Rabu, 31 Januari 2018

MENGANDALKAN PENGERTIAN SENDIRI








Rabu, 31 JANUARI 2018 

2 SAMUEL 24:2,9-17  
MAZMUR 32:1-2,5-7  
MARKUS 6:1-6 

MARKUS 6:3 
Bukankah Yesus ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudaraNya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. 

Pernahkah anda disepelekan orang lain setelah mereka tahu latar belakang anda dari kalangan orang biasa atau bukan dari kalangan terhormat menurut ukuran dunia meskipun tadinya mereka memuji dan mengagumi anda? 

Hal seperti ini terjadi pada Yesus. 
Semula orang-orang Nazaret, tempat Yesus dibesarkan; takjub mendengar pengajaran Yesus. 

Markus 6:1-2a 
Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asalNya, sedang murid-muridNya mengikuti Dia. 
Pada hari Sabat Yesus mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia 

Selain takjub; mereka mempertanyakan darimana Yesus mendapatkan hikmat dan mampu melakukan mukjizat. 

Markus 6:2b 
dan mereka berkata: "Dari mana diperolehNya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepadaNya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tanganNya? 

Hal semacam ini bisa kita saksikan di jaman sekarang ini sebab selalu saja ada orang-orang tertentu nyinyir alias nadanya sumbang melihat seseorang terkenal dan sukses. 

Ada-ada saja yang dipertanyakannya pada orang sukses tadi sembari sinis mencurigai kesuksesan orang lain. 

Apalagi setelah selidik sana sini ternyata Yesus adalah anak tukang kayu dan ini berarti Yesus dari kalangan bawah dan tidak heran mereka menyindir darimana Yesus bisa sehebat itu. 

Perhatikan ayat 2b, terlihat nadanya sinis dan nampak sekali ada iri hati. Mungkin penampilan Yesus tidak nampak seperti orang hebat. (baca Yesaya 53:2-3)..

Pada saat kita sukses, selalu ada yang iri hati pada kita dan berusaha mencari kelemahan dan kesalahan kita di masa lalu untuk menjatuhkan kita, kemudian memasang perangkap supaya kita terpeleset masuk ke dalam jebakan yang sengaja direkayasa. 

Seperti suatu pepatah mengatakan
Pohon semakin tinggi berdaun lebat akan diterjang angin yang lebih kencang dibandingkan pohon yang lebih rendah. 

Saat itu nama Yesus sangat terkenal dan populer sebab banyak melakukan perbuatan ajaib dan banyak orang heran dan takjub mendengar pengajaranNya. 

Anda tidak usah heran tiba-tiba banyak orang memuji tetapi banyak juga yang sinis menyindir dan iri hati. 

Sebaliknya, 

Orang dunia mudah menjadi pengamat sekaligus bertindak sebagai hakim yang menilai sesuatu yang dilihatnya atau yang diketahuinya menurut sudut pandang dirinya sendiri. 

Dalam bacaan pertama hari ini; Daud bersikap terlalu percaya diri dan yakin mampu bertindak berdasarkan hikmat dirinya tanpa memerlukan hikmat dari Allah sehingga akibatnya ia berdosa. 

2 Samuel 24:10 
Berdebar-debarlah hati Daud, setelah ia menghitung rakyat, lalu berkatalah Daud kepada Tuhan: "Aku telah sangat berdosa karena melakukan hal ini; maka sekarang, Tuhan, jauhkanlah kiranya kesalahan hambaMu, sebab perbuatanku itu sangat bodoh." 

Mengapa Daud berdosa melakukan cacah jiwa atau sensus terhadap orang Israel dan orang Yehuda? 

Bukankah Tuhan pernah menyuruh Musa menghitung jumlah orang Israel tetapi tidak termasuk berdosa? 

