Sabtu, 30 Januari 2016

KENDALIKAN DIRIMU









Sabtu, 30 Januari 2016 

Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-muridNya membangunkan Dia dan berkata kepadaNya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" 
                    (Markus 4:38) 


Hidup di dunia ini banyak hal yang bisa membuat kita panik sehingga kita tidak dapat mengendalikan perasaan emosi di dalam diri kita. 

Ketika kepanikan tak bisa dikendalikan maka biasanya kita kehilangan akal atau daya pikir kita error dan nanti setelah keadaan tenang; barulah kita tersadar, kenapa tidak melakukan ini dan itu. 

Murid-murid Yesus panik ketika diterjang taufan dan akibatnya perahu mereka penuh dengan air. 

Markus 4:36-37 
Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 

Kita dengar perkataan mereka yang sedang panik dan buruk sangka kepada Yesus dengan menuduh membiarkan mereka mati karena Yesus tidak mau menolong mereka padahal Yesus sedang tertidur. 

Markus 4:38 
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-muridNya membangunkan Dia dan berkata kepadaNya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" 

Seringkali kita juga berburuk sangka kepada orang yang terdekat, seperti: kepada orangtua kita, anak kita, istri atau suami kita dan menyalahkan mereka mengapa tidak peduli menolong kita. 

Para murid Yesus belum mengenal sungguh-sungguh pribadi Yesus meskipun sekian lama bersama dengan Yesus dan ini terlihat bagaimana respon mereka ketika Yesus meredakan taufan. 

Markus 4:41 
Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepadaNya?" 

Anehnya justru mereka menjadi sangat takut kepada Yesus; bukankah harusnya mereka gembira dan takjub karena menyaksikan kehebatan Yesus mampu meredakan angin taufan dan danau menjadi teduh kembali. 

Markus 4:39 
Yesuspun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 

Dengan kata lain, ketakutan mereka bisa diartikan ketidak-percayaan mereka kepada Yesus dan timbul prasangka lain mengenai diri Yesus; siapakah Dia? 

Kitapun seringkali menuduh Tuhan yang membuat hidup kita menderita padahal jika saja Tuhan mau menolong kita maka pasti hidup kita tidak menderita lagi. 

Betul tidak? 
Iyalah, apalagi bila sekian lama minta tolong kepada Tuhan tetapi malahan hidup makin susah. 

heee...heee, ngaku saja ... 
pasti kita pernah mengalami situasi panik dan berburuk sangka kepada Tuhan tetapi tidak berani diutarakan dan dipendam dalan hati. 

Marta berani menyatakan kekecewaan kepada Yesus ketika saudaranya, Lazarus mati, dengan mengatakan : 

Yohanes 11:21 
Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. 

Kenapa Yesus tidak segera ke rumah Marta untuk menyembuhkan Lazarus? 

Yohanes 11:4-6 
Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan." Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengarNya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada. 

Demikian juga Yesus sengaja tidur untuk melihat bagaimana muridNya mengatasi angin taufan dan ini terlihat dari perkataan Yesus menegor muridNya. 

Markus 4:40 
Yesus berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" 

Suatu pelajaran berharga bagi kita bila sedang menghadapi masalah hidup; hendaknya kita tenang, tidak panik agar iman kita bekerja dan mempercayai Tuhan pasti datang menolong karena kita yakin kebenaran Firman Tuhan yang mengatakan bahwa : 

Ulangan 31:6 
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab Tuhasn Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." 

Memang menyeramkan bila berhadapan langsung dengan angin taufan yang membuat perahu bisa tenggelam namun kita diminta tenangkan hati dan berdiam diri bersaat teduh bersama Tuhan dan jangan panik seperti murid-murid Yesus

Baca kisah pengalaman Yosafat yang mencari Tuhan dan berserah kepadaNya karena diserang tentara Moab yang sangat kuat dan bangsa Israel tidak kuasa melawannya. 
(Baca 2 Tawarikh pasal 20) 

2 Tawarikh 20:16-17 
Besok haruslah kamu turun menyerang mereka. Mereka akan mendaki pendakian Zis, dan kamu akan mendapati mereka di ujung lembah, di muka padang gurun Yeruel. Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana Tuhan memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, Tuhan akan menyertai kamu." 

Luar biasa !!! 
Yosafat menuruti perintah Tuhan agar berperang melawan bangsa Moab padahal semula Yosafat takut karena tentara Moab sangat kuat. 

Bandingkan dengan ke 12 pengintai yang disuruh Tuhan ke negeri Kanaan dan mereka takut dan kecil nyalinya sehingga mereka mengindahkan perintah Tuhan. 

