Rabu, 28 Maret 2018

YUDAS MENGKHIANATI YESUS









Rabu, 28 MARET 2018 

YESAYA 50:4-9a 
MAZMUR 69:8-10,21-22,31,33-34
MATIUS 26:14-25 

Matius 26:14-15 
Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. 

Ada yang mengatakan bahwa Yudas berkhianat sesuai skenario Allah agar Yesus dapat menyelesaikan tugasNya yaitu mengorbankan diriNya di salib untuk menebus manusia dari alam maut. 

Bila saja Yudas Iskariot tidak berkhianat maka tidak terjadi penebusan manusia. 

Bukankah Yesus sudah tahu sejak awal ketika Yesus memilih ke-12 rasul karena Yesus berdoa kepada Allah? 

Lukas 6:12-13 
Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada AllahKetika hari siang, Ia memanggil murid-muridNya kepadaNya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebutNya rasul.... 

Allah mengutus malaikat Gabriel kepada Maria meyampaikan pesan Allah bahwa Maria dipilih menjadi ibu Yesus di dunia ini (Lukas 1:30-32). 

Jadi Yudas itu melaksanakan rencana Allah, sama halnya Maria juga dipakai Allah untuk menggenapi rencana Allah. 

Benarkah demikian? 

Tidak ada seorangpun yang tahu pasti rencana Allah mempersiapkan Yesus sebagai Mesias (=Juru Selamat manusia) karena itu hak pregrogatif Allah. 

Roma 1:33-34 
O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihatNya? 

Kita tidak tahu pasti tetapi yang kita tahu manusia itu berdosa sebab banyak yang seperti Yudas berkhianat kepada Allah demi kepentingan pribadi. 

Jika kita cermati, Iblis memang sudah menguasai hati Yudas Iskariot agar ia mengkhianati Yesus

Yohanes 13:2 
Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. 

Yohanes 13:27a 
Sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. 

Perbuatan Yudas mencuri uang/korupsi padahal ia bendahara menunjukkan sikap dan perbuatan Yudas itu jahat. 

Menurut saya, tidak mungkin rencana Allah kepada Yudas Iskariot berkhianat kepada Yesus sebab berulangkali orang Farisi, ahli Taurat, dan imam-imam kepala telah berupaya membunuh Yesus. 

Biasanya memang cara membunuh orang yang tidak disukai itu ada dua macam : membunuh dengan tangan sendiri atau membunuh melalui tangan orang lain. 

Membunuh orang terkenal, biasanya mendekati orang yang dekat dengan orang terkenal tersebut yang tidak puas atau berambisi kepentingan sendiri yang mau berkhianat bila diberi imbalan uang, harta dunia, dan kenikmatan duniawi. 

Bukankah sebelum mengkhianati Yesus, si Yudas itu korupsi uang bendahara yang menjadi tanggung-jawabnya. 

Imam2 kepala pasti sudah menyelidiki siapa itu Yudas Iskariot sehingga mereka mendekatinya dan memberi imbalan uang 30 keping perak (Matius 26:14-16). 

Jika Yudas Iskariot tidak berkhianat maka imam2 kepala, ahli Taurat, orang Farisi pasti akan mencari orang lain untuk membunuh Yesus. 

Lalu apa kaitannya dengan nubuat nabi Yesaya tentang Hamba Tuhan yang menderita pada Yesaya 52:13, 53:1-12? 

Nubuat nabi Yesaya memang tergenapi di dalam diri Yesus tetapi tidak disebutkan ada pengkhianatan dari murid Hamba Tuhan tersebut. 

Juga mengenai pakaian Yesus diundi oleh prajurid Romawi (Yohanes 19:23-24) sesuai nubuatan di kitab Mazmur 22;19. 

Jelaslah bahwa pengkhianatan Yudas Iskariot bukanlah bagian rencana Allah menyelamatkan manusia melalui Yesus disalibkan bila kita menafsirkan dari ayat ayat Firman Tuhan tersebut. 

KESIMPULAN 

Hendaknya kita umat kristiani menarik pelajaran berharga dari peristiwa Yudas Iskariot mengkhianati Yesus supaya kita waspada pada diri kita sendiri yang bisa berbuat seperti Yudas Iskariot. 