Keluaran 30:11-12 
Tuhan berfirman kepada Musa: "Apabila engkau menghitung jumlah orang Israel pada waktu mereka didaftarkan, maka haruslah mereka masing-masing mempersembahkan kepada Tuhan uang pendamaian karena nyawanya, pada waktu orang mendaftarkan mereka, supaya jangan ada tulah di antara mereka pada waktu pendaftarannya itu." 

Kita mesti menelusuri latar belakang Daud melakukan sensus padahal Yoab sudah mengingatkan Daud agar tidak perlu sensus sebab itu haknya Tuhan. 

Dari hasil sensus yang dilakukan Yoab maka kita bisa mengetahui tujuan Daud melakukan sensus adalah untuk mengetahui berapa banyak jumlah orang Israel dan orang Yehuda yang menjadi prajurit (=memegang pedang). 

2 Samuel 24:9 
Lalu Yoab memberitahukan kepada raja hasil pendaftaran rakyat. Orang Israel ada delapan ratus ribu orang perangnya yang dapat memegang pedang; dan orang Yehuda ada lima ratus ribu. 

Artinya Daud hendak memastikan jumlah prajurit yang bisa dikerahkannya untuk berperang padahal biasanya Daud bersandar pada Tuhan ketika hendak berperang dengan negeri lain

1 Samuel 30:8 
Kemudian bertanyalah Daud kepada Tuhan, katanya: "Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?" Dan Ia berfirman kepadanya: "Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan." 

Kesombongan Daud mau mengandalkan prajurit-prajuritnya atas bujukan Iblis dan membuat Tuhan murka (2 Samuel 24:1). 

1 Tawarikh 21:1 
Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel. 

2 Samuel 24:1 
Bangkitlah pula murka Tuhan terhadap orang Israel; Ia menghasut Daud melawan mereka, firmanNya: "Pergilah, hitunglah orang Israel dan orang Yehuda." 

Sepertinya ada perbedaan signifikan tentang siapa yang menyuruh Daud melakukan sensus orang Israel dan orang Yehuda. 

Tuhan murka karena Daud menuruti bujukan Iblis untuk melakukan sensus dan tidak mungkin Tuhan sendiri yang menyuruh Daud melakukan sensus. 

Kitab 2 Samuel 24:1 mengatakan Tuhan menghasut Daud melakukan sensus berarti Tuhan ijinkan Daud yang telah terbujuk oleh Iblis (1Tawarik 21:1); seperti halnya Tuhan ijinkan Iblis mencobai Ayub (baca Ayub 1:8-12). 

Jelaslah, 

Orang yang mengandalkan pengertian sendiri gampang sekali menilai orang lain, bahkan menghakimi orang lain menurut pemikiran dan pandangannya. 

Selalu saja orang lain itu salah dan pendapat dirinya yang benar. 
Ia ngotot mempertahankan apa yang menurutnya adalah suatu kebenaran. 

Orang-orang Nazaret menghakimi Yesus, bagaimana mungkin Yesus memiliki kuasa mengadakan mukjizat dan penuh hikmat Allah sebab mana mungkin anak seorang tukang kayu sehebat itu. 

Tidak heran mereka menolak Yesus dan tidak percaya kepada Yesus sehingga mukjizat tidak terjadi. 

Orang yang mengandal pengertian sendiri menutup hati dan pikirannya untuk percaya kepada hal-hal diluar nalarnya dan sulit mengalami mukjizat. 

Ingatlah! 
Seseorang bisa berubah setiap saat. 
Ada yang berubah dari baik menjadi jahat sebaliknya dari jahat berubah jadi baik. 

Salahsatu faktor dominan perubahan diri seseorang dipengaruhi oleh pikirannya yang terpatri prinsip dan pandangan hidup di dalam dirinya. 

Iblis paling tahu kelemahan manusia sehingga diobok-obok pikiran manusia agar mempengaruhi hati dan imannya. 

Itu sebabnya Paulus menasehati bahwa: 
2 Korintus 10:5 
Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus. 