Bilangan 13:31-33 
Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami." 

Seringkali kita melihat masalah itu seperti raksasa, akibatnya ciut nyali kita menjadi gentar dan takut. 
Dalan ketakutan dan kepanikan, biasanya lupa mencari Tuhan !!! 

Hendaknya kita mencontoh Yosafat yang segera mencari Tuhan dan menuruti apa yang Tuhan suruh kita lakukan meski harus berhadapan langsung masalah hidup yang justru membuat kita takut. 

Ketakutan ataupun kepanikan dapat kita atasi bila pemahaman dan pengenalan kepada Tuhan setiap hari kita lakukan melalui doa dan Firman Tuhan. 

Lagipula kita tahu bahwa : 
1 Yohanes 4:4a,4c 
Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. 

Iman kita harus yakin dan sedikitpun tak boleh ragu-ragu walaupun situasi saat ini terlihat angin taufan menderu dan menggoncangkan hidup kita. 

Kita harus membiarkan Tuhan berdiri di depan kita dan jangan biarkan Tuhan di belakang kita (=Yesus tidur). 

REFLEKSI DIRI 

Apakah ketakutan masih mencekam diriku ataukah saat ini aku tidak takut lagi melainkan telah yakin kepada Tuhan pasti senantiasa menyertai jalanku? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ =============

Kalender Liturgi Katolik 
Hari Biasa 
Warna Liturgi : Hijau 

2 Samuel 12:1-7a,11-17 
Mazmur 51:12-17 
Markus 4:35-41 
BcO : Kejadian 25:7-11,19-34 

============= ☆☆☆ =============


Jumat, 29 Januari 2016

PERTUMBUHAN IMAN







Jumat, 29 Januari 2016 

Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba. 
                                              (Markus 4:28-29) 


Injil Markus hari ini mengenai pengajaran tentang Kerajaan Allah melalui perumpamaan tentang benih yang tumbuh dan mengenai biji sesawi. 

Dalam renungan tentang penabur menabur benih; jatuh di pinggir jalan, di tanah berbatu, di semak duri, dan di tanah yang subur, kita mengetahui bahwa : 

benih = Firman Tuhan 
penabur = Yesus, diteruskan oleh ke 12 rasul, dilanjutkan oleh murid-murid rasul, ke 5 jawatan; rasul, nabi, gembala/pastor, pewarta/penginjil, dan pengajar Injil (Efesus 4:11). 

1. PERUMPAMAAN BENIH YANG TUMBUH

Kata Yesus : "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 
(Markus 4:26-27)

Peran penabur penting saat menaburkan benih tetapi yang menumbuhkan benih adalah Allah melalui mekanisme alam yang telah diatur sedemikian teratur dimana proses pertumbuhan benih dimulai dari tunas hingga bertumbuh besar dan berbuah lebat. 

Saat kita mewartakan Firman Tuhan dan ditanggapi oleh orang yang mendengar maka Firman Tuhan tersebut menjadi rhema di dalam hati orang tersebut. 

Yesaya 55:10-11 
Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firmanKu yang keluar dari mulutKu: ia tidak akan kembali kepadaKu dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya

Kita harus membaca atau mendengar Firman Tuhan setiap hari supaya memenuhi pikiran dan hati kita maka Firman Tuhan tersebut bekerja menumbuhkan iman kita. 

2 Timotius 3:16 
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran

Roh Kudus senantiasa menggedor hati kita dan menasehati kita supaya sikap penundukan kita terhadap Firman Tuhan terus-menerus taat dan setia. 

Yohanes 14:26 
Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. 

Percayalah kepada Kuasa Firman Tuhan (Yeremia 55:11) pasti menguasai diri kita dan waktu penuaian Firman Tuhan tergantung sikap kita apakah selalu tunduk kepada Firman Tuhan. 

Semakin kita taat dan tunduk pada Firman Tuhan maka semakin cepat menghasilkan buah; yakni : 
* buah pertobatan (Kisah 42:38) 
* buah kasih (1 Korintus 13:4-7) 
* buah Roh (Galatia 3:22-23) 

2. PERUMPAMAAN BIJI SESAWI

Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya. 
(Markus 4:31-32) . 

Serupa tapi tidak persis sama perumpamaan ini dengan perumpamaan benih yang tumbuh. 

Perumpamaan biji sesawi menekankan bagaimana proses pertumbuhan sebutir benih sekecil apapun ukurannya bila diurus dengan telaten maka akan bertumbuh menjadi tunas dan kemudian semakin besar menjadi pohon/batang dan akhirnya berbuah. 

