Sabtu, 02 November 2013

KONSELING













Dalam bahtera kehidupan ini banyak peristiwa hidup yang terjadi dan tak sedikit telah melukai diri kita hingga membekas menusuk sanubari kita.

Pengalaman hidup yang telah dialami biasanya cenderung mempengaruhi dan merubah perilaku kita bahkan menbentuk suatu konsep hidup yang tertanam dalam pikiran kita.

Akan sulit sekali membuang pola pikir yang sudah membentuk koloni di pikiran kita.
Jika pola pikir atau konsep hidup yang kita pegang itu ternyata tidak sejalan dengan pola pikir yang Tuhan kehendaki maka terjadi konflik.

Rasul Paulus menasehati kita dalam
Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

2 Korintus 10:5
Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah.
Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,


Yach, perlu perjuangan keras agar hati dan pikiran kita sesuai dengan hati dan pikiran Kristus.

Filipi 2:5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

REALITA YANG KITA SAKSIKAN

Banyak orang "menganggap enteng" membiarkan pikirannya dipenuhi oleh pikiran duniawi dan mengacuhkan menolak mengisi pikirannya dengan pikiran Kristus.

Banyak orang merasa dirinya baik-baik saja, tak ada yg perlu dirisaukan.
Keluarganya dia rasakan baik-baik saja, keuangan keluarga oke, bisnis atau karier sukses, ke gereja setiap mimggu, bahkan mau terlibat dalam kegiatan pelayanan, misalnya ikut koor, bergabung dgn kategorial gereja pokok e aktif kegitan gereja maupun kegiatan sosial, dan sebagainya.

Namun jika mau jujur pada dirinya, terasa ada sesuatu yang hilang, ada sesuatu kehampaan dalam hatinya.
Hatinya nelangsa, hatinya kosong, hatinya merasakan kesunyian ditengah keramaian aktifitas hidup yang digelutinya.
Kegalauan hatinya tidak nampak di wajahnya apalagi jika termasuk orang yang supel, ramah dalam bergaul, sulit dipercayai kalau orang tersebut hatinya dilanda kehampaan!

Disinilah peranan Konseling Pastoral diperlukan untuk membantu mereka yang mengalami masalah hidupnya.
contoh diatas hanya segelintir dari kasus yang terjadi dalam kehidupan seseorang termasuk rohaninya.

Biasanya dalam konseling, lebih fokus pada pemberesan satu masalah berdasarkan ilmu psikologi dan dampaknya terjadi ketergantungan kepada ahli psikologi tersebut yakni stiap ada masalah datang kepadanya

Konseling Pastoral mengupayakan agar orang yang mengalami masalah menemukan solusinya dengan cara menyerahkan segala persoalannya kepada Yesus dan mempercayai bahwa Yesus bersedia menolongnya tanpa melihat apakah ia berdosa atau tidak berdosa.

Matius 11:28
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Kita sebagai konselor (pihak yang melayani orang bermasalah yang biasa disebut dg istilah Konsele) mendampingi konsele selama ia masih dalam kegoncangan hidupnya.

Pada umumnya konsele kehilangan kepercayaan dirinya dan ia merasa masalahnya sulit dibereskan.
Tidak sedikit yang merasa tidak layak dan merasa Tuhan tidak mau menolongnya karena ia berdosa.

Sebagai konselor, kita menawarkan solusinya yaitu mengajak konsele mau meyakini bahwa Tuhan selalu mengasihi dia.

Yehezkiel 34:16
Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi;
Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya
.

Kita ajak dia kepada kebenaran Firman Tuhan agar mata hatinya tercelik bahwa :
berserah kepada Tuhan itu jauh lebih berguna dalam hidupnya daripada mementingkan kesenangan duniawi yang penuh dengan lika-liku hawa nafsu kedagingan yang terus menerus mau dipenuhi namun tak pernah dapat dipuaskan ...