Jangan buru-buru mengatakan tidak mungkin saya lakukan, sebelum terbukti sampai kita mati meninggalkan dunia ini. 

Ingatlah !!! 
Sejarah perjalanan hidup manusia itu berbuat dosa karena tidak mampu atasi hawa nafsu kedagingan. 

Salomo di masa tuanya terpeleset dan akhirnya mengkhianati Allah dengan mendirikan tempat pemujaan berhala dan sujud menyembah berhala. 

Padahal sebelumnya Salomo sangat setia kepada Allah; Salomo menyembah Allah dan mentaati perintah Allah sehingga ia diberi karunia hikmat kebijaksanaan yang tiada duanya di dunia ini. 

Kita hendaknya menjaga hati dan pikiran kita tetap fokus kepada Tuhan agar kita tetap setia kepada Tuhan dan berhasil mengatasi hawa nafsu kedagingan agar kita tidak menyangkal dan mengkhianati Yesus, Allah Tritunggal Maha Kudus

Kolose 1:23a 
Kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil 

Filipi 2:5 
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Selasa, 27 Maret 2018

YESUS MEMPERINGATKAN YUDAS DAN PETRUS








Selasa, 27 MARET 2018 

YESAYA 49:1-6  
MAZMUR 71:1-6,15-17 
YOHANES 13:21-33,36-38 

Yohanes 13:21 
Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." 

Dari bacaan Injil hari ini bisa disimpulkan bahwa peringatan Yesus kepada Yudas dan Petrus merupakan peringatan Yesus kepada kita, umat kristiani. 

Pertama 
Kita bisa mengkhianati Yesus (=Yudas) 

mengkhianati = melanggar janji, berbuat tidak setia. 

Yesus mengetahui Yudas tidak setia kepadaNya karena tujuan Yudas mengikuti Yesus adalah untuk mencari keuntungan financial/keuangan padahal Yudas dipercayakan sebagai bendahara. 

Yohanes 12:6b 
Yudas adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 

Di jaman sekarang ini, banyak hal dapat mempengaruhi keyakinan iman kita pada Yesus karena godaan meraup uang dan harta kekayaan dunia. 

Mulanya hanya godaan karena melihat dengan mata jasmani, bentuk godaan itu (=uang, makanan, wanita, benda2 dunia), lalu timbullah keinginan memilikinya. 

Kedagingan kita akan mendesak agar keinginannya terpenuhi dan terpuaskan, kemudian dari pikiran timbul rencana untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan akhirnya melakukan perbuatan. 

Ketidak-setiaan itu terjadi setelah berhasil menikmati apa yang diinginkan dan kedagingan kita menuntut terus menerus dipuaskan. 

Berhati-hatilah bila ada ketidak-puasan karena akan mengakibatkan tidak setia atau mengkhianati janji kesetiaan. 

Mengkhianati Yesus biasanya karena urusan uang atau harta kekayaan dunia dan kesenangan/kenikmatan duniawi. 

Lihatlah berapa banyak orang berbuat tidak setia karena tidak mampu mengendalikan keinginan kedagingan dan akhirnya mengkhianati janji iman percaya kepada Yesus. 

Kedua 
Kita bisa menyangkal Yesus (=Petrus)

menyangkal = tidak mengakui. 

Petrus menyangkal Yesus karena takut akan keselamatan dirinya, terancam nyawanya karena beberapa orang mengenalnya sebagai pengikut Yesus pada saat Yesus ditangkap. 

Kita juga bisa menyangkal Yesus atau tidak mengakui Yesus adalah Tuhan kita karena adanya intimidasi, ancaman, aniayai atau tubuh kita disiksa dan akan kehilangan nyawa. 

Sebelum ancaman, aniaya, resiko hilang nyawa nyata terjadi maka biasanya kita masih dengan yakin mengatakan tidak akan menyangkal Yesus, seperti Petrus. 

Yohanes 13:37-38 
Kata Petrus kepadaNya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagiMu!" Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagiKu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." 

Anda bisa bayangkan bila tangan, kaki, anggota badan lainnya dipotong bila tetap percaya kepada Yesus dan orang jahat menyuruh kita menyangkal Yesus. 

