Jumat, 09 Agustus 2013

SIKAP RAGU-RAGU















Setiap insan di bumi ini mengalami "penyakit rohani", salah satu yang sulit dihindari adalah sikap ragu-ragu.
Kelihatannya sepele atau bahkan tidak semua orang setuju bahwa sikap ragu-ragu dikatakan salah satu "penyakit rohani"

Sikap ragu-ragu mencerminkan iman seseorang. Benarkah demikian ?

Sikap ragu-ragu secara umum berarti tidak yakin pada keputusan yang telah diambil atau telah diputuskan.
akibatnya akan mempengaruhi tujuan yang hendak dicapai.

Sikap ragu-ragu secara rohani dapat diartikan bahwa ia tidak yakin Tuhan akan menolongnya meskipun percaya pada Tuhan.

Sikap ragu-ragu membelenggu seseorang dalam ketidak-pastian sehingga menghambat pertumbuhan dirinya, baik dalam hal iman maupun kehidupannya.

Bagaimana sikap kita meresponi setiap peristiwa hidup mencerminkan seberapa dalam iman kita bertumbuh dan menghasilkan buah-buah roh.

Tuhan tidak menguji iman kita untuk mengetahui seberapa kuat iman kita melainkan Tuhan mau lihat apakah iman kita bertumbuh dan semakin setia kepadaNYA.

Selanjutnya,

Setelah kita mengetahui penyebab yang mempengaruhi sikap ragu-ragu tetapi mengapa kita kewalahan mengatasinya dan tidak jarang kita mengalami "kekalahan" ?

BAGAIMANA CARA KITA SELALU MENANG MELAWAN SIKAP RAGURAGU

1. GALI & TINGKATKAN POTENSI DIRI

Tidak ada jalan pintas jika kita mau meningkatkan potensi diri; baik itu pengetahuan berdasarkan akal budi maupun pengetahuan rohani kita.
Bagaimana kita mau berhasil jika tak mau tahu fokus dan ogah-ogahan.

Amsal 6;6-8
Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen.

Pemalas disini tidak terbatas pada sikap malas saja tetapi dapat juga diartikan tidak mempersiapkan diri menghadapi kenyataan bahwa dalam hidup ini kita PASTI berhadapan dgn berbagai macam tantangan dan pencobaan yang akan menguji iman.

Tuhan memperlengkapi diri kita dgn menganugerahkan talenta, karunia2 kepada setiap pribadi kita maing2.
Tugas kita meresponi anugerah tsb dengan cara ada niat mau belajar dan mau mempraktekkan anugerah tadi.

Yesaya 55:1
Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran!

Itu sebabnya Yesus mengucapkan : Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran (Matius 5:6).

Banyak orang sudah merasa cukup dengan apa yang ada pada dirinya dan enggan bersusah payah meraih kebenaran dari Tuhan.
mereka pikir konsep kebenaran yang dipegangnya sudah yang terbaik padahal seringkali bertentangan dgn apa yang Tuhan kehendaki.

Wahyu 3:17-18
Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka

Aku menasihatkan engkau, supaya :
- engkau membeli dari pada-Ku emas
  yang telah dimurnikan dalam api,
  agar engkau menjadi kaya, dan juga
  pakaian putih, supaya engkau
  memakainya, agar jangan kelihatan
  ketelanjanganmu yang memalukan;
  dan lagi minyak untuk melumas
  matamu, agar engkau dapat melihat


Kita gali semua potensi diri kita agar berguna bagi pertumbuhan iman kita dan dapat digunakan dalam tugas2 panggilan kita memberitakan kabar sukacita dari Yesus Kristus dan juga membantu kita melayani sesama.

2. BANGUN RELASI INTIM DG TUHAN

Kita harus memahami sifat Tuhan agar keragu-raguan berubah menjadi keyakinan bahwa Tuhan mengasihi diri kita sepenuhnya.

memahami sifat Tuhan itu tidak mudah karena banyak hal yang tidak kita mengerti, yang sejalan dengan nalar kita jika tidak mengetahui apa yang dikatakan Tuhan yang tertulis di Alkitab meskipun IA juga bisa bicara langsung secara pribadi kepada kita.

Ada 4 langkah yang harus dilakukan untuk membangun relasi dgn Tuhan:
1. bacalah Firman Tuhan di Alkitab
2. renungkan dan resapi hingga
    membekas dan menjadi rhema
3. penuhi pikiran dan hati kita dgn
    apa yang Firman Tuhan katakan
4. hidupi Firman Tuhan dan kerjakan

setelah itu lihatlah banyak perubahan yang terjadi dimana pola pikir kita mulai sejalan dengan yang Tuhan kehendaki. Tentu saja hati kita otomatis berubah menjadi welas asih.

3. YAKINLAH PADA TUHAN SAJA

Sepertinya mudah yach kita katakan bahwa kita sudah mempercayai dan yakin kepada Tuhan.

Romo Anton menggaris-bawahi kata2 percaya dan mempercayai dalam homilinya misa pagi hari ini ketika bicara mengenai Tomas Didimus yg dikenal sikap ragu-ragunya untuk mempercayai Yesus yang tertikam di lambungnya sudah bangkit.

Yohanes 20:25
Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

Memang
Percaya saja tidak cukup jika tidak dibarengin dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan.

Ada orang yang sulit menyerahkan kendali hidupnya kepada Tuhan, terutama masalah keuangan.
Mungkin dipikirannya bahwa Tuhan tidak campur tangan urusan bisnis atau pekerjaan kita di duniawi.

Lihat saja perilaku orang yg berbeda antara di gereja dengan di kantor ato di dunia bisnis.
kata orang : urusan bisnis tidak bisa dicampur aduk dengan urusan gereja maksudnya urusan iman.

Sebaliknya ada juga orang yang sulit mempercayai hidup ditangan Tuhan karena terlalu sering doa-doanya belum dijawab Tuhan.
Bahkan mereka beranggapan bahwa Tuhan tidak peduli nasib mereka.

Orang yang hidupnya menderita secara materi, sangat rentan pada kepercayaan dirinya dan berpengaruh pada jiwanya dan imannya juga.
sebagian malah berbalik "benci" pada Tuhan, kenapa tidak menolongnya.

Orang yang hidupnya bergelimangan harta, sangat rentan pada keyakinan diri berlebihan bahkan mulai pudar keyakinannya kepada Tuhan karena tanpa pertolongan Tuhan, hidupnya makmur dan sejahtera.

JADI

Percayalah dan Yakinlah pada Tuhan tergantung seberapa dalam minat ketertarikan kita menyerahkan diri dan hidup kita, SEPENUHNYA kepada pengaturan dan pemeliharaan Tuhan.

Semakin kita dengan sadar mau menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan maka sikap kita tidak akan ragu-ragu menghadapi apapun peristiwa yang terjadi dalam hidup ini

Itu butuh IMAN dan PENGOSONGAN DIRI,  barulah sikap ragu-ragu hilang dari hati dan pikiran kita.

Sekian dan semoga menjadi bahan permenungan diri kita masing2.