Selasa, 30 Juni 2015

RENUNGAN HARIAN 22 - 30 JUNI 2015











RENUNGAN HARIAN SENIN 22 JUNI 2015

Kejadian 12:1-9
Matius 7:1-5
Mazmur 33:12-13,18-19,20-22

Bacaan Injil Matius hari ini tentang hal menghakimi.
Matius 7:1-2
jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi,
kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur,
akan diukurkan kepadamu.
perikop tentang menghakimi ini mengundang pertanyaan tentang :
apakah tidak boleh menghakimi
bagaimana bila seseorang telah melanggar ketentuan dan peraturan
yang telah ditetapkan oleh gereja (=hukum gereja),
apakah tidak boleh menghakimi ?
hal seperti ini terjadi pada saat orang-orang Yahudi marah kepada Yesus
yang menyembuhkan orang pada hari sabat, padahal menurut peraturan
hari sabat tidak boleh melakukan kegiatan dan mereka menghakimi Yesus
sudah melanggar peraturan.
Yesus mengatakan bahwa :
Yohanes 7:24 
janganlah menghakimi menurut apa yang nampak,
tetapi hakimilah dengan adil.
berarti : boleh dong menghakimi tetapi hakimilah dengan adil.

seringkali orang menghakimi sesuatu yang nampak padahal belum tentu
yang nampak itu menyatakan kesalahan, seperti yang dialami Yesus.
di mata orang-orang Yahudi, sangat jelas Yesus telah melanggar
ketentuan hukum taurat mengenai hari sabat.
​secara nyata memang betul Yesus melanggar ketentuan hari sabat karena 
Yesus menyembuhkan orang di hari sabat namun apakah orang sakit itu
dibiarkan saja tidak perlu ditolong sampai esok hari setelah hari sabat?
mungkin ada yang berpikir : itu sih memang ngaco orang-orang Yahudi
atau para ahli taurat yang jelas-jelas menentang Yesus tetapi kita kan tidak
seperti mereka   benarkah demikian?
bukankah masih terdengar orang berkata begini :
pantesan saja hidupnya banyak masalah, ke gereja saja jarang-jarang
di pertemuan lingkungan saja jarang ngumpul, kalau ada perlu, baru deh
datang kepada ketua lingkungan.
misalnya :  ngurusin surat baptis, minta surat rekomendasi untuk sekolah,
minta surat keterangan kematian anggota keluarga, atau mau memanggil
romo untuk misa requiem, dsbnya.
memang mudah menghakimi orang lain berdasarkan apa yang terlihat
bahkan terkadang hanya karena mendengar omongan orang tertentu
yang dihormati, yang diyakini pasti benar, malah ikut-ikutan menghakimi
padahal tidak tahu persis kejadiannya.
bila tidak tahu persis, apa yang menjadi penyebab seseorang berbuat
sesuatu yang menurut penilaian seseorang bahwa orang itu bersalah,
hendaknya tidak menghakimi orang tersebut.
contoh : 
seorang perempuan berzinah akan dihukum rajam yakni dilempari batu
sampai mati menurut hukum taurat dan Yesus mengatakan :
Yohanes 8:7
ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Yesus bangkit berdiri
lalu berkata kepada mereka: barangsiapa di antara kamu tidak berdosa,
hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.
mengapa mereka tidak berbuat sama terhadap laki-laki yang berzinah
dengan perempuan tersebut; bukankah berarti mereka berlaku tidak adil?
memangnya diri sendiri tidak pernah berbuat dosa, sehingga ber-hak
menghakimi orang lain yang berbuat dosa.
lantas, kalau begitu lebih baik kita tidak menghakimi ?

kita simak bacaan Injil hari ini yang menjelaskan mengapa kita jangan
menghakimi :
Matius 7:3,5
mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka
engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu
dari mata saudaramu.
artinya benahi dan perbaiki diri sendiri lebih dahulu.
seringkali orang terburu-buru hendak merubah orang lain karena
merasa yakin bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain tersebut.

misalnya :
​seseorang mendengar homili romo yang menurutnya bagus sekali, 
yang terlintas di pikirannya adalah wah ini cocok buat si anu, si anu
pas banget homili romo ini buat dia.

setiap homili / renungan / ayat firman yang kita dengar / baca
sesungguhnya untuk diri kita, bukan untuk orang lain.
Roma 10:8
Firman itu dekat kepadamu yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu.
setelah kita merenungkan apa yang kita dengar / baca, maka iman kita
menjadi bertumbuh dan mau mengikutinya,

Mazmur 119:105
Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
selanjutnya terjadi sesuatu perubahan di dalam diri kita dan itu dilihat
dan dirasakan oleh orang lain di sekitar kita.
orang lain menjadi terkesan melihat sikap hidup kita berubah lebih baik
yang menyejukan hati setiap orang yang berjumpa dengan kita
sehingga orang tersebut ingin tahu apa sih rahasianya.
Matius 5:16
demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di sorga.
dan baru pada tahap ini kita bisa bersaksi kepada orang lain mengenai
bagaimana Tuhan mengubah hidup kita melalui apa yang kita lakukan
menanggapi homili / renungan / ayat firman yang kita dengar / baca.
Yesaya 50:4-5
Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid
supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru
kepada orang yang letih lesu.
setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar
seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku,
dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.
Kesimpulan :
memang sebaiknya kita tidak perlu menghakimi orang lain namun
tidak berarti kita masa bodoh melihat orang lain telah menyimpang
dari kebenaran Tuhan.
kita perlu tahu membedakan mana yang termasuk menghakimi,
mana yang bersifat menegur dan mana yang menasehati.
Matius 18:15
apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata
jika ia mendengarkan nasehatmu, engkau telah mendapatnya kembali.