JADI

Kita mesti mewaspadai potensi diri kita menyangkal dan mengkhianati Yesus. 

Satu-satunya cara menghadapi kedua hal tersebut adalah kita memutuskan tujuan hidup kita di dunia ini untuk hidup kekal di Surga. 

Kesetiaan kita kepada Yesus akan teruji bila kita tetap setia pada tujuan hidup kita adalah kehidupan kekal di Surga. 

Kesetiaan kita didasari keyakinan iman kita kepada Yesus karena janji Yesus: 

Yohanes 3:16 
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 

Yesus memberikan semangat kepada kita bahwa aniaya bisa terjadi namun Yesus menyertai kita sebab Yesus telah mengalahkan dunia. 

Yohanes 16:33 
Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia. 

Petrus bertobat, ia sadar dan kembali mempercayai janji Yesus pasti digenapi di dalam dirinya maka setelah itu Petrus setia sampai mati kepada Yesus walau ia harus mati dianiaya. 

Yudas menyesal telah mengkhianati Yesus tetapi ia tidak bertobat dan kembali kepada Yesus melainkan ia mati bunuh diri. 

Kita harus percaya bahwa janji Yesus adalah janji Tuhan karena Yesus adalah Tuhan setelah bangkit dan naik ke Surga (iman kita kepada Allah Tritunggal). 

Tuhan berjanji, pasti ditepati dan Tuhan tidak pernah ingkar janji dan banyak janji Tuhan telah digenapi di dalam hidup kita

Mazmur 89:35 
Aku tidak akan melanggar perjanjianKu, dan apa yang keluar dari bibirKu tidak akan Kuubah. 

Janji kehidupan kekal di Surga tergantung sikap dan perbuatan kita selain keyakinan iman kita kepada Yesus supaya janji tersebut tergenapi

Banyak hal Yesus katakan, ajarkan, nasehati, dan peringatkan kita agar tetap setia kepadaNya sampai kita mati dan meninggalkan dunia ini. 

Oleh sebab itu kita perhatikan sungguh2 peringatan Yesus tentang menyangkal dan mengkhianati diriNya. 

Kita tetap setia kepada Yesus karena kita tetap teguh pada tujuan hidup kita menuju kehidupan kekal di Surga. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Senin, 26 Maret 2018

PERSEMBAHKAN YANG TERBAIK DI HADAPAN TUHAN









Senin, 26 MARET 2018 

YESAYA 42:1-7 
MAZMUR 27:1-3,13-14 
YOHANES 12:1-11 

Yohanes 12:3 
Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. 

Minggu ini kita memasuki pekan suci menjelang hari Paskah. 

Dimulai hari ini, Yesus membiarkan kakiNya diminyaki Maria, saudari dari Lazarus, dengan minyak narwastu murni mahal harganya untuk mengingatkan hari penguburan diriNya (ayat 7) dan tentu saja para murid dan orang2 disekitarnya, tidak ada yang mengerti apa maksud perkataan Yesus. 

Kita masih ingat sosok Maria yang duduk bersimpuh mendengarkan perkataan Yesus sedangkan saudarinya Marta sibuk melayani tamu (Lukas 10:38). 

Bagaimana tanggapan Marta dan Maria ketika Yesus baru datang setelah Lazarus mati (Yohanes 11:1-44). 

Ketiga peristiwa ini menunjukkan bahwa Maria berserah diri karena percaya dan yakin kepada Yesus akan memberikan yang terbaik baginya dan saudara/i-nya. 

Karena Maria memilih bagian terbaik dengan mendengarkan perkataan Yesus sehingga Maria memahami Yesus. 

Tidaklah mengherankan bila Maria rela membeli minyak narwastu yang mahal untuk meminyaki kaki Yesus dan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya. 

Berbeda dengan Yudas, meski setiap hari bersama dengan Yesus namun hatinya tidak dekat karena motivasinya ikut dalam rombongan Yesus adalah untuk mengejar keuntungan dirinya. 

Yohanes 12:6 
Hal itu dikatakan Yudas, bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 

Peringatan bagi anda yang terlibat dalam pelayanan rohani; bila anda seperti Yudas yang mencari keuntungan keuangan, atau keuntungan lainnya buat diri sendiri maka segeralah bertobat dan tidak berbuat lagi hal seperti itu. 

