dahulu mengampuni dan mengasihi kita.
Jadi
sudah selayaknya kita berbuat demikian kepada orang lain dan jika kita
taat setia melakukan kehendak Tuhan maka yakinlah ada sukacita Sorgawi
memenuhi kehidupan kita dan nilainya tidak dapat dibandingkan dengan kekayaan
duniawi semegah apapun.
Yesaya
48:18
Sekiranya
engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan
seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus
berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah
berhenti....
contohnya
:
Kita bisa pelajari dari peristiwa bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua
Kita bisa pelajari dari peristiwa bangsa Israel yang dipimpin oleh Yosua
menyeberangi
sungai Yordan yang saat itu sangat deras dan secara kasat mata sulit untuk
dapat dilakukan jika Tuhan tidak menolong mereka.
Yosua 3:10-11
kata Yosua: dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalau-Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang
Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu: sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan
kata Yosua: dari hal inilah akan kamu ketahui, bahwa Allah yang hidup ada di tengah-tengah kamu dan bahwa sungguh-sungguh akan dihalau-Nya orang Kanaan, orang Het, orang Hewi, orang Feris, orang
Girgasi, orang Amori dan orang Yebus itu dari depan kamu: sesungguhnya, tabut perjanjian Tuhan semesta bumi berjalan
menyeberang
di depan kamu, masuk
ke sungai Yordan.
Kita bisa
saksikan bagaimana akhirnya bangsa Israel bisa menyeberangi sungai Yordan
karena para imam berdiri memegang tabut perjanjian.
( baca
Yosua 3:13-17 ).
Oleh
karena bangsa Israel menuruti perintah Allah melalui para imam maka mereka
dapat menyeberangi sungai Yordan meskipun saat itu arusnya dangat deras
dan secara kasat mata sulit diseberangi.
Demikian
juga hendaknya kita mau menuruti perintah Tuhan yang
menghendaki
kita untuk mengampuni kesalahan sesama, seperti yang diajarkan dalam doa
Bapa Kami dan dari perumpamaan hari ini.
Ada
sebuah kesaksian dari seorang ibu muda : ia membenci mertua perempuan
karena terus-menerus ikut campur urusan rumah tangganya sedangkan suaminya
(=anak mertuanya) kebingungan dan tidak tegas bertindak menengahi
konflik.
Suatu
hari ibu muda ini sakit dan ternyata menurut dokter, ia menderita kanker
rahim... hancur hatinya si ibu muda ini.
dalam
keadaan tidak berdaya, ia berdoa kepada Tuhan memohon kesembuhan tetapi
sekian lama berdoa, tak kunjung sembuh.
Pada saat
ia hampir putus-asa, datanglah pertolongan Tuhan melalui seorang temannya
yang tergerak hati untuk mendoakannya.
Temannya
diberi karunia hikmat oleh Tuhan untuk mengatakan bahwa ibu muda ini harus
mengampuni mertuanya.
Dalam
pergumulan yang cukup lama ibu muda ini akhirnya tidak ada pilihan dan
terpaksa mau mengampuni mertuanya.
Perlahan
tapi pasti, proses penyembuhan kanker rahim menunjukkan kemajuan sejalan
dengan proses pengampunan yang semula terpaksa namun lambat laun ibu muda
ini menyadari bahwa dirinya juga ada salah kepada mertuanya dan Puji Tuhan
terjadi rekonsiliasi dengan mertuanya.
Memberi
pengampunan itu memang tidak mudah terutama bila telah melukai hati begitu
dalam; membutuhkan perubahan pola pikir seseorang untuk mengerti
tentang pengampunan.
Ibu muda
itu, dibantu oleh temannya dan akhirnya ia tersadar dan memutuskan untuk
mengampuni mertuanya.
Jadi mengampuni
itu adalah suatu keputusan yang didasari oleh kesadaran bahwa diri
sendiri juga ada banyak kesalahan dan Tuhan mengampuninya maka sudah
sepantasnya ia mau mengampuni kesalahan orang lain juga.
Semoga
renungan kita hari ini semakin menyadarkan kita bahwa selain kita menegor
dan menasehati orang lain maka hal mengampuni kesalahan orang lain juga
harus kita lakukan, walaupun seberat dan sedalam apapun akibat yang
ditimbulkan oleh kesalahan orang lain itu.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com