Roma 15:14 
saudara-saudaraku, aku sendiri memang yakin tentang kamu, bahwa
kamu juga telah penuh dengan kebaikan dan dengan segala pengetahuan
dan sanggup untuk saling menasihati.
menghakimi menurut bacaan Injil hari ini yaitu menghakimi yang :
menyatakan sesuatu itu salah dan telah melanggar ketentuan tertentu
tanpa mengetahui secara jelas dan tanpa menyelidiki penyebab
terjadi kesalahan / pelanggaran tersebut.
Roma 2:1-2
hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain,
engkau sendiri tidak bebas dari salah.
sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri,
karena engkau menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka
yang berbuat demikian.
menghakimi itu cenderung menunjukkan kecongkakan seseorang
yang menganggap dirinya yang benar dan menyatakan orang lain salah
dan biasanya tindakan menghakimi itu cenderung berbuat dosa.
(seperti yang dilakukan para ahli taurat dan orang-orang farisi).
seandainya orang tersebut setelah melalui penelusuran secara detail
dan ternyata memang bersalah atau berbuat melanggar peraturan
maka alangkah bijaksana bila diberi kesempatan untuk memperbaiki
kesalahannya setelah ditegur dan dinasehati.
seperti perempuan yang berzinah, dibela Yesus tetapi sekaligus ditegor
dan dinasehati supaya tidak berbuat zinah lagi.
Yohanes 8: 10-11
Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya:
"hai perempuan, dimanakah mereka? Tidak adakah seorang yang
menghukum engkau? jawabnya: "Tidak ada, Tuhan." Lalu kata Yesus:
"Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa
lagi mulai dari sekarang."
lebih baik kita menjaga diri kita agar tetap bersandar pada ketentuan dan
perintah Tuhan dan tidak berbuat dosa daripada menyibukkan diri untuk
menghakimi orang lain yang telah berbuat salah dan dosa.
bukankah lebih baik kita mengampuni orang lain yang bersalah daripada
menghakimi orang tersebut.
kita serahkan saja kepada Tuhan sebagai hakim atas diri setiap orang
yang melakukan perbuatannya sebab Dia-lah maha tahu segalanya dan
menghakimi secara adil dan penuh kasih.
Ibrani 10:30
sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku.
Akulah yang akan menuntut pembalasan."  dan lagi:
"Tuhan akan menghakimi umat-Nya." 


RENUNGAN HARIAN SELASA 23 JUNI 2015


Kejadian 13-2, 5-18
Matius 7:6, 12-14
Mazmur 15:2-5
Bacaan Injil Matius hari ini mengenai perikop tentang hal yang kudus dan
berharga, juga tentang perikop jalan yang benar.
A. Jangan memberikan barang yang kudus, dengan sembarangan
Matius 7:6
jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan
jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan
diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.

kita tahu bahwa babi itu adalah hewan yang makanannya adalah
segala sayur-sayuran yang sudah busuk dan menyenangi tempat kotor.
sedangkan anjing adalah hewan yang menjilat makanan yang ia makan
dan anjing akan setia kepada orang yang memberi makanan
kepadanya, tanpa peduli : apakah orang tersebut orang baik atau jahat.
memberikan barang yang kudus, bukan berarti barang atau benda
melainkan memberikan tubuh kita kepada hal-hal yang kedagingan
yang menyeret ke perbuatan dosa.

Roma 6:13
janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa
untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada
Allah sebagai orang-orang yang dahulu mati tetapi yang sekarang hidup.
dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi
senjata-senjata kebenaran.
tubuh kita ini seharusnya kudus dan melalui tubuh ini kita persembahkan
kepada Tuhan untuk hal-hal kebenaran hidup.
1 Korintus 6:19-20
tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam
di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, —dan bahwa
kamu bukan milik kamu sendiri? sebab kamu telah dibeli dan harganya
telah lunas dibayar: karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!
hendaknya di dalam mengarungi hidup ini, kita tidak bersikap penjilat
(=seperti anjing) dan tidak hidup dalam kebusukan dunia (=seperti babi)
melainkan kita hidup di dalam Tuhan dengan cara mempersembahkan
tubuh kita untuk melakukan perbuatan yang berkenan bagi Tuhan.
B. Berbuatlah kebaikan supaya kamu menerima kebaikan
Matius 7:12
segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka.
Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
sederhana yach,
jika kita mau orang lain memperhatikan diri kita maka
sebelumnya kita terlebih dahulu memperhatikan orang lain.

namun jangan sampai bersikap begini :
jika orang lain tidak berbuat baik kepada kita maka
kita juga tidak akan berbuat baik kepada orang lain.
ingat apa kata Yesus dalam bacaan Injil minggu lalu, dibawah ini :
Matius 5:46-47
apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?
bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja,
apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? bukankah orang yang
tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
perbuatan baik kita yang dilandasi oleh kasih, pada umumnya kita juga
akan menerima kebaikan dari orang lain, biasanya bukan dari orang
yang kita tolong.

memang terkadang ada pengecualian yaitu pada saat kita sedang diuji
oleh Tuhan supaya iman kita semakin kokoh dan menjadi kuat.
terkadang kita sudah berbuat baik tetapi yang kita terima justru sebaliknya
malah akibatnya kita difitnah, dilecehkan, dan diperlakukan tidak adil.
namun kita tidak perlu berkecil-hati sebab pada saat kita mau menerima
kenyataan demikian yang menyakitkan hati berarti Tuhan tahu dan jika
kita tetap setia maka ujian seperti ini akan segera berakhir.
Ibrani 12:6-7,11
Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang
diakui-Nya sebagai anak.
Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu
seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan
sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah
kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

seperti yang dialami Abraham, dimana ia sudah berbuat baik kepada Lot
keponakannya, eh malah Abraham terpaksa memberikan tanah subur
kepada Lot, demi untuk menghindari perpecahan diantara mereka.
namun Allah tahu dan memberkati Abraham sedangkan Lot, mulanya
mendapatkan tanah subur namun ternyata menjadi tempat terkutuk dan
akhirnya dimusnahkan Allah.
(baca Kejadian pasal 13 dan pasal 19)
C. Masuklah melalui pintu sesak, jangan melalui pintu lebar
Matius 7:13-14
masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena
lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan
dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu
dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan
dan sedikit orang yang mendapatinya.
hati-hati membacanya,
yang menuju kebinasaan itu adalah melalui pintu yang lebar.
banyak orang yang mau masuk melalui pintu lebar dan akibatnya
pintu lebar tersebut menjadi sesak dan sempit untuk menuju kepada
kehidupan sehingga sedikit orang yang mendapati kehidupan.
​secara logika, tentu banyak orang memilih masuk melalui pintu lebar 
dan sedikit sekali yang memilih masuk melalui pintu kecil dan sesak.
begitu juga dalam hal iman,
banyak orang mau hidupnya diberkati Tuhan tetapi tidak mau menuruti
jalan kebenaran dan hidup yang ditunjukkan Yesus melalui FirmanNya.
Yohanes 15:5
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah
banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
sedangkan orang yang mengerti kebenaran FirmanNya memilih untuk
masuk melalui pintu yang sempit sebab tidak banyak orang melaluinya
sehingga dapat berjumpa dengan Yesus yang akan membawa menuju
kedamaian sejati.
Yohanes 10:9 
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat
dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
untuk melalui pintu yang kecil, memang ada harga yang mesti dibayar
yaitu : menyangkal diri, memikul salib, dan mengikuti Yesus.
Matius 16:24
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.