Marta juga sibuk melayani sesama namun ia tidak sediakan banyak waktu untuk duduk mendengarkan Yesus sehingga Marta ditegur Yesus. 

Lukas 10:41 
Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara. 

Peringatan bagi anda yang terlibat dalam pelayanan rohani; bila anda seperti Marta yang tidak banyak waktu mendengarkan perkataan Yesus maka hati-hatilah anda akan mengalami seperti Marta. 

Kita kudu harus memilih bagian yang terbaik yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan bukan atas keinginan kita di dalam segala bidang kehidupan ini termasuk dalam pelayanan rohani. 

Contohlah Maria, saudari Marta/Lazarus yang tahu bagian terbaik yang sesuai dengan yang Yesus mau ia lakukan. 

Semua itu Maria dapatkan dari banyak waktu yang ia sediakan untuk berada dekat Yesus. 

Hendaknya kitapun seperti Maria. 
Dengan dekat kepada Yesus maka kita akan mengetahui banyak hal tentang diri Yesus sehingga kita peka menanggapi dengan melakukan perbuatan sesuai yang dikehendaki Yesus. 

Persembahkanlah diri kita sepenuhnya kepada Yesus maka kita akan dapatkan bagian terbaik dan yang berkenan bagi Yesus sehingga kita melayani sesuai yang Yesus perintahkan dan bukan atas keinginan kita sendiri. 

Yesuslah majikan kita maka dengarkan apa kata Yesus dan apa yang Yesus tugaskan kepada kita. 

Maria peka karena dekat dengan Yesus sebab berulangkali Yesus mengumumkan diriNya akan diserahkan dan mengalami penderitaan dan akan dibunuh, kemudian bangkit pada hari ketiga. 

Murid-murid Yesus tidak mengerti bahkan Petrus menegur Yesus supaya jangan berkata demikian. 

Matius 16:21-22 
Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." 

Umat kristiani setiap tahun diingatkan tentang Paskah dimana Yesus mengalami banyak penderitaan menjelang diriNya akan mati demi menebus umatNya. 

Hari ini kita diingatkan tentang Maria yang memahami Yesus dengan kerelaan hati mempersembahkan minyak narwastu yang terbaik keoada Yesus. 

Bagaimana dengan kita, apa yang kita persembahkan kepada Yesus untuk mengungkapkan syukur dan terimakasih kita kepada Yesus yang telah mati demi menebus kita dari alam maut dan Yesus anugerahkan kehidupan kekal di Surga? 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Sabtu, 24 Maret 2018

MENERIMA KABAR SUKACITA










Sabtu, 24 MARET 2018 

YESAYA 7:10-14; 8:10 
MAZMUR 40:7-11 
LUKAS 1:26-38   

Lukas 1:28-29 
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 

Gereja Katolik menetapkan hari ini sebagai Hari Raya Kabar Sukacita. 

Bacaan Injil mengenai Maria didatangi malaikat Gabriel dan memberi salam kepadanya dan mengabarkan kasih karunia Tuhan bahwa dirinya akan mengandung dan melahirkan Yesus, adalah Anak Allah. 

Pertanyaannya adalah : 
Benarkah ini kabar sukacita bagi Maria yang saat itu belum menikah tetapi akan mengandung dari Roh Kudus? 

Meski Maria sempat terkejut bahwa ia dipilih menjadi ibu dari Yesus, Anak Allah namun terlihat Maria bersukacita menerima kabar dari malaikat Gabriel. 

Kita bisa baca di ayat 46-56 dimana Maria mengungkapkan sukacitanya dengan bersenandung (=kidung Maria) sebab dirinya menerima karunia Tuhan. 

Yang menarik disini adalah tidak tertulis kegelisahan, kekuatiran, atau ketakutan Maria ketika menerima kabar dirinya hamil padahal saat itu hamil sebelum nikah dianggap berzinah dan akan dihukum sampai mati (Imamat 20:10). 

Kabar dari malaikat Gabriel ditanggapi Maria dengan keyakinan iman bahwa segala sesuatu dari Allah adalah yang terbaik bagi dirinya. 

