Kamis, 23 Agustus 2018

PERUMPAMAAN TENTANG KERAJAAN ALLAH (BAGIAN-2)










Kamis, 23 Agustus 2018 

YEHEZKIEL 36:23-28 
MAZMUR 51:12-15,18-19 
MATIUS 22:1-14 

Matius 22:2-3 
Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. 

Orang-orang yang diundang adalah gambaran orang-orang Yahudi menolak Yesus adalah Mesias yang diutus Bapa yang digambarkan dalam perumpamaan ini adalah pesta perjamuan kawin yang diadakan raja untuk anaknya (ayat 1-3). 

Raja itu mengutus hamba yang lain tetapi mereka tetap menolak, dengan alasan: 
1) pergi ke ladang 
2) pergi mengurusi usahanya 
3) menangkap utusan hamba-hamba itu 
(ayat 4-6). 

Raja itu murka, membinasakan pembunuh tersebut dan membakar kota mereka (ayat 7) dan ini terbukti kemudian hari Bait Allah di kota Yerusalem dihancurkan pada tahun 70 Masehi. 

Ayat 8-10 menggambarkan bangsa lain diluar Yahudi dipanggil untuk menerima undangan perjamuan kawin yakni didalam Yesus Kristus. 

Orang-orang jahat dan orang-orang baik yang ditemui dijalan-jalan atau dari bangsa lain ternyata bersedia menghadiri pesta perjamuan kawin atau menerima Yesus Kristus yang diutus Bapa. 

Marius 22:10 
Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. 

Namun ada satu orang tidak berpakaian pesta diantara tamu-tamu yang hadir dalam perjamuan kawin dan raja menegur tetapi orang itu diam tidak menjawab. 

Matius 22:11-12 
Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta
Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. 

Berarti untuk menghadiri pesta perjamuan kawin yang Allah adakan, tamunya harus berpakaian pesta. Apa maksudnya? 

Pakaian pesta melambangkan pengikut Yesus atau umat kristiani yang mengakui Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat dengan jujur dan sepenuh hati. 

Persoalan seseorang umat kristiani itu bergelut jatuh bangun dalam hidupnya adalah hal lain tetapi imannya tetap percaya kepada Yesus Kristus. 

Satu orang tidak berpakaian pesta padahal ia telah masuk dalam perjamuan kawin berarti orang ini tidak tulus hati mengakui Yesus Kristus. 

Hal ini disebabkan orang ini berpura-pura menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat karena ada tujuan untuk kepentingan diri sendiri sehingga akibatnya raja menghukum orang ini. 

Matius 22:13 
Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. 

Contoh orang tidak berpakaian pesta: 

Simon, seorang tukang sihir di Samaria, mau dibaptis karena terpesona melihat mukjizat yang dilakukan Rasul Filipus dan Rasul Petrus. 

Kisah 8:9,13 
Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi. 

Simon itu merupakan seorang yang tidak berpakaian pesta dalam perumpamaan perjamuan kawin tetapi tidak tulus hati karena ada maksud tersembunyi yang bertentangan dengan kehendak Allah. 

Kisah 8:18-19 
Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, Simon menawarkan uang kepada mereka, serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus." 
---> (baca selanjutnya Kisah 8:21-24) 

Selanjutnya, 

Matius 22:14 
Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih. 

Sepertinya ayat ini tidak ada kaitannya dengan perumpamaan ini tetapi mari kita telusuri apa maksudnya ayat 14 ini. 

Jika kita cermati sungguh-sungguh maka kita akan menemukan bahwa ayat 14 ini ada hubungannya dengan ayat 11-12. 

Banyak yang dipanggil 

Hamba-hamba dari raja yang diutus untuk memanggil/mengundang tamu untuk hadir dalam pesta perjamuan kawin. 

Ketika Firman Tuhan disampaikan maka setiap umat kristiani yang hadir di gereja atau di komunitas rohani; ada yang serius mendengar, ada yang tidak mendengar karena sibuk dengan handphone atau sedang asyik mengobrol. 

Sedikit yang dipilih 

Orang yang mendengar Firman Tuhan, ada yang menanggapi dan ada yang tidak menanggapi karena tidak tertarik atau tidak percaya pada Firman didengarnya. 

Umat kristiani adalah umat yang dipanggil untuk percaya kepada Yesus Kristus; seperti halnya tamu undangan dalam perjamuan kawin tetapi ada satu orang yang tidak terpilih karena tidak mengenakan pakaian pesta. 

Seperti Yudas Iskariot yang tidak terpilih diantara yang dipanggil Yesus. 

Yohanes 6:70 
Jawab Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis."  

Bisa juga terjadi pada seorang kristiani yang semula hidup sebagai seorang yang mencerminkan seorang pilihan Tuhan tetapi menjadi murtad karena tergoda dan terjerumus hawa nafsu kedagingan kenikmatan duniawi. 

2 Petrus 2:20-22 
Sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini: "Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya." 

Kita harus menanggalkan pakaian yang kita sukai ketika kita mengenakan pakaian pesta. 

2 Korintus 5:4 
Sebab selama masih diam di dalam kemah ini, kita mengeluh oleh beratnya tekanan, karena kita mau mengenakan pakaian yang baru itu tanpa menanggalkan yang lama, supaya yang fana itu ditelan oleh hidup. 

Maka dari itu hendaklah kita senantiasa "mengenakan pakaian pesta" supaya layak dan berkenan untuk ikut dalam pesta perjamuan dimana Yesus adalah mempelai pria dan kita umat kristiani yang berpakaian pesta adalah pasangan mempelai pria. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com