sedangkan melalui pintu yang lebar, tidak perlu penyangkalan diri atau
memanggul salib melainkan memperoleh kesenangan duniawi
asalkan mau tunduk dan menyembah kepada Iblis.
Matius 4:8-9
Iblis membawaNya ke atas gunung sangat tinggi dan memperlihatkan
kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya dan berkata
kepada-Nya: "semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku."

orang atheis dan orang beriman tertentu akan protes bila ia dikatakan 
mengikuti Iblis sebab menurutnya : hasil yang diperolehnya adalah
berdasarkan kepintarannya, bukan menuruti petunjuk Iblis dan ia merasa
Tuhan tidak turut serta membantu dirinya. 
ia tidak yakin bahwa Tuhan itu ada sebab jika Tuhan itu ada berarti di dunia
ini tidak akan ada kemiskinan dan kelaparan, tidak ada bencana alam dan
semuanya pasti Tuhan segera menolong. 

ada orang beriman yang setuju pendapat dari orang atheis tersebut
sebab ia sendiri juga merasa Tuhan itu hanya bekerja pada saat dunia dan
alam semesta ini diciptakan dan setelah itu Tuhan berisitirahat.
jadi segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah manusia sendiri yang
menentukan, apakah ia mau hidup senang atau hidup menderita.

orang ini tentu memilih pintu yang lebar sebab dalam pikirannya tentu
melalui pintu ini lebih mudah untuk mencapai segala keinginannya
sebab melalui pintu kecil yang sesak itu ada syaratnya yaitu harus turut
mengikuti jalan salib seperti Yesus alami.
Kesimpulan
Semoga renungan hari ini menyadarkan kita tentang betapa pentingnya
mengetahui jalan yang benar menurut Tuhan supaya kita sampai menuju
ke rumah Bapa di Sorga.
dengan mengetahui jalan kebenaran Tuhan maka kita akan hati-hati
dan tidak semaunya saja menyerahkan kendali hidup kita kepada duniawi
yang seringkali menyesatkan jalan orang menuju kebinasaan.


RENUNGAN HARIAN RABU 24 JUNI 2015


Yesaya 49:1-6
Kisah 13:22-26
Lukas 1:57-66,80
Mazmur 139:1-3,13-14

Gereja Katolik memperingati hari raya kelahiran St. Yohanes Pembaptis
pada hari ini dan bacaan Injil diambil dari Injil Lukas tentang riwayat dari
kelahiran Yohanes Pembaptis.
Lukas 1:57, 60
kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan
iapun melahirkan seorang anak laki-laki dan ibunya berkata:
jangan, ia harus dinamai Yohanes.
menurut adat orang Yahudi, biasanya seorang anak diberi nama
nama bapanya atau nama ayahnya, kaum kerabat menanyakan hal itu
tetapi setelah dijelaskan oleh Zakharia dan Elizabeth, kedua orangtua
Yohanes maka mereka menjadi mengerti.
memang sebelumnya Zakharia tidak percaya bahwa istrinya Elizabeth
yang sudah tua ketika mendengar kabar dari Malaikat bahwa mereka
akan mendapatkan anak di usia tua mereka.
Lukas 1:18, 20
kata Zakharia kepada malaikat itu: "bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini
akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut umurnya."
sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata
sampai kepada hari, di mana semuanya ini terjadi, karena engkau tidak
percaya akan perkataanku yang akan nyata kebenaran pada waktunya.
itu sebabnya ketika kaum kerabat menyaksikan bagaimana Zakharia
disembuhkan dari bisu-nya setelah anaknya lahir, kaum kerabat heran
dan bertanya-tanya akan menjadi seperti apa Yohanes nanti.
Matius 7:64-66
seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu
Zakharia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang
yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur
di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya,
merenungkannya dan berkata: "Menjadi apakah anak ini nanti?"
sebab tangan Tuhan menyertai dia.
memang tidak mudah untuk mempercayai sesuatu yang belum terjadi,
apalagi sesuatu tersebut spektakuler, dan sulit terjadi menurut pandangan
umum dan boleh dikatakan mustahil bisa terjadi.
sebab seringkali logika akal budi lebih dominan daripada iman seseorang.
apakah anda pernah mengalami sesuatu peristiwa yang tidak mungkin
terjadi menurut pemikiran dan pendapat dunia ?

orang yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan lewat berbagai
macam peristiwa, biasanya ia akan menanggapi dengan suatu tekad mau
merubah sikap hidupnya agar selaras dengan jalan kebenaran Tuhan.

sulit melukiskan sukacita yang memenuhi relung hati ketika mengalami
mukjizat Tuhan dan biasanya iman menjadi semakin diteguhkan.
orang lain yang mendengarkan sharing / pengalaman iman,
tidak dapat memahami gelora yang membahana di hati , bahkan
terkadang diantara mereka justru cuiga jangan-jangan ini rekayasa dan
tidak percaya bisa terjadi seperti yang diceritakan dalam sharing itu.
terkadang, ada-ada saja orang yang nyinyir, nyindir, melecehkan,
apa yang disharingkan namun tidak perlu ditanggapi sebab mereka
belum mengalaminya sehingga mereka berbuat seperti itu.

