Rabu, 30 September 2020

SIKAP KITA MENGIKUTI YESUS





RABU, 30 SEPTEMBER 2020
 
AYUB 9:1-12,14-16 
 
Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di hadapan Allah? Jikalau ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantahNya. 
 
MAZMUR 88:10-16 
 
Doa seorang yang berkeluh kesah karena dirinya sedang sakit.Tetapi aku ini, ya Tuhan, kepadaMu aku berteriak minta tolong, dan pada waktu pagi doaku datang ke hadapanMu
 
LUKAS 9:57-62   
 
Ketika Yesus dan murid-muridNya sedang melanjutkan perjalanan, ada tiga orang beralasan menolak mengikuti Yesus. 
 
RENUNGAN 
 
Berdalih adalah mencari alasan untuk menghindari atau menutupi sesuatu. 
Bacaan Injil hari ini tentang orang berdalih menolak mengikuti Yesus. 
 
Dalih Pertama 
Lukas 9:59 
Yesus berkata kepada seorang lain: "Ikutlah Aku!" Tetapi orang itu berkata: "Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku." 
 
Yesus menasehati agar kepentingan untuk Tuhan haruslah lebih utama dari pada segala kepentingan pribadi. 
 
Lukas 9:60 
Yesus berkata kepadanya: "Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana." 
 
Dalih Kedua 
Lukas 9:61 
Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku." 
 
Yesus menasehati agar tidak menoleh ke belakang ketika membajak atau dapat diartikan ketika memutuskan mengikuti Yesus hendaklah meninggalkan sikap hidup yang lama dan tetap komitmen menjalani sikap hidup baru bersama dengan Yesus. 
 
Lukas 9:62 
Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." 
 
Selanjutnya ada seorang yang bersedia mengikuti Yesus dengan motivasi dan tujuan yang salah. 
 
Lukas 9:57 
Ketika Yesus dan murid-muridNya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: "Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi." 
 
Yesus mengetahui motivasi orang ini mau mengikutiNya sehingga Yesus katakan: 
 
Lukas 9:58 
Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya." 
 
Banyak orang mengira mengikuti Yesus akan menerima kelimpahan berkat materi (=uang, harta, pujian, popularitas). 
 
Padahal mengikuti Yesus siap-siap hadapi segala rintangan sebab orang dunia tidak suka dengan ajaran Yesus yang menghalangi mereka untuk hidup mengumbar hawa nafsu kedagingan. 
 
Hal penting lainnya yang seharusnya diketahui setiap orang yang percaya kepada Yesus bahwa ada harga yang mesti dibayar untuk mengikuti Yesus yakni ada sangkal diri, pikul salib dan hidup di dalam kebenaran Tuhan. 
 
Mengikuti Yesus bukan hanya bagaimana sikap kita dalam pelayanan tetapi secara pribadi kita harus berrelasi intim dengan Tuhan Yesus lewat doa, saat teduh, dan memahami Firman Allah. 
 
Mengikuti Yesua bukan hanya belajar memahami ayat Firman Tuhan tetapi bagaimana kita menjadi pelaku Firman yakni berbuat sesuatu sesuai kehendak Tuhan dan sesuai perintahNya. 
 
JADI 
 
Perhatikan bahwa mengikuti Yesus bukan sekedar mengaku percaya kepada Yesus melainkan kita harus diperbaharui akal budi dan sikap hidup kita; setelah itu kita baru pergi diutus untuk beritakan Injil dan pelayanan rohani. 
 
Roma 12:2 
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. 
 
Filipi 2:5 
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus 
 
Yohanes 14:12 
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. 
 
Banyak orang berhenti sampai dibaptis sebagai umat kristiani yang percaya pada Yesus dan tidak melanjutkan mengenal dan memahami ajaranNya, perintahNya, kehendakNya. 
 
Tidak heran bila imannya dangkal dan kering kerontang sehingga mudah sekali putus-asa ketika menghadapi masalah hidup dan bimbang-ragu menyerahkan dirinya dikendalikan oleh Tuhan karena ketidak-tahuan memahami Yesus. 
 