Perumpamaan benih yang tumbuh menekankan pada kepastian bahwa benih yang ditabur pasti tumbuh. 
demikian juga Firman Tuhan pasti bekerja membajak hati dan pikiran kita supaya iman kita bertumbuh kuat. 

Setelah kita membaca/mendengar Firman Tuhan maka kita harus mengendapkan Firman Tuhan dengan memohon Roh Kudus menguraikan dan menterjemahkanNya supaya dimengerti akal budi/pikiran kita, kemudian menyentuh hati nurani kita yang terdalam dan menguatkan iman kita. 

Seringkali orang mendengar Firman Tuhan tidak menyimpannya di dalam hatinya tetapi sebatas akal budi/pikiran saja dan tidak disimpan di hati. 

Kenyataannya seseorang gembira dan menyukai Firman Tuhan yang didengar/dibaca hanya sesaat; mungkin hanya 1-3 hari dan setelah itu lupa. 

Begitu juga mendengar homili Pastor, kotbah pewarta, baca renungan harian; ia senang dan berkata wah ini bagus sekali homili/kotbah/renungan harian dan segera ia forward/kirim ke Whatsapp, BlaxkBerry Messanget supaya orang lain membacanya. 

Setiap hari sibuk kirim ke WA/BBM dan memenuhi smartphone atau handphone sehingga akhirnya yang menerima kiriman renungan/homili/khotbah tentang Firman Tuhan menjadi malas membacanya dan langsung di delete. 

Padahal yang diengar atau dibaca itu baru berupa benih dan belum berupa tunas maka perlu diendapkan dan disimpan di dalam hati dan menghidupi Firman Tuhan dengan mempraktekkan melalui perbuatan. 

Ibaratnya seorang petani menabur benih padi di sawah/ladang, setelah itu ia harus menyiraminya, memberi pupuk, menjaga jangan sampai dimakan burung atau dirusak tikus sawah, atau kalau ada hama dibersihkan dan semua itu setiap hari ia lakukan. 

Seharusnya kita terus menerus hidup dalam doa, firman, persekutuan agar iman terus bertumbuh dan memberikan kesaksian bagaimana mengalami Kasih Tuhan. 

Sayangnya, tidak banyak orang yang memelihara benih firman agar imannya menjadi kuat dan akibatnya tidak heran bertahun-tahun bahkan puluhan tahun sudah mendengar Firman Tuhan sampai bosan menjadi pendengar saja namun tidak berbuah di dalam dirinya 

Ibrani 5:12-14 
Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. 

Sebaliknya, 
bagi orang yang belum menyukai Firman Tuhan seharusnya ia berusaha untuk setiap hari membaca/mendengar Firman Tuhan supaya pikiran dan hatinya dipenuhi oleh Firman Tuhan. 

Yesaya 50:4b-5 
Setiap pagi Tuhan Allah mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang

Ada banyak cara supaya kita mengerti dan memahami FirmanTuhan yang kita baca atau kita dengar yaitu menyediakan waktu mengikuti Ibadah Sabda yang mengupas Firman Tuhan, seperti : 
beraekutu di kategorial PDKK, Sumur Yakub, Perduki secara rutin dan kontinyu atau mengikuti pendalaman Alkitab, seminar / kursus seperti Seminar Hidup Dalam Roh Kudus, (=SHDRK), Seminar Pertumbuhan Rohani, dan sebagainya. 

(Info : Tgl 16 Febr ada SHDRK khusus untuk 30 peserta di ruang Benekditus Gereja St Yakobus setiap hari Selasa jam 19.30 selama 7x pertemuan). 

Dengan menghadiri pertemuan Ibadah Sabda, selain mengikuti misa ekaristi setiap minggu maka proses tumbuhnya iman semakin bertumbuh seperti biji sesawi yang semakin besar tumbuhnya. 

Ibrani 10:25 
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat. 


REFLEKSI DIRI 

Sudahkah imanku bertumbuh semakin kokoh dan menghasilkan buah seperti yang dikehendaki Allah? 
... Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, ...  (Yohanes 15:16b)


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ =============

Kalender Liturgi Katolik 
Hari Biasa 
Warna Liturgi : Hijau 

Ibrani 10:19-25 
Mazmur 24:1-6 
Markus 4:26-34 
BcO : Kejadian 24:33-41 

============= ☆☆☆ =============


Kamis, 28 Januari 2016

TERANG VS GELAP








Kamis, 28 Januari 2016 

Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. 
                                                      (Markus 4:22) 

Yesus memakai perumpamaan untuk menjelaskan pengajaranNya agar masyarakat Yahudi mengerti dengan menyesuaikan situasi kondisi saat itu dan kali ini Yesus menggunakan gantang dan pelita. 