Zakharia, seorang imam di Bait Allah, tidak percaya saat Malaikat
mengatakan bahwa istrinya Elizabeth akan mengandung dan akan lahir
seorang anak yang harus diberi nama : Yohanes.
logika memang sering menghalangi iman seseorang,
seorang imam juga tidak mudah mempercayai sesuatu dan terburu-buru
memberi jawaban dengan komentar yang nyinyir sehingga Zakharia
menjadi bisu karena komentarnya yang tidak percaya.
di jaman sekarang ini, masih banyak yang tidak percaya akan sesuatu
yang menurut logikanya mustahil terjadi.
kita bicara dalam konteks kerohanian, biasanya disebut : mukjizat Tuhan.
​Bunda Maria adalah seorang yang mempercayai terjadi mukjizat 
dan langsung meresponnya dengan mengatakan :
Lukas 1:38
kata Maria : sesungguhnya aku ini hamba Tuhan;
jadilah padaku menurut perkataanmu itu" ...
teladan dari Bunda Maria yang menyikapi sesuatu diluar logika,
sepatutnya menjadi contoh bagi kita bahwa berhati-hati boleh saja tetapi
kelewat curiga justru menjadi penghalang bagi pertumbuhan iman kita.
seringkali Tuhan memakai berbagai peristiwa yang menurut logika
mustahil, supaya iman kita semakin kokoh dan mempercayaiNya.
dan hati-hati bicara tentang Roh Kudus, sebab Ia adalah Roh Allah
yang kudus sedangkan kita ini manusia yang penuh noda dan dosa.
jangan pernah meragukan Roh Kudus, apalagi
dengan mengatakan roh kuda atau roh kudis....
jika engkau tidak percaya, ya sudah... tidak perlu nyinyir mulutnya.
​Selanjutnya, kita dapat ketahui lebihdalam lagi tentang Yohanes Pembaptis; 
Matius 1:15-17
sebab Yohanes akan besar di hadapan Tuhan,
ia tidak akan minum anggur atau minuman keras,
ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya;
ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan Allah,
ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk
membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati
orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan
demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.
sesuatu yang lahir dari Tuhan berdampak luar biasa bagi umat manusia
mukjizat Tuhan amat sangat dibutuhkan manusia !
akal budi / logika / intelektual manusia tidak akan pernah mampu mengerti
cara kerja Tuhan, oleh sebab itu jangan sekali-kali mengandalkan
kekuatan dan kemampuan diri untuk menghakimi sesuatu mukjizat Tuhan
yang terjadi pada diri seseorang.
permasalahan apakah itu dibuat-buat atau direkayasa,
semua akan terbuka jika memang betul seperti itu sebab segala sesuatu
yang berasal dari Tuhan, sifatnya terbuka terang benderang meskipun
manusia mau menutupinya, tidak akan mampu.

Lukas 12:3 
karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran
dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar
akan diberitakan dari atas atap rumah.
Jadi,
lebih bijaksana kita mempercayai suatu mukjizat yang terjadi pada
diri seseorang terlebih dahulu, dan percayalah kelak kemudian hari
bila mukjizat itu bukan berasal dari Tuhan, maka pasti akan terbuka
dan terbongkar diketahui banyak orang.
seperti yang terjadi pada Julia Kim dari Naju, Korea Selatan
dimana Gereja Katolik di Vatikan menetapkan sanksi eks komunikasi
kepada Julia Kim, setelah melalui penyelidikan sekian tahun.
bukankah Yesus sudah memberi tahu bahwa :
Matius 12:33
jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya;
jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula
buahnya. sebab dari buahnya pohon itu dikenal.
buah yang harum mewangi dari suatu mukjizat dapat diketahui bila
berasal dari Tuhan, sebaliknya bila dari ulah manusia sendiri maka
buahnya asam kecut dan pahit.
Semoga apa yang dialami Zakharia menjadi bisu, tidak terjadi pada
diri kita karena ketidak-percayaan kepada suatu mukjizat yang akan
terjadi maupun yang sudah terjadi.
jika engkau belum mau percaya, lebih baik berdoa supaya kebenaran
disingkapkan dan semoga iman-mu menanggapinya dan bertumbuh
meskipun secara kasat mata, sepertinya mustahil.



RENUNGAN HARIAN KAMIS 25 JUNI 2015

Kejadian 16:1-12,15-16
Matius 7:21-29
Mazmur 106:1-5
 Bacaan Injil Matius hari ini mengenai dua macam dasar iman seseorang.
dikatakan bahwa dasar iman yang kokoh jika mendengarkan dan
melakukan perkataan Yesus, yaitu melakukan kehendak Bapa di Sorga.
Matius 7:21
bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan!
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Yesus memberikan perumpamaan tentang dasar iman yang kokoh 
Matius 7: 24-25
setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya,
ia sama dengan orang yang bijaksana, mendirikan rumahnya di atas batu.

kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah
itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.
sebaliknya Yesus juga mengatakan tentang dasar iman yang labil, yaitu :
Matius 7:26-27
setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya,
ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas
pasir, kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda
rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.
Yesus memperingatkan bahwa kita harus hidup di dalam kebenaran
Tuhan, melakukan kehendak Bapa di Sorga, meskipun kita sudah
melakukan tugas pelayanan namun jika masih saja tersembunyi
kepentingan diri sendiri maka tiada berguna sebab hal tersebut
merupakan kejahatan di mata Allah.
Imam Eli adalah salah satu contoh seorang imam yang seharusnya
menjadi contoh teladan namun justru membiarkan kedua anaknya
berbuat mesum dan mencuri daging korban persembahan, bahkan
ia juga turut menikmati daging kurban tersebut.
1 Samuel 2:22, 24, 29
Eli telah sangat tua, apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan
anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur
dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah
Pertemuan, berkatalah ia kepada mereka: "mengapa kamu melakukan
hal-hal yang begitu, sehingga kudengar dari segenap bangsa ini tentang
perbuatan-perbuatanmu yang jahat itu?

mengapa engkau memandang dengan loba kepada korban
sembelihan-Ku dan korban sajian-Ku, yang telah Kuperintahkan,
dan mengapa engkau menghormati anak-anakmu lebih dari pada-Ku,
sambil kamu menggemukkan dirimu dengan bagian yang terbaik
dari setiap korban sajian umat-Ku Israel?
Imam Eli melayani Bait Allah, juga kedua anaknya Hofni dan Pineas
namun mereka melayani dengan motivasi untuk kepentingan diri sendiri
bahkan melakukan kejahatan di Bait Allah maka apa yang terjadi pada
diri mereka bertiga, berikut ini :
1 Samuel 4:17-18
jawab pembawa kabar itu: "orang Israel melarikan diri dari hadapan
orang Filistin; kekalahan yang besar telah diderita oleh rakyat; lagipula
kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah sudah
dirampas."  ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari
kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati.
sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun lamanya ia
memerintah sebagai hakim atas orang Israel.