Jika imannya ragu-ragu maka kabar itu bukan kabar sukacita bagi dirinya tetapi kabar buruk sebab kabar tersebut amat membahayakan dirinya. 

Darisini kita bisa memetik pelajaran bahwa keyakinan iman sangat penting menentukan perjalanan hidup kita. 

Bagaimana dengan kita? 

Kabar dari malaikat Gabriel bisa berarti juga, kabar dari Firman Tuhan. 

Apakah kabar dari Firman Tuhan yang disampaikan Pastor/Pewarta/Katekis atau siapa saja yang memberitakan Firman Tuhan, dan kita mau menerima kabar tersebut dengan sukacita? 

Bila kita menanggapi seperti Maria maka Firman Tuhan tersebut akan digenapi di dalam diri kita. 

Kita lihat bagaimana kabar sukacita dari malaikat Gabriel bekerja di dalam diri Maria hingga akhirnya kabar tersebut menjadi kenyataan ketika Yesus lahir. 

Artinya : 
Firman Tuhan yang kita terima dengan sukacita akan melalui berbagai proses hingga akhirnya digenapi di hidup kita. 

Mengertikah anda bahwa benih Firman Tuhan itu pasti digenapi bila kita mau menerima Firman Tuhan itu dengan sukacita, artinya dengan iman kita yakin benih Firman Tuhan menghasilkan buah

Prinsip benih menjadi buah hendaknya kita yakini dengan sepenuh hati supaya kita sadar bahwa akan ada hama/parasit yang mencoba halangi pertumbuhan benih tersebut. 

Kita lihat bagaimana perjuangan Maria sampai melahirkan Yesus; ada begitu banyak rintangan yang harus dilewati tetapi karena Maria menerima dengan sukacita maka seberat apapun rintangan itu Maria bersedia menanggungnya. 

JADI, 

Sukacita adalah pendorong semangat yang menopang iman kita untuk tetap berjuang dengan keyakinan tinggi untuk merealisasikan Firman Tuhan yang kita dengar/terima, dan diperjuangkan agar menghasilkan buah, di dalam diri kita

Rintangan dan hambatan hidup selalu ada dan harus kita lewati. Maka dari itu hendaknya kita bersukacita dalam segala situasi/keadaan hidup kita. 

Filipi 4:4 
Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! 

Memang tidak mudah bersukacita dalam keadaan hidup yang membuat kita harus menanggung penderitaan. 

Bukankah Maria mengalami berbagai peristiwa yang membuat hidupnya menderita sejak ia menerima kabar dari malaikat Gabriel; proses bersalinnya, proses mendidik Yesus, proses Yesus berkarya, proses Yesus di Salib, bahkan proses menemani murid Yesus setelah Yesus bangkit dan naik ke Surga. 

Apalagi bila ada suatu ujian hidup maka bersukacita itu lebih diperlukan lagi untuk menyemangati iman kita agar tetap berserah kepada Tuhan dan tetap yakin bahwa Tuhan beserta kita dan akan meluputkan dan menolong kita. 

1 Petrus 4:12-13 
Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaanNya

KESIMPULAN 

Pertama 
Terimalah kabar sukacita Firman Tuhan 

Mazmur 119:14 
Atas petunjuk peringatan-peringatanMu aku bergembira, seperti atas segala harta. 

Kedua 
Bersukacitalah dan bergembiralah di dalam Tuhan 

Mazmur 37:4 
Bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. 

Ketiga 
Bersukacitalah dan bersyukurlah dalam segala hal 

1 Tesalonika 5:16-18 
Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu

Semoga kita semua tetap di dalam sukacita dan bergembira di dalam Tuhan sebab kita tahu bahwa kita menjadi umat pilihan Tuhan karena iman kita kepada Yesus Kristus. 

Karena itu kita yakin dan percaya bahwa Tuhan beserta kita di dalam segala sesuatu maka bersukacitalah dan bergembiralah menerima kabar sukacita Firman Tuhan yang menuntun hidup kita dan mendatangkan kebaikan bagi kita. 

Roma 8:28 
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. 


Salam Kasih, 
Surya Darma