Gantang adalah sejenis alat ukur untuk benda kering dan ukurannya besar sebab 1 gantang = 35,2 liter. 

Pelita tempatnya diatas kaki dian yang biasanya cukup tinggi supaya dapat menerangi seluruh ruangan. 

Pelita itu memancarkan sinar/cahaya terang sebab Terang atau cahaya terang itu mutlak dibutuhkan manusia seperti halnya air dan udara; bayangkan bila bumi ini sepanjang hari tidak ada terang maka kegelapan menguasinya. 

Dengan menggunakan gantang dan pelita maka Yesus hendak menjelaskan bahwa segala sesuatu tidak ada yang tidak dapat dilihat oleh Tuhan dan hal yang tersembunyi akan disingkapkan atau dinyatakan oleh Tuhan. 

Markus 4:21-22 
Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. 

Sangat simple dan mudah dipahami perkataan Yesus ini namun anehnya orang cenderung belagak/pura-pura tidak mengerti dan tetap melakukan perbuatan dosa dan menyembunyikan dosa di hadapan Tuhan. 

Lho mosok iya begitu? 
kagak percaya nih, ayo coba intropeksi diri kita masing-masing. 

Biasanya, suatu perbuatan dosa yang belum atau tidak mau diakui, berusaha ditutupi atau disangkal dengan berbuat dosa berikutnya dan semakin lama kian bertambah perbuatan dosa lainnya untuk menutupi perbuat dosa pertama kalinya. 

Bahkan setelah terbukti perbuatan dosa pertama dan dosa berikutnya, orang itu mencari alasan lain dengan menyalahkan orang lain atau bisa salahkan hal apa saja berdalih untuk menerangkan mengapa ia sampai berbuat dosa. 

Padahal ia sadar dan mengerti bahwa Tuhan itu Maha Tahu dan gak bakal bisa dibohongi atau ditutupi dengan sejuta alasan untuk mengelak mengakui bahwa perbuatan dosa itu sesungguhnya adalah akibat dirinya menuruti keinginan kedagingannya atau  hawa nafsunya akan hal-hal keduniawian yang ditawarkan dunia kepada dirinya. 

Kita tidak bisa melarikan diri dari godaan yang ditawarkan dunia tetapi kita bisa menolak godaan tersebut dengan tegas dan tanpa ragu sedikitpun. 

Sudah banyak orang mencoba menjadi seperti seorang pertapa menyendiri di hutan, gunung, atau dimana saja termasuk di biara sekalipun namun jika dirinya tidak tegas dan mengatakan : "tidak" atau "say no" terhadap godaan hawa nafsu duniawi maka tidak ada artinya menyepi menyembunyikan diri dari keramaian dunia. 

Godaan itu menyerang pikiran dan keinginan di dalam diri kita bahkan seringkali dibingkai oleh hal kerohanian sehingga seolah-olah bukan godaan dan sewaktu-waktu metamorposa menjadi tergoda oleh kenikmatan duniawi. 

Itu sebabnya perumpamaan ini mengatakan tidak lumrah pelita ditaruh dibawah gantang atau dibawah tempat tidur; dengan kata lain adalah tidak mungkin menyembunyikan dosa di hadapan Tuhan sebab sama saja meremehkan dan menghina Tuhan. 

Dosa itu lambang kegelapan. 
Pelita itu lambang terang kehidupan yakni Firman Tuhan. 

Mazmur 119:105 
FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. 

Tidaklah mungkin kegelapan bersembunyi di dalam terang. 
sebaliknya terang tidak dapat bersembunyi di dalam kegelapan. 

Justru setitik cahaya terang saja dapat menyingkapkan kegelapan dan semakin pekat kegelapan maka setitik cahaya akan terang benderang menyinarinya. 

Perbuatan baik yang didasari kasih pasti nampak nyata membangkitkan semangat dan pengharapan orang yang hidupnya sedang dalam kegelapan. 

sebaliknya perbuatan tidak baik pasti menutupi mata hatinya dan hidupnya terbenam dalam kegelapan. 

Tempat hiburan malam(=dugem) dan sejenisnya mendekorasi tempatnya dalam keadaan gelap atau remang2 sebab memang demikian ciri khas dugem menservis pengunjung agar menikmati kesenangan duniawi yang tak jauh dari dosa. 

Suatu perbuatan dosa paling suka bila semakin gelap semakin bagus untuk menutupi dirinya padahal Tuhan pasti melihat perbuatan dosanya meskipun bisa mengelabui orang lain. 