(baca selengkapnya kisah imam Eli = 1 Samuel 2:11 sd pasal 4)
Bagaimana dengan kita ?
kisah imam Eli dan kedua anaknya menjadi pelajaran berharga bagi kita
bahwa ketika kita melaksanakan tugas pelayanan dan tugas perutusan
jangan sampai ada tujuan untuk mencari keuntungan diri sendiri sebab
yang kita kerjakan itu tugas mulia dan Tuhan Allah tahu segala maksud
tersembunyi di dalam hati kita ketika melakukan tugas pelayanan.
​jangan ngeyel dan tidak segera bertobat jika masih menyimpan motivasi 
untuk kepentingan pribadi ketika melakukan tugas pelayanan sebab
percuma dan sia-sia bila tetap saja membohongi Tuhan Allah,
bila tiba harinya penghakiman terakhir maka jangan sampai hal ini
terjadi pada diri kita,

Matius 7:22-23
pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan,
bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi
nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata:
Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku,
kamu sekalian pembuat kejahatan! 
Selanjutnya,
hal-hal apa saja yang mesti kita lakukan agar memiliki dasar iman yang
kokoh dan menjauhkan kita dari dasar iman yang labil.

Memiliki Dasar Iman Yang Kokoh :
1. Melalui Firman / Sabda Tuhan
    Roma 10:17
    Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus
    Mazmur 119:105
    FirmanMu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku
2. Melalui Doa dan Relasi Intim dengan Tuhan
    Mazmur 63:2
    ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau,
    jiwaku haus kepadaMu, tubuhku rindu kepadaMu
    seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair
   
    Mazmur 95:6
    masuklah, marilah kita sujud menyembah,
    berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita

3. Melalui Peristiwa Kehidupan Yang Mengalami Pertolongan Tuhan
    Mazmur 18:7
    ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada Tuhan, kepada
    Allahku aku berteriak minta tolong. Ia mendengar suaraku dari bait-Nya,
    teriakku minta tolong kepada-Nya sampai ke telinga-Nya.
 
sedikitnya melalui ke 3 hal tersebut, iman diteguhkan karena mengalami
hadirat Tuhan dan mengalami kasihNya.
dengan memiliki dasar iman yang kokoh, biasanya mampu mengatasi
tantangan dan hambatan persoalan hidup sebab mengandalkan
Roh Tuhan yakni Roh Kudus yang menyertai dan menolong dirinya.
orang yang memiliki dasar iman yang kokoh, menyadari bahwa dirinya
tidak dapat hidup tanpa bimbingan Roh Kudus yang menunjukkan jalan
mana harus ditempuh agar mencapai tujuan yang dikehendaki Tuhan.
Mazmur 37:22-23
Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan
kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab
Tuhan menopang tangannya.
segeralah beralih seluruh fokus hidupmu hanya kepada Tuhan
maka hidupmu akan berjalan sesuai jalur menuju kepada kekekalan
sebab route tujuan yang hendak dicapai sudah benar dan tidak akan
tersesat ke tempat yang lain.



RENUNGAN HARIAN JUMAT 26 JUNI 2015


Kejadian 17:1.9-10,15-22
Matius 8:1-4
Mazmur 128:1-5

Bacaan Injil Matius hari ini, mengenai perikop Yesus menyembuhkan
seorang yang sakit kusta.
setelah kotbah Yesus di bukit mulai pasal 5 sd pasal 7, sekarang Yesus
turun dari bukit dan menyembuhkan orang sakit kusta.
Matius 8:1-3
setelah Yesus turun dari bukit, orang banyak berbondong-bondong
mengikuti Dia Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya,
lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat
mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang
itu dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir."  seketika itu juga tahirlah
orang itu dari pada kustanya.
garis bawahi sujud menyembah Yesus,
adalah point utama seseorang yang memohon pertolongan Yesus,
harus rendah hati dan berserah diri hanya kepada Yesus.

jangan sekali-kali datang kepada Yesus, sebagai alternatif pilihan
dari sekian banyak pilihan melainkan harus mencari Yesus adalah
satu-satunya pilihan untuk mendapatkan pertolongan.
Mazmur 105:4
carilah Tuhan dan kekuatanNya, carilah wajahNya selalu !
biasanya setelah berdoa kepada Tuhan, kita tetap berupaya mencari
cara lain dengan meminta bantuan orang lain atau dengan cara-cara
sesuai pikiran dan pengalaman kita sebelumnya.
jarang sekali, kita memasrahkan diri, persoalan kita hanya kepada Tuhan,
hanya melalui doa saja sebab kita pikir doa adalah salah satu alternatif
dan kita lebih terbiasa menggunakan intelektual dan logika kita.
kalau sudah mentok dan tidak ada cara lain, maka kita baru pasrah diri
hanya berharap kepada Tuhan.
ada satu rahasia yang perlu kita ketahui yaitu bagaimana cara Tuhan
mengabulkan permohonan doa kita.
tidak ada jalan lain kecuali kita membolak-balik Alkitab mencari tahu
apa yang sudah Tuhan kerjakan mulai dari Perjanjian Lama hingga
Perjanjian Baru, mulai dari kitab Kejadian sampai kitab Wahyu.
salah satunya adalah :
Mazmur 127:2
sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam,
dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah sebab
Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.
garis bawahi kata : pada waktu tidur.
artinya pada waktu kita pasrah diri dan menyerahkan sepenuhnya
diri kita, menerima segala yang terjadi pada diri kita, dan hanya
mendengarkan dan melakukan apa yang disuruhNya ....
jika belum waktunya Tuhan memberkati kita,
meski kita bekerja keras dan berupaya sekuat tenaga maka
kita tidak akan berhasil memperolehnya.
selain Tuhan, ada si pengacau yakni Iblis yang dapat memberikan
segala permintaan kita (masih ingat yach pencobaan di gurun).
Matius 4:8-9
Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: semua itu akan kuberikan
kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.
pemberian Tuhan juga ada syaratnya yakni kita harus hidup di dalam
kebenaranNya, demikian juga pemberian Iblis ada syaratnya yakni
harus sujud menyembah Iblis.
Bedanya adalah, menyembah Tuhan menuju kehidupan kekal
menyembah Iblis menuju kebinasaan kekal.
Orang kusta dalam bacaan Injil hari ini, mengetahui rahasianya
sehingga ia mencari Yesus seraya memohon disembuhkan kustanya.
ia bersujud menyembah Yesus dan meminta kepada Yesus.
orang kusta ini melakukan seperti yang dikatakan Mazmur 127:2
ia memasrahkan dirinya dan hanya berharap kepada Yesus.
selanjutnya, Yesus menyuruh orang kusta tersebut memberitahukan
bahwa kustanya telah sembuh kepada imam.