APA TUJUAN HIDUP KITA

sebetulnya kita sudah tahu bahwa tujuan kita hidup didunia ini untuk apa?
anehnya ketika kita diperhadapkan pada pilihan :
mendahulukan tujuan hidup kita
Ataukah
mendahulukan keinginan kedagingan kita yang biasanya berlawanan dengan tujuan hidup kita.

kerapkali terpeleset dan terjerembab dengan mencuekkan, mengabaikan suara hati (roh kita) yang berteriak agar kita mendahulukan tujuan hidup diatas kepentingan kedagingan.

atau :
apakah ada yang tidak tahu tujuan hidup kita di dunia ini untuk apa?
mari kita bersandar firman Tuhan

Yohanes 14:1-4
"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.
Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."

Masih adakah tempat lain yang lebih menjanjikan kebahagian sejati selain RUMAH BAPA SORGAWI ???

Apakah kenikmatan di dunia ini telah mengaburkan tujuan hidup kita?

Pilihan ditangan kita masing-masing.
Yosua 24:15b
... aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"

SEBELUM PULANG KERUMAH BAPA
BINGKISAN APA YANG KITA BAWA

Kepada sesama kita saja, rasanya ga enak jika tidak membawa bingkisan saat pulang kampung apalagi kita pulang ke Rumah BAPA.

saya merenungkan bingkisan apa ya yang menyenangkan hati BAPA ?
tak bolak-balik lembaran di Alkitab untuk mencari tahu apa yang Tuhan kehendaki supaya kita kerjakan?

Menurut saya, ada 2 hal yakni :
1. BAPA merindukan kita manusia menyediakan waktu bersamaNYA

Yohanes 4:23
Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.

bacalah kitab Kidung Agung yang menggambarkan bagaimana mempelai laki-laki merindukan mempelai perempuan (=manusia) diantaranya pada :

Kidung 5:2-6

ayat 2
Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. "Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, rambutku penuh tetesan embun malam!"

apa tanggapan mempelai perempuan mencerminkan sikap kita ketika hati nurani meminta kita berdoa, bersaat teduh bersama Tuhan.

ayat 3
"Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?"

banyak alasan kita lontarkan dan biasanya hati kita terus digedor agar kita tergerak hati namun jika tetap saja kita menolak maka IA akan mundur sesaat dan akan diulangi kembali disaat berikutnya.

ayat 4
Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku.

dan seterusnya dapat kita resapi dialog ayat-ayat berikutnya.

2. Kita meneladani Yesus yang setia sampai mati melaksanakan tugas yang BAPA kehendaki.

Lukas 4:43
Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."

Kita kerjakan tugas yang Tuhan Yesus suruh kita kerjakan, melalui pemberitaan Injil dan perbuatan kasih

Matius 28:19-20
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Yohanes 15:17
Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.

tugas terpenting dan terutama kita adalah membawa banyak orang kepada Tuhan Yesus,
diantaranya adalah kita menjalankan tugas konseling pastoral agar mereka yakin kembali bahwa Kasih Tuhan tak pernah luntur oleh noda kita.

Yohanes 1:8-9
Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.


Yesaya 1:18
Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.

JADI

Yang hendak saya katakan adalah ;
sudah saatnya jangan ditunda lagi
mari kita segera menyambut uluran kasih Tuhan dan mengerjakan tugas perutusan kita.

bukan waktunya lagi, kita terus saja berkecimpung dalam perkara duniawi masakan tidak lelah mengurusi urusan karier, urusan bisnis yang berujung duit ...duit ...duit ... melulu dan tenggelam dalam kenikmatan daging melulu ...

saudaraku dalam Yesus Kristus,

sebentar lagi hari mulai gelap,
sekarang ini hari sudah senja
waktu kita tinggal sesaat lagi.
rata-rata kita sekarang sudah berusia sedikitnya sudah 40 tahunan bahkan ada yang sudah tiba di usia Lansia...