 
Salam Kasih, 
Surya Darma 
renunganpdkk.blogspot.co.id 
https://renunganhariankatolik.video.blog 

Selasa, 29 September 2020

MALAIKAT MIKAEL, GABRIEL, RAFAEL





SELASA, 29 SEPTEMBER 2020
 
DANIEL 7:9-10,13-14  
 
Daniel mendapat penglihatan bahwa Yang Lanjut Usianya memberikan kekuasaan, kemuliaan, dan kekuasaan sebagai raja kepada anak manusia dihadapanNya. 
 
MAZMUR 138:1-5  
 
Aku hendak sujud ke arah baitMu yang kudus dan memuji namaMu, oleh karena kasihMu dan oleh karena setiaMu; sebab Kaubuat namaMu dan janjiMu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkaupun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku. 
 
YOHANES 1:47-51  
 
Natanael berkata bahwa Yesus adalah Anak Allah, Engkau Raja orang Israel. 
Tetapi Yesus katakan bahwa engkau akan melihat yang lebih besar daripada itu dimana langit terbuka dan malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia. 
 
RENUNGAN 
 
Gereja Katolik menetapkan hari ini Pesta S.Mikael, Gabriel, Rafael Malaikat Agung. 
 
Mikael 
 
Peranan malaikat Mikael sebagai utusan Allah untuk membela manusia beriman dari segala serangan musuh yang jahat yakni Iblis dan antek-anteknya. 
 
Mikael bersama malaikat baik lainnya telah mengalahkan Iblis yang dipimpin oleh Lusifer yang berusaha menjatuhkan manusia di hadapan Tuhan dengan cara menjauhkan manusia dari Tuhan. 
 
Wahyu 12:7-9 
Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. 
 
Wahyu 12:10 
Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: "Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapiNya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. 
 
Gabriel 
 
Peranan malaikat Gabriel sebagai utusan Allah untuk menyampaikan pada manusia tentang berita keselamatan dari Allah dan jmemberi penerangan Ilahi pada manusia sehingga terbukalah budi & batin manusia untuk memahami dan meyakini kehendak Allah. 
 
Daniel 9:21-22 
sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu persembahan korban petang hari. Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku: "Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk mengerti. 
 
Lukas 1:26,30-31 
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. 
 
Rafael 
 
Peranan malaikat Rafael sebagai utusan Allah untuk menyembuhkan manusia dari penyakit, menguatkan kelemahan jiwanya, dan dari penghambaan setan 
 
Tobit 4:14-15 
Lagipula aku diutus oleh Allah untuk menyembuhkan baik engkau sendiri maupun Sara, menantumu. Aku ini Rafael, satu dari ketujuh malaikat yang melayani di hadapan Tuhan yang mulia."  
 
Selanjutnya, 
 
Apa yang bisa kita pelajari dari peranan malaikat Mikael, Gabriel, dan Rafael ini. 
 
Dari sini kita mengetahui bahwa manusia dikasihi Allah sehingga Allah menyuruh malaikat-Nya menjaga diri manusia. 
 
Dengan demikian bukankah selayaknya kita manusia melayani Allah melebihi seperti malaikat yang melayani Allah. 
 
Mazmur 91:9-11 
Tuhan tempat perlindunganmu Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu; sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. 
 
Pertanyaannya adalah
Melayani Allah seperti apakah? Allah itu serba Maha ...apakah perlu kita melayani-Nya sedangkan IA bisa segalanya. 
 
Mari kita simak perkataan Yesus 
 
Matius 25:44-45 
Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? maka Yesus akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. 
 
Yohanes 14:12 
Aku berkata kepadamu: sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. 
 
Dari kedua ayat Firman ini menunjukkan kepada kita bahwa Yesus mau kita layani DIA untuk meneruskan pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan-Nya. 
 
Jadi banyak hal dimana kita dapat melayani Yesus atau melayani Tuhan Allah dan kita akan dituntun dan diberi Kuasa dari-Nya pada saat kita sedang melayani-Nya. 
 