Matius 8:4
Yesus berkata kepadanya: "Ingatlah, jangan engkau memberitahukan
hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada
imam dan persembahkanlah persembahan yang diperintahkan Musa,
sebagai bukti bagi mereka." 

sesuai ketentuan hukum taurat Musa mengenai pentahiran kusta.
Imamat 14:1-2
Tuhan berfirman kepada Musa:
"Inilah yang harus menjadi hukum tentang orang yang sakit kusta
pada hari pentahirannya: ia harus dibawa kepada imam"

ribet yach peraturan pentahiran kusta sebab ada persembahan yang
harus dibayar oleh orang kusta yang telah ditahirkan tersebut.
( baca selengkapnya pasal 14 )
dari Matius 8:4 menunjukkan bahwa seseorang memohon kesembuhan
ada harga yang mesti dibayar.
tidak selalu doa yang dipanjatkan mendapatkan jawaban dan langsung
dikabulkan doa permohonannya.
kita harus berdoa tidak jemu-jemu
kita harus percaya kepada firman dengan kesungguhan hati
kita harus menjaga kekudusan diri kita,
kita harus sabar menunggu waktunya Tuhan
ketika Tuhan menjamah diri kita, maka terjadi pemulihan di dalam diri kita
secara tuntas dan tidak akan kambuh lagi.
berbeda dengan penyembuhan di luar Tuhan ,
seringkali bisa kambuh lagi sebab kesembuhannya bersifat sementara.


RENUNGAN HARIAN SABTU 27 JUNI 2015



Kejadian 18:1-15
Matius 8:5-17
Lukas 1:46-50,53
Bacaan Injil hari ini mengenai Yesus menyembuhkan hamba seorang
perwira di Kapernaum dan Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus.
Matius 8:5
ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira
mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring
di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita."
tidak banyak majikan yang baik hati kepada pelayannya seperti yang
ditunjukkan seorang perwira di Kapernaum ini.
apalagi hambanya itu lumpuh, tentu saja akan merepotkan dirinya dan
juga hamba tersebut sudah tidak mampu bekerja lagi tetapi si perwira
ini hatinya berbelas kasihan.
ada yang menarik dari perwira ini, yakni ketika Yesus menyanggupi akan
datang ke rumahnya untuk menolong hambanya tetapi perwira ini malah
menolak sebab ia merasa tidak layak menerima Yesus di rumahnya.
Matius 8:7-8 
Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya."
tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima
Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku
itu akan sembuh.

kemungkinan perwira ini bukan orang Yahudi, sebab ada jarak antara
orang Yahudi dengan orang non Yahudi; semacam perbedaan status.
namun perwira ini ternyata seorang dermawan menyumbang dana
untuk pembangunan Bait Allah, sehingga orang tua-tua Yahudi
tidak keberatan dan memandang layak perwira ini ditolong.

Lukas 7:4-5
ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa
orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang
dan menyembuhkan hambanya. mereka datang kepada Yesus dan
dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "ia layak
Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang
menanggung pembangunan rumah ibadat kami."
Yesus memuji iman seorang perwira yang meminta tolong supaya
hambanya disembuhkan oleh Yesus.
Matius 8:10
.... Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah
Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel.
​perkataan perwira tersebut mencerminkan iman penuh pengharapan: 
katakan saja sepatah kata maka hambaku itu akan sembuh
gereja katolik mengadopsi perkataan perwira ini, ketika romo / pastor
mengajak umat untuk menyambut komuni kudus  dan umat menjawab :
ya Tuhan, saya tidak pantas ...
Tuhan datang kepada saya ....
tetapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh
Selanjutnya, 
Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus yang mengalami sakit demam. 
Matius 8:14-15 
setibanya di rumah Petrus, Yesuspun melihat ibu mertua Petrus terbaring
karena sakit demam maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu
lenyaplah demamnya, iapun bangunlah dan melayani Dia. 

persoalan sakit-penyakit memang menjadi momok bagi kita manusia
seringkali makanan yang kita makan tersebut terkontaminasi oleh virus
dan akibat penggunaan bahan-bahan pengawet dari kimiawi.
kita tidak perlu khawatir, bahwa Yesus adalah Sang Tabib Ajaib,
Yesus adalah Dokter diatas segala dokter spesialis di dunia ini.
segala macam penyakit dapat disembuhkan oleh Kuasa Yesus.
penyakit kanker yang terkenal sangat ganas dan belum ada obat jitu
yang sanggup menyembuh kanker tetapi melalui Kuasa Yesus maka
penyakit apapun juga disembuhkan secara tuntas.
1 Petrus 2:24
Yesus sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib,
supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran.
oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
yang diperlukan adalah iman percaya dan iman pengharapan dari
seseorang yang menderita penyakit.
seringkali si sakit panik dan mencari berbagai alternatif cara untuk
kesembuhan dirinya sehingga lupa pada Yesus yang sanggup
sembuhkan segala macam penyakitnya.
banyak kesaksian orang yang mengalami kesembuhan penyakit,
diantaranya ada seorang ibu yang menderita kanker rahim dan menurut
dokter spesialis harus dioperasi sedangkan ia merasa cemas dan takut.
di dalam ketidak-berdayaan, ibu tersebut memohon kepada Yesus untuk
menyembuhkan rahimnya dan ia minta supaya tidak harus dioperasi.
dengan tekun ia berdoa dan menanamkan keyakinan pada imannya,
ia mempercayai firman dari 1 Petrus 2:24 akan digenapi dalam dirinya.
singkat cerita, doanya belum juga dijawab Yesus.
malam sebelum hari ia harus dioperasi, dalam doanya kepada Yesus,
ia sudah pasrah dan tidak menangis lagi sebab dalam imannya ia percaya
Yesus akan memberikan jalan terbaik bagi dirinya dan bila harus melalui
operasi pengangkatan rahimmnya, maka ia rela dan menerimanya.
apa yang terjadi keesokan hari,
sewaktu masa persiapan operasi, ibu tersebut diperiksa dengan berbagai
alat-alat kedokteran untuk memastikan kelancaran operasi.
ternyata rahimnya sembuh total dan membuat terkejut para dokter dan
perawat di rumah-sakit yang akan mengoperasikan dirinya.