Oleh sebab itu segeralah beralih ke terang bila seseorang berada dalam gelap sebab Terang Kristus menyinari segala kegelapan dalam dirimu. 

Mazmur 103:8,10-12
Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setiaNya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran kita

Hal ke-2) Perumpamaan tentang ukuran

Yesus berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. (Markus 4:24)

Maksudnya adalah : sebelum menilai orang lain dari sudut pandang kita maka seharusnya menilai diri sendiri terlebih dahulu; jangan-jangan diri kita lebih jelek daripada orang lain yang kita nilai tersebut. 

Hal senada dengan ayat berikut ini : 
Matius 7:3-4 
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 

Paling gampang menilai orang lain dan tidak hanya menilai malah seringkali menghakimi orang lain daripada intropeksi diri yang biasanya mengklaim dirinya sudah bersih, sudah benar bahkan berani mengatakan paling benar dan sudab tidak berdosa lagi. 

Coba renungkan firman Tuhan berikut ini
1 Yohanes 1:8,10 
Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firmanNya tidak ada di dalam kita. 

Masih ingat ya bagaimana sikap orang farisi yang berdoa : 

Lukas 18:11-14 
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.

Ada lagi cara seorang menilai orang lain bila tidak berdoa atau berbuat seperti yang ia lakukan maka ia akan berkata dan berdoa begini : 

"Ya Tuhan, aku mohon kiranya Engkau menggerakkan hati orang yang tidak mau berdoa dan didoakan karena kesombongan rohaninya ...bla,bla,...." 

mungkin maksudnya baik tetapi caranya tidak baik, apalagi menghakimi orang lain di dalam doanya; seperti doa farisi (Lukas 18:11-22). 

Menilai orang lain dibarengi menghakimi orang lain adalah tidak etis, tidak bijak, karena menyinggung bahkan bisa menyakiti hati orang lain, apalagi dihakimi melalui doa. 

bagaimana jika orang yang dinilai dan dihakimi tersebut menjadi marah atau sakit hati atau luka batin. 

Jangan sampai karena penilaian dan penghakiman kita menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk mendekat kepada Yesus. 

Pertanyaannya : 
apakah Tuhan mendengar dan mengabulkan doanya? 
apakah pantas menghakimi orang lain melalui doa dan dinyatakan di depan orang banyak? 

Bila mau menasehati dan menegor orang lain hendaknya empat mata dan menggunakan kata-kata yang membangun orang tersebut; apalagi sudah menghakimi padahal belum tentu seperti yang ia yakini sudah menilai orang lain tersebut salah dan seandainya salah, bukan begitu caranya. 

Matius 18:15 
Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. 
Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. 

Itu sebabnya Yesus mengingatkan bahwa : Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu (Markus 4:24b). 

Bagaimana caranya supaya kita tidak menilai dan menghakimi orang lai  : 

Pertama 
Lebih baik tidak menilai orang lain dan dinyatakan di hadapan orang banyak. 

Kedua 
Meskipun orang lain berbuat salah dan berdosa maka lebih baik kita tidak menghakimi orang tersebut. 

Ketiga 
Bila hati kita digerakkan oleh Tuhan untuk menasehati dan menegor orang yang telah berbuat salah dan berdosa maka lakukan di depan mata saja yakni antara dii kita dan diri orang tersebut 

Keempat 
Berkata-katalah yang sopan, tidak kasar dan kendalikan emosi bila sedang menegor dan menasehati orang lain 

Kelima 
Jangan cepat mengambil kesimpulan bahwa orang lain bersalah atau berdosa apalagi sampai menghakimi sebab penghakiman adalah Hak Tuhan dan kita hanya boleh menegor dan menasehati jikalau Tuhan suruh kita. 

Keenam 
Intropeksi diri terlebih dahulu sebelum menilai orang lain sebab belum tentu diri kita lebih baik daripada orang yang kita nilai tersebut. 

Ketujuh 
Maksud dan tujuan baik seharusnya dibarengi dengan cara penyampaian yang baik pula. 


REFLEKSI DIRI 

Apakah hidupku berada dalam keadaan terang benderang selaras dengan Terang Firman Tuhan? 

Apakah aku menjaga hati dan pikiranku agar tidak menilai dan menghakimi orang lain? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

============= ☆☆☆ =============

Kalender Liturgi Katolik 
PW Tomas Aquino 
Warna Liturgi : Putih 

2 Samuel 11:1-10,13-17 
Mazmur 51:3-7,10-11 
Markus 4:21-25 
BcO : Kejadian 24:1-27 

============= ☆☆☆ =============