Hendaknya dengan kesungguhan hati kita mendengarkan Tuhan supaya kita tidak salah melayani sebab ada tiga enis melayani yaitu : 
1) melayani Tuhan 
2) melayani diri sendiri & keluarga sendiri 
3) melayani keinginan Iblis 
 
REFLEKSI DIRI 
 
Tanyakan pada diri kita : sudahkan aku melayani Tuhan dengan hati bersih dan setulus hati untuk menyenangkan DIA?
 
 
Salam Kasih, 
Surya Darma 
renunganpdkk.blogspot.co.id 
https://renunganhariankatolik.video.blog 

 

 

Senin, 28 September 2020

SIAPAKAH AKU INI DI HADAPAN TUHAN





SENIN, 28 SEPTEMBER 2020
 
AYUB 1:6-22 
 
Tuhan ijinkan Iblis untuk mencobai Ayub yakni anak-anak Ayub mati karena angin merobohkan rumah di saat mereka pesta dan kambing domba mati oleh api dari langit serta lembu dan keledai dijarah. 
 
MAZMUR 17:2-3,6-7 
 
Dengarkanlah, Tuhan, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu. Dari padaMulah kiranya datang penghakiman: mataMu kiranya melihat apa yang benar. 
 
Bila Engkau menguji hatiku, memeriksanya pada waktu malam, dan menyelidiki aku, maka Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan; mulutku tidak terlanjur. 
 
LUKAS 9:46-50  
 
Murid-murid Yesus bertengkar mengenai siapakah yang terbesar diantara mereka. 
Yesus mengatakan bahwa barangsiapa menyambut Aku berarti ia menyambut Dia yang mengutus Aku. 
 
RENUNGAN 
 
Bila kita meluangkan waktu sejenak maka kita akan sadar diri bahwa sesungguhnya siapakah aku ini di hadapan Tuhan? 
 
Meluang waktu sejenak haruslah setiap hari supaya meresap sampai ke sanubari hati kita dan terpatri di pikiran kita bahwa sesungguhnya kita hanyalah debu tanah yang diberi nafas oleh Tuhan dan diberi Anugerah akal budi sehingga kita bisa hidup bermartabat dibandingkan dengan mahluk hidup ciptaan Tuhan lainnya. 
 
Pergunakanlah akal budi sebaik-baiknya agar pikiran kita dipenuhi Firman Tuhan supaya dapat menentukan langkah hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. 
 
Berilah makanan rohani agar hati kita semakin jernih dipenuhi kasih sehingga dengan hati berbelas kasihan maka kita dimanpukan mengasihi sesama dan terlebih mengasihi Tuhan Allah. 
 
Jika kita tidak menjaga pikiran dan hati kita seperti yang dikehendaki Tuhan maka akibatnya: 
 
pikiran kita dipenuhi pikirn dunia yang mengandalkan pengetahuan dunia dan hikmat dunia sedangkan hati kita makin tipis memiliki kasih sehingga sulit sekali berbelas kasihan kepada orang lain. 
 
Tidak heran bila timbul pikiran negatif dan hati yang kotor dipengaruhi hawa nafsu kedagingan yang merusak jiwa manusia menjadi budak nafsu dan budak dosa. 
 
Apa yang terjadi pada murid-murid Yesus bertengkar meributkan siapakah yang terbesar diantara mereka adalah contoh pikiran yang dikuasai pikiran dunia yang memang berambisi menjadi yang terkaya, terhebat, dan ter...ter... lainnya. 
 
Lukas 9:40 
Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. 
 
Padahal seharusnya saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam pelayanan rohani dan bukan menjadi terbesar atau terhebat, atau terpopuler. 
 
Lihat saja sekarang ini bagaimana sikap orang yang terlibat dalam pelayanan itu masih saja seperti yang kita baca Injil hari ini, pertengkaran murid murid Yesus. 
 
Bedanya sekarang ini lebih canggih lebih bisa menutupi dengan baik seakan-akan akur dan harmonis padahal didalamnya bikin malu dan tidak pantas di hadapan Tuhan berperilaku demikian. 
 
Apa sih yang dibanggakan; apakah nama baik, popularitas, harga diri, ataukah uang untuk tujuan bisnisnya? 
 