Puji Tuhan ! iman ibu tersebut berbicara dengan iman penuh harapan
kepada Yesus, dimana ia menyerahkan dirinya sepenuhnya menerima
jawaban Yesus dan ternyata tepat pada waktunya Yesus menolong.
Mazmur 28:7
Tuhan adalah kekuatanku dan perisaiku; kepada-Nya hatiku percaya.
Aku tertolong sebab itu beria-ria hatiku, dan dengan nyanyianku
aku bersyukur kepada-Nya.
melalui peristiwa itu, iman ibu tersebut semakin teguh dan kokoh karena
mengalami perjumpaan dan pertolongan Tuhan yang menyembuhkan
kanker rahim yang dideritanya sekian tahun lamanya.
oleh sebab itu,
iman kita harus terus bertumbuh, tidak cukup percaya kepada Yesus.
kita harus memiliki dasar iman yang kokoh (lihat renungan 25 juni 2015)
supaya kita tidak mudah goyah digoncangkan oleh persoalan hidup,
termasuk diantaranya adalah masalah penyakit.


RENUNGAN HARIAN SENIN 29 JUNI 2015

Kisah 12:1-11
Matius 16:13-19
Mazmur 34:2-9

Hari ini diperingati sebagai hari raya Santo Petrus dan Santo Paulus dan
bacaan Injil Matius hari ini mengenai perikop pengakuan Petrus.
Yesus bertanya kepada para murid tentang siapakah diriNya.

Matius 16:13-14
setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada
murid-murid-Nya: "kata orang, siapakah Anak Manusia itu?"

berbagai macam jawaban para murid dan hanya Petrus menjawab
dengan tepat bahwa Yesus adalah Mesias.

Matius 16:16 
jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"
kata Yesus kepadanya: "berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab
bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan
Bapa-Ku yang di sorga.

Yesus menugaskan Petrus untuk meneruskan KaryaNya dan diberikan
tanggung-jawab untuk memimpin gereja Tuhan di bumi ini.
sampai sekarang ini gereja Katolik tetap kokoh berdiri di Vatican.
sungguh besar kuasa yang diberikan kepada Petrus, dimana dikatakan
bahwa apa saja yang diikat di dunia maka akan terikat di sorga,
dan apa saja yang dilepaskan di dunia maka akan terlepas di sorga.

Matius 16:18-19
Akupun berkata kepadamu: engkau adalah Petrus dan di atas batu karang
ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tak akan menguasainya.
kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga.
apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan
apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.

kita bisa saksikan sepak-terjang Petrus yang begitu berani mewartakan
Injil di kitab para rasul, salah satu diantaranya yakni ketika ia ditangkap
dan di penjara oleh raja Herodes tetapi diselamatkan oleh Malaikat.
(baca Kisah 12:1-11).

Kisah 12:7,11 
tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan
cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk
membangunkannya, katanya: "Bangunlah segera!" maka gugurlah rantai
itu dari tangan Petrus dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata:
"Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh
malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari
segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.

hari ini gereja katolik menetapkan sebagai hari raya untuk menghormati
Petrus dan Paulus, yang sudah menjadi Santo.
dari kisah para rasul dapat kita ketahui penginjilan yang dilakukan Paulus
menggebu-gebu lewat misi perjalanan ke Asia kecil / Makedonia sampai
ke kota Roma untuk mewartakan Injil Kristus.

bagaimana dengan kita menanggapi tugas perutusan dimana gereja
mengingatkan setiap akhir misa ekaristi setiap minggu?

dalam keseharian hidup ini banyak penghalang dan hambatan yang
menyebabkan pewartaan Injil tidak dapat menjangkau banyak orang
sebab dunia menawarkan kenikmatan yang menggiurkan.

gema dan gaung penginjilan kurang menyentuh minat ketertarikan
orang beriman katolik untuk mewartakan kabar sukacita Injil Kristus,
seperti yang dilakukan oleh Petrus dan Paulus.

sering terdengar berbagai pendapat dan pandangan bahwa tugas
penginjilan di jaman sekarang ini berbeda; katanya : tidak harus secara
langsung pergi ke pelosok dunia tetapi cukup melalui sikap hidup yang
mencerminkan Kristus ada pada diri seseorang sehingga orang lain
yang melihatnya dapat merasakannya.

berbagai pro-kontra menanggapi pendapat tersebut dengan masing-
masing berargumentasi memberi alasan untuk membenarkan
pendapat dan pandangannya.

Petrus dan Paulus, sangat antusias memberitakan Injil Kristus.
mengapa mereka bersikap demikian?

2 Timotius 4:6-8
mengenai diriku, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan
dan saat kematianku sudah dekat dan aku telah mengakhiri pertandingan
yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan
dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya;
tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang
yang merindukan kedatangan-Nya.

Paulus mengalami perjumpaan dengan Kristus di Damsyik,
yang mengubah hidupnya dimana sebelumnya ia membenci orang
yang mengakui Yesus sebagai Mesias bahkan membunuhnya.
(baca Kisah 9:1-31).

Petrus mengalami perjumpaan dengan Yesus di danau Tiberias
ketika Yesus menampakkan diri setelah kebangkitanNya.
Yesus meminta Petrus untuk menggembalakan umatNya.
(baca Yohanes 21:1-19).

dari pengalaman rohani Petrus dan Paulus menjadi suatu pelajaran
berharga bahwa seseorang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan,
terjadi suatu perubahan sikap hidupnya menjadi lebih mau bersyukur
dan mau mengungkapkannya melalui perbuatan kasih kepada orang lain.
sebab kita tahu bahwa Allah sangat senang hatiNya jika kita berbuat
kasih dan mau berbagi dalam segala hal kepada sesama / orang lain.

Yohanes 13:34
Aku memberikan perintah baru kepada kamu yaitu supaya kamu
saling mengasih, sama seperti Aku telah mengasihi kamu,
demikian pula kamu harus saling mengasihi.

Semoga kita semakin tergerak hati untuk memberitakan kabar sukacita Injil Kristus 
seperti yang dilakukan Petrus dan Paulus yakni dengan kita melakukan penginjilan 
secara langsung maupun melalui teladan sikap hidup kita maka dapat membawa 
banyak orang supaya mereka diselamatkan dan mengalami kasih Tuhan. 


RENUNGAN HARIAN SELASA 30 JUNI 2015


Kejadian 19:15-29
Matius 8:23-27
Mazmur 26:2-3,9-12 

Bacaan Injil Matius hari ini tentang perikop angin ribut diredakan.
dikisahkan Yesus tidur pada saat angin ribut menggoncangkan perahu
sehingga para murid membangunkan Yesus. 