Apalagi yang engkau cari, saudaraku
masih belum cukupkah kenikmatan yang sudah direngkuh ...

Jangan sampai mempelai laki-laki tiba minyak dibuli-buli masih kosong sehingga lentera kita tidak menyala dan tidak dapat mengikuti Perjamuan bersama mempelai laki-laki.

(baca Matius 25:1-13 perumpaan gadis bodoh dan gadis bijaksana)




Kamis, 19 September 2013

KASIHAN, YACH ....











Setiap orang pada dasarnya memiliki hati nurani yang lembut.
namun oleh karena dipengaruhi masa lalu yang tanpa disadari telah melukai hati nuraninya, merubah perilaku seseorang menjadi tega menyaksikan penderitaan orang lain.

Perasaan kasihan masih menggayut dihati tetapi hanya sebatas dimulut saja diungkapkan melalui ucapan :
"kasihan ya ..."
tidak disertai perbuatan nyata untuk menolong orang lain tersebut.
bahkan tidak jarang menghakimi orang lain yang hidupnya menderita.

contoh sederhana saja disekitar kita.
ketika melihat keadaan hidup saudara kandung, ipar, paman-bibi, family, atau bisa juga teman, sahabat kita biasanya hati nurani pasti tergerak belas kasihan dan spontan berkata :
"kasihan ya ... si anu"

setelah hati terenyuh, respon berikut terbelah dua bagian positif dan negatif;  ada yang segera bertindak menolong, ada yang mau menolong tetapi ga punya uang, ada yang langsung menghakimi, menyalahkan orang tersebut, dsbnya.

Pertanyaan adalah bagaimana dengan saya ...(sebut nama kita)?

Tidak heran jika ada saudara kita atau teman/sahabat kita menolak hadiri pertemuan keluarga atau semacam reuni (apalah nama reuninya).

Fenomena ini bisa kita saksikan, baik di kegiatan sekular maupun rohani.
Paling miris jika terjadi dilingkungan yang bernuansa rohani, apalagi di kegiatan pelayanan.

Tanpa disadari akan terpisah dengan sendirinya antara orang yang banyak uang dengan yang pas2an dan yang kekurangan uang.

Saya kutip secuplik renungan harian yang ditulis Rm. Marja,Sj

mayoritas seminaris di Seminari Mertoyudan yg tumbuh berkembang panggilannya menjadi imam dengan baik pada umumnya mereka yang berasal dari keluarga miskin atau berkekurangan, sedangkan mereka yang berasal dari keluarga kaya sungguh bermasalah, sulit dididik dan akhirnya mengundurkan diri atau harus diundurkan.

Yach begitulah Manusia ...
karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23)

Kasih itu wujud nyata HATI ALLAH
Ego itu wujud nyata hati manusia.

sejak Adam-Hawa menghindar dari hati nuraninya (yang jelas sudah melarang mereka makan buah pengetahuan baik dan jahat) maka kita keturunan mereka juga ikut terjangkit virus Ego yang lebih mementingkan keinginan sendiri daripada patuh pada perintah Allah.

Kejadian 3:6
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

Selanjutnya
kita sebagai keturunan Adam-Hawa pandai meniru memyembunyikan diri dari perbuatan salah & bersandiwara berpura-pura tidak bersalah seperti bersembunyi diantara pohon2-an dalam taman.

Kejadian 3:8
Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

JADI

Perasaan belas kasihan dalam hati kita seringkali tertutupi pohon2an yang melambangkan aneka ragam prinsip hidup kita yang bercokol di kepala kita, di pikiran kita.

Itu sebabnya tindakan nyata berbuat sesuatu untuk menolong sesama kita terhalangi oleh prinsip hidup kita.

celakanya prinsip hidup terbentuk oleh pengalaman hidup yang lalu yang sudah kita lewati.