Orang seperti ini terlibat dalam pelayanan akan menerima akibatnya kemudian hari sebab saat ini terlihat baik-baik saja tetapi jangan menyesal jika pelayanannya tidak diperhitungkan Tuhan. 
 
Matius 7:21 
Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. 
 
Menjadi terbesar ataupun terkecil dalam pelayanan adalah tidak penting sebab yang terpenting adalah ketulusan hati memberikan pelayanan atas dasar kasih sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan yang telah mengasihi kita. 
 
Contohlah Ayub yang dipuji Tuhan karena kesalehannya sehingga disaat mengalami kesusahan, Ayub menerima penderitaan sebab Ayub tahu bahwa Tuhan mengasihi dirinya dan akan menolong dirinya. 
 
Ayub 1:21 
kata Ayub: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!" 
 
Ini ungkapan syukur Ayub kepada Tuhan sehingga harta dunia dan ikatan batin dengan anak-aaknya tidak sampai dirinya terikat olehnya sehingga disaat semua itu hilang tetapi Ayub menerima. 
 
Pertanyaannya adalah: 
Apakah kita bisa bersikap seperti Ayub?
 
Pada umumnya kebanyakan orang akan bersikap seperti isteri Ayub yang tidak bisa menerima kenyataan dirinya susah dan merasa Tuhan tidak menolongnya sehingga kecewa, marah pada Tuhan. 
 
Ayub 2:9-10 
Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. 
 
Kesadaran diri itu aangat menentukan sikap kita menghadapi penderitaan sebab kita menyadari bahwa siapakah kita ini di hadapan Tuhan sehingga kita merasa ada hak menuntut Tuhan untuk menolong kita dan kecewa, ngambek, atau marah kepada Tuhan dengan cara tidak mau lagi beribadah kepadaNya, bahkan tidak mau beriman percaya lagi kepada Tuhan !!! 
 
SADAR DIRI DONG !!! 
 
Apalagi karena kedosaan kita sehingga Yesus mengorbankan diri untuk menebus dosa dan menyelamatkan kita bahkan memberikan Anugerah hidup kekal di Sorga, hayo mau bagaimana lagi Tuhan itu menunjukkan kasihNya pada kita. 
 
 
Salam Kasih, 
Surya Darma 
renunganpdkk.blogspot.co.id 
https://renunganhariankatolik.video.blog 

Sabtu, 26 September 2020

MANUSIA KEMBALI MENJADI DEBU






SABTU, 26 SEPTEMBER 2020
 
PENGKHOTBAH 11:9-12:8 
 
Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!" 
 
MAZMUR 90:3-6,12-14,17  
 
Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata: "Kembalilah, hai anak-anak manusia!" Sebab di mataMu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. 
 
LUKAS 9:43b-45 
 
Yesus mengatakan kembali kepada murid muridNya bahwa Anak Manusia akan diserahkan tetapi para murid tidak berani bertanya apa maksudnya. 
 
RENUNGAN 
 
Kitab Mazmur hari ini mengingatkan kita bahwa pada akhirnya tubuh jasmani kita akan kembali menjadi debu tanah sebab memang kita dibuat dari debu tanah yang diberi nafas hidup oleh Allah. 
 
Kejadian 2:7 
Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. 
 
Kita harus tahu diri, siapa kita ini hanya debu tanah yang diberi Anugerah nafas hidup sehingga kita menjadi manusia. 
 
JANGAN SOMBONG !!! 
SADARILAH KITA HANYA DEBU TANAH 
 
Rencana Allah atas hidup kita adalah memberikan kebahagiaan kekal abadi namun kita manusia mau mengatur diri sendiri kebahagiaan yang diinginkannya. 
 
Ini sumber masalah yang membuat kita berlawanan dengan rencana Allah dan akibatnya kita berbuat dosa. 
 
Allah ijinkan kita berkehendak bebas tapi tetap mengarahkan agar kita mengambil jalan keselamatan menuju kebahagiaan kekal namun kebanyakan kita manusia bersikukuh menempuh jalan sendiri untuk mengalami kebahagiaan. 
 