Matius 8:23-25
Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya.
sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga
perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur, maka datanglah murid-
murid-Nya membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa.

seringkali kita juga meminta tolong kepada Yesus, tatkala kehidupan kita
diterjang angin ribut bahkan badai persoalan yang membuat iman kita
tergoncang dan berteriak : "Tuhan, tolonglah aku." 

seperti yang dihadapi para murid ketika melihat perahu mereka
terombang-ambing diterjang angin ribut, demikian pula yang kita alami.
meskipun tahu bahwa Yesus akan segera menolong pada saat kita
meminta tolong namun tetap saja perasaan khawatir dan takut ketika
berhadapan langsung dengan masalah hidup.

Matius 8:26
Yesus berkata kepada mereka: "mengapa kamu takut, kamu yang kurang
percaya?" lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka
danau itu menjadi teduh sekali. 


Apa yang menyebabkan ketakutan melanda diri kita

Pertama
Perasaan dan Pikiran membayangkan sesuatu yang belum terjadi

takut mula-mula timbul dari perasaan, kemudian mendorong pikiran
menganalisa apa yang akan terjadi bila perasaan takut tadi benar-benar
terjadi pada dirinya.
oleh karena perasaan dan pikiran terus-menerus mencekam dirinya
maka akhirnya apa yang ditakutkan menjadi kenyataan. 

Ayub 3:25 
karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan
yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.

Petrus dengan mantap berani melangkah keluar dari perahu tetapi
ketika ia merasakan ada tiupan angin setelah ia berjalan diatas air
maka perasaannya menjadi takut dan pikirannya membayangkan
dirinya terjatuh dan tenggelam. 

Matius 14:28-30
Petrus berseru : "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang
kepada-Mu berjalan di atas air."
kata Yesus: "Datanglah!" maka Petrus turun dari perahu dan berjalan
di atas air mendapatkan Yesus tetapi ketika dirasanya tiupan angin,
takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"

seringkali kita juga seperti Petrus.
ketika mata hati kita mulai beralih dari pandanganTuhan karena tergoda
melihat kenyataan di depan mata jasmani ada "angin / badai" maka
perasaan kita menjadi takut dan mulai pikiran berkelana kesana-kemari
membayangkan sesuatu akan terjadi pada diri kita. 

apa yang sudah kita alami menerima pertolongan Tuhan sebelumnya,
saat sekarang melihat ada "angin/badai" di depan mata jasmani, maka
mendadak kita melupakan Tuhan sebab ketakutan telah menguasai
perasaan dan pikiran kita.
hendaklah mata jasmani / mata hati kita, hanya tertuju pada Tuhan.

Mazmur 26:3 
sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan
aku hidup dalam kebenaran-Mu. 


Kedua
belum menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan
 

Mazmur 31:6
kedalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku;
Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.

sejak semula saat Hawa-Adam jatuh kedalam dosa,
manusia berusaha menyembunyikan dosa dari Allah (Kejadian pasal 3)
dan sejak keangkuhan / kesombongan manusia mendirikan menara babel
(Kejadian 11:1-9) maka manusia tidak mau tunduk dan menyerahkan diri
sepenuhnya kedalam tangan Allah.

selain takut disebabkan pikiran dan perasaan yang membayangkan
sesuatu akan menimpa dirinya, ada jenis lain dari ketakutan manusia
terhadap akibat perbuatan dosa yang dilakukannya.

sedangkan kesombongan / keangkuhan manusia mencerminkan
dirinya tidak takut kepada Allah karena percaya pada kemampuan dirinya
dapat hidup tanpa harus menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah.
menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah berarti kita menyadari bahwa
diri kita tidak berdaya tanpa bimbingan dan pertolongan Allah.

ini suatu pengakuan diri yang mencerminkan kerendahan hati.
sebaliknya orang yang sombong / congkak mengakui dirinya mampu
hidup tanpa pertolongan Allah. 


dari sejarah manusia, dapat diketahui bahwa sesungguhnya hati nurani
menggedor terus pikiran dan perasaan manusia supaya bersandar hanya
kepada Allah meskipun penampilan diluar sepertinya tidak membutuhkan
Allah karena lebih mementingkan jati dirinya / identitas dirinya,
takut tidak diakui / diremehkan orang lain. 


Amsal 3:5-6
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. 


Ketiga
belum membangun relasi intim dengan Tuhan

Markus 14:38 
berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah. 


banyak orang beriman lalai dan mengabaikan betapa pentingnya
berdoa kepada Tuhan supaya iman kita kuat menghadapi setiap
pencobaan dari iblis / setan yang senantiasa mau menjatuhkan kita.

seringkali seseorang menjadi takut karena ketidak-tahuan bahwa
Tuhan sangat mengasihi manusia.
ia merasa dirinya tidak layak dan pikirannya menghakimi dirinya
bahwa Tuhan akan menghukum dirinya atas perbuatan dosa yang
telah dilakukannya.

oleh sebab itu tatkala datang berbagai persoalan dan masalah hidup,
orang tersebut hidupnya tercekam oleh perasaan takut dan pikirannya
membuat dirinya semakin takut menghadapi kehidupan ini sehingga
tidak heran bila ada orang sampai putus-asa karena ketakutan akan
masa depannya, bahkan tidak sedikit yang bunuh diri.
dia pikir, dengan mengakhiri hidupnya dengan jalan bunuh diri maka
segala ketakutan akan hilang.

selain berdoa,
kita perlu mengenal kebenaran Tuhan melalui firmanNya di Alkitab.
doa saja tidak cukup bila tanpa tahu apa yang Tuhan katakan tentang
menghadapi kehidupan ini dan bagaimana cara mengatasinya.
doa dan firman adalah mata rantai yang berkaitan erat didalam upaya
kita membangun relasi dengan Tuhan.

Roma 10:8 , Ulangan 30:14
Firman itu dekat kepadamu yakni di dalam mulutmu
dan di dalam hatimu untuk dilakukan.

oleh sebab itu hendaknya kita terus menerus menambahkan iman
percaya kita kepada Tuhan yaitu dengan tekun mendalami firman Tuhan
dan menjalin relasi dengan Tuhan lewat doa dan saat teduh bersamaNya.

Efesus 6:16 
dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai
itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat.
 


Kesimpulan

segeralah kita melakukan ketiga (3) hal tersebut diatas didalam diri kita,
dengan demikian kita tidak akan takut lagi menghadapi berbagai jenis
persoalan dan masalah hidup karena iman kita semakin diteguhkan
oleh pengenalan kebenaran Tuhan dan kita memohon Roh Tuhan,
yakni Roh Kudus membimbing dan menyertai kita senantiasa. 

Yudas 1:20
bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci
dan berdoalah dalam Roh Kudus.