KITA BERSYUKUR
Sebab di dalam Yesus dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya
(Efesus 1:7)

Rasul Paulus menasehati kita:
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)

supaya pikiran kita diubah menjadi serupa pikiran Allah maka kita harus membuang pikiran/konsep/prinsip duniawi yang tidak berlawanan dengan konsep Allah yg menonjolkan kasih sehingga hati kita berubah menjadi hati nurani yang sarat dgn belas kasihan, berlimpah welas asih.

Dengan demikian, kita tidak lagi sekedar berucap : "kasihan ya ..."
tetapi sekarang disertai dengan perbuatan nyata yakni menolong orang lain didasari motivasi tulus yang didorong hati yang berbelas kasih dan hati yang murah hati.
AMIN.

 

Jumat, 09 Agustus 2013

SIKAP RAGU-RAGU















Setiap insan di bumi ini mengalami "penyakit rohani", salah satu yang sulit dihindari adalah sikap ragu-ragu.
Kelihatannya sepele atau bahkan tidak semua orang setuju bahwa sikap ragu-ragu dikatakan salah satu "penyakit rohani"

Sikap ragu-ragu mencerminkan iman seseorang. Benarkah demikian ?

Sikap ragu-ragu secara umum berarti tidak yakin pada keputusan yang telah diambil atau telah diputuskan.
akibatnya akan mempengaruhi tujuan yang hendak dicapai.

Sikap ragu-ragu secara rohani dapat diartikan bahwa ia tidak yakin Tuhan akan menolongnya meskipun percaya pada Tuhan.

Sikap ragu-ragu membelenggu seseorang dalam ketidak-pastian sehingga menghambat pertumbuhan dirinya, baik dalam hal iman maupun kehidupannya.

Bagaimana sikap kita meresponi setiap peristiwa hidup mencerminkan seberapa dalam iman kita bertumbuh dan menghasilkan buah-buah roh.

Tuhan tidak menguji iman kita untuk mengetahui seberapa kuat iman kita melainkan Tuhan mau lihat apakah iman kita bertumbuh dan semakin setia kepadaNYA.

Selanjutnya,

Setelah kita mengetahui penyebab yang mempengaruhi sikap ragu-ragu tetapi mengapa kita kewalahan mengatasinya dan tidak jarang kita mengalami "kekalahan" ?

BAGAIMANA CARA KITA SELALU MENANG MELAWAN SIKAP RAGURAGU

1. GALI & TINGKATKAN POTENSI DIRI

Tidak ada jalan pintas jika kita mau meningkatkan potensi diri; baik itu pengetahuan berdasarkan akal budi maupun pengetahuan rohani kita.
Bagaimana kita mau berhasil jika tak mau tahu fokus dan ogah-ogahan.

Amsal 6;6-8
Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.

Pemalas disini tidak terbatas pada sikap malas saja tetapi dapat juga diartikan tidak mempersiapkan diri menghadapi kenyataan bahwa dalam hidup ini kita PASTI berhadapan dgn berbagai macam tantangan dan pencobaan yang akan menguji iman.

Tuhan memperlengkapi diri kita dgn menganugerahkan talenta, karunia2 kepada setiap pribadi kita maing2.
Tugas kita meresponi anugerah tsb dengan cara ada niat mau belajar dan mau mempraktekkan anugerah tadi.

Yesaya 55:1
Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!

Itu sebabnya Yesus mengucapkan : Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran (Matius 5:6).

Banyak orang sudah merasa cukup dengan apa yang ada pada dirinya dan enggan bersusah payah meraih kebenaran dari Tuhan.
mereka pikir konsep kebenaran yang dipegangnya sudah yang terbaik padahal seringkali bertentangan dgn apa yang Tuhan kehendaki.