Memang berhasil hidup bahagia tetapi ternyata hanya kebahagiaan sementara saja di dunia ini, hanya bahagia sebatas tubun dan jiwa namun roh kita merana. 
 
Allah merancang agar kita hidup bahagia selamanya kekal abadi di Surga tetapi sebagian besar kita menginginkan hidup bahagia di dunia. 
 
Rencana dan rancangan Allah terbaik bagi kita manusia maka hendaknya kita ikuti saja agar supaya kita hidup bahagia menurut Allah dan bukan menurut dunia. 
 
Seperti halnya Yesus mengikuti rencana Bapa Surgawi bahwa diriNya mati di salib untuk penebusan dosa manusia dan DIA lakukan dengan patuh dan setia. 
 
Matius 26:39  
Maka Yesus maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya: "Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." 
 
Kita tidak tahu berapa lama hidup di dunia maka jalani saja kehidupan ini dari hari ke hari sesuai kehendak Allah. 
 
Mazmur 90:12 
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. 
 
Kita mesti utamakan roh kita dan bukan tubuh jasmani kita yang akan hancur dan akan kembali menjadi debu tanah. 
 
Sebab roh kita yang kembali kepada Allah dan memoertanggung-jawabkan segala hal yang telah kita lakukan selama hidup di dunia ini. 
 
Salam Kasih, 
Surya Darma 
renunganpdkk.blogspot.co.id 
https://renunganhariankatolik.video.blog 

 

 

Jumat, 25 September 2020

SEGALA SESUATU ADA WAKTUNYA





JUMAT, 25 SEPTEMBER 2020 


PENGKHOTBAH 3:1-11 
 
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya. 
 
MAZMUR 144:1-4 
 
Ya Tuhan, apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya, dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya? Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat. 
 
LUKAS 9:19-22
 
Yesus bertanya kepada Petrus bahwa siapakah diriNya? Petrus jawan bahwa Yesus adalah Mesias. 
 
Kemudian Yesus mengatakan diriNya akan menanggung penderitaan dan akan dibunuh. 
 
RENUNGAN 
 
Petrus saat itu tidak mengerti perkataan Yesus bahwa dirinya akan dibunuh sebab Petrus melihat Yesus penuh Kuasa Allah dan dia berpikir pasti sanggup mengatasi imam-imam kepala, ahli Taurat, tua-tua Yahudi, golongan Farisi serta kekuasaan penjajahan dari bangsa Romawi. 
 
Yesus tahu ada waktunya DIA selesaikan tugasNya untuk menyelamatkan manusia dari alam maut akibat dosa dengan cara mati di salib sebagai penebus dosa kita. 
 
Yesus sebagai Mesias ada waktu bagiNya untuk mengorbankan diriNya dan hal ini sulit dimengerti Petrus dan murid-murid lainnya dan kelak kemudian hari barulah mengerti setelah pencurahan Roh Kudus pada saat Pentakosta. 
 
Darisini kita ketahui bahwa Allah punya rencana penyelamatan yang manusia tak mengerti dan segala sesuatu ada waktu sampai sesuatu itu terjadi. 
 
Apa yang dikatakan Pengkhotbah adalah benar bahwa segala sesuatu ada waktu penggenapannya. 
 
Seringkali kita tidak sabar dan abaikan waktu terrealisasi segala sesuatu yang kita inginkan dan yang kita kerjakan. 
 
Kita sering memaksa Tuhan menolong kita sesuai waktu dan keinginan kita sehingga bila tidak terpenuhi maka kita kecewa bahkan marah kepada Tuhan. 
 
Prinsip waktu atau ada masanya haruslah kita pahami agar kita tidak takabur dan tidak salah jalan dalam hal perencanaan yang akan kita kerjakan termasuk dalam hal pelayanan. 
 
Kita mesti percaya akan tiba waktunya Tuhan segera menolong dan kabulkan permohonan kita namun bagian kita adalah menanti dengan sabar seraya jaga kekudusan diri dari segala hawa nafsu. 
 
Pengkhotbah 3:11 
Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. 
 
 
Salam Kasih, 
Surya Darma 
renunganpdkk.blogspot.co.id 
https://renunganhariankatolik.video.blog