Wahyu 3:17-18
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka

Aku menasihatkan engkau, supaya :
- engkau membeli dari pada-Ku emas
  yang telah dimurnikan dalam api,
  agar engkau menjadi kaya, dan juga
  pakaian putih, supaya engkau
  memakainya, agar jangan kelihatan
  ketelanjanganmu yang memalukan;
  dan lagi minyak untuk melumas
  matamu, agar engkau dapat melihat


Kita gali semua potensi diri kita agar berguna bagi pertumbuhan iman kita dan dapat digunakan dalam tugas2 panggilan kita memberitakan kabar sukacita dari Yesus Kristus dan juga membantu kita melayani sesama.

2. BANGUN RELASI INTIM DG TUHAN

Kita harus memahami sifat Tuhan agar keragu-raguan berubah menjadi keyakinan bahwa Tuhan mengasihi diri kita sepenuhnya.

memahami sifat Tuhan itu tidak mudah karena banyak hal yang tidak kita mengerti, yang sejalan dengan nalar kita jika tidak mengetahui apa yang dikatakan Tuhan yang tertulis di Alkitab meskipun IA juga bisa bicara langsung secara pribadi kepada kita.

Ada 4 langkah yang harus dilakukan untuk membangun relasi dgn Tuhan:
1. bacalah Firman Tuhan di Alkitab
2. renungkan dan resapi hingga
    membekas dan menjadi rhema
3. penuhi pikiran dan hati kita dgn
    apa yang Firman Tuhan katakan
4. hidupi Firman Tuhan dan kerjakan

setelah itu lihatlah banyak perubahan yang terjadi dimana pola pikir kita mulai sejalan dengan yang Tuhan kehendaki. Tentu saja hati kita otomatis berubah menjadi welas asih.

3. YAKINLAH PADA TUHAN SAJA

Sepertinya mudah yach kita katakan bahwa kita sudah mempercayai dan yakin kepada Tuhan.

Romo Anton menggaris-bawahi kata2 percaya dan mempercayai dalam homilinya misa pagi hari ini ketika bicara mengenai Tomas Didimus yg dikenal sikap ragu-ragunya untuk mempercayai Yesus yang tertikam di lambungnya sudah bangkit.

Yohanes 20:25
Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

Memang
Percaya saja tidak cukup jika tidak dibarengin dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

Ada orang yang sulit menyerahkan kendali hidupnya kepada Tuhan, terutama masalah keuangan.
Mungkin dipikirannya bahwa Tuhan tidak campur tangan urusan bisnis atau pekerjaan kita di duniawi.

Lihat saja perilaku orang yg berbeda antara di gereja dengan di kantor ato di dunia bisnis.
kata orang : urusan bisnis tidak bisa dicampur aduk dengan urusan gereja maksudnya urusan iman.

Sebaliknya ada juga orang yang sulit mempercayai hidup ditangan Tuhan karena terlalu sering doa-doanya belum dijawab Tuhan.
Bahkan mereka beranggapan bahwa Tuhan tidak peduli nasib mereka.

Orang yang hidupnya menderita secara materi, sangat rentan pada kepercayaan dirinya dan berpengaruh pada jiwanya dan imannya juga.
sebagian malah berbalik "benci" pada Tuhan, kenapa tidak menolongnya.

Orang yang hidupnya bergelimangan harta, sangat rentan pada keyakinan diri berlebihan bahkan mulai pudar keyakinannya kepada Tuhan karena tanpa pertolongan Tuhan, hidupnya makmur dan sejahtera.

JADI

Percayalah dan Yakinlah pada Tuhan tergantung seberapa dalam minat ketertarikan kita menyerahkan diri dan hidup kita, SEPENUHNYA kepada pengaturan dan pemeliharaan Tuhan.

Semakin kita dengan sadar mau menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan maka sikap kita tidak akan ragu-ragu menghadapi apapun peristiwa yang terjadi dalam hidup ini

Itu butuh IMAN dan PENGOSONGAN DIRI,  barulah sikap ragu-ragu hilang dari hati dan pikiran kita.

Sekian dan semoga menjadi bahan permenungan diri kita masing2.