Oleh sebab itu waspadalah menjaga pikiran kita agar tidak mudah menerima dan mempercayai sesuatu yang bukan berasal dari Kebenaran Firman Tuhan. 

Daud beranggapan pendapatnya yang mengandalkan kekuatan prajuritnya lebih berguna daripada mengandalkan Allah karena Iblis telah mempengaruhi pikirannya sehingga akibatnya terkena hukuman Allah dimana ia disuruh memilih dari ketiga bencana yang akan menimpa dirinya dan orang-orang Israel. 
(baca 2 Samuel 24:10-17). 

Semoga kita memetik pelajaran penting atas kesalahan orang-orang Nazaret yang menolak Yesus dan dari kesalahan Daud yang mengandalkan prajurit daripada Allah sehingga melakukan sensus. 

Dengan demikian kita terhindar tidak melakukan hal serupa di dalam kehidupan yang kita jalani sekarang ini. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Selasa, 30 Januari 2018

TALITA KUM









Selasa, 30 JANUARI 2018 

2 SAMUEL 18:9-10,14,24-25,30 
MAZMUR 86:1-6 
MARKUS 5:21-43 


MARKUS 5:41-42 
Lalu dipegangNya tangan anak itu, kataNya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!" Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. 

Talita kum!  Bangunlah! 
Seruan ini berlaku juga bagi orang yang keadaannya seperti anak Yairus yang mati dibangkitkan oleh Yesus. 

Memang tidak harus mati dulu kemudian dibangunkan atau dibangkitkan. 
Tetapi situasi dan keadaan seperti orang mati menunjukkan suatu kondisi yang tidak ada harapan lagi; sudah mati segala pengharapan untuk hidup kembali atau untuk hidup dalam pengharapan bahwa segala persoalan telah terselesaikan. 

Situasi yang dialami seorang perempuan mengalami sakit pendarahan selama 12 tahun termasuk sakit parah yang sulit disembuhkan. 

Dua situasi yang terjadi dalam bacaan Injil hari ini menggambarkan situasi yang dialami juga diantara kita umat kristiani. 

Kita bisa contoh keinginan sembuh dari perempuan pendarahan ini yang tetap memperjuangkan agar sakitnya sembuh. 

Peremouan ini pasti sudah kesana kemari berusaha menyembuhkan pendarahannya selama 12 tahun tetapi kenyataannya belum sembuh juga. 

Apa artinya? 
Hanya datang kepada Yesuslah akhirnya ia mengalami kesembuhan. 
Kegigihannya membangkitkan imannya maka ia sembuh meski hanya menjamah jumbai jubah Yesus. 

Kesembuhan bisa terjadi meski tidak didoakan secara langsung sebab Yesus melihat keyakinan imannya. 

Pelajaran buat kita bahwa yang penting keyakinan iman percaya bahwa Yesus menyembuhkan. 

Pertanyaannya : 
Bagaimana ternyata belum sembuh padahal sangat yakin Tuhan sanggup menyembuhkan dirinya? 

Mari kita simak apa yang terjadi pada anak Yairus? 

Yairus itu kepala rumah ibadat dan tentu tidak perlu diragukan keyakinan imannya dan ia memohon kepada Yesus agar anak perempuannya sakit parah disembuhkan (Markus 5:21-23). 

Kenyataannya setelah ia memohon pada Yesus; anak perempuannya mati. 
Kita tidak tahu perasaan Yairus melihat kenyataan tersebut. 

Bukankah serupa dengan doa kita pada Tuhan memohon disembuhkan atau dipulihkan keadaan kita tetapi ternyata makin parah atau persoalan hidup kita semakin berat? 

Ada waktunya Tuhan; anak perempuan Yairus disembuhkan Yesus tetapi tidak sesuai yang Yairus inginkan. 
Anaknya mesti mati dulu, kemudian Yesus bangkitkan dan sembuhkan. 

Demikian juga kejadian serupa bisa terjadi pada kita. Waktu dan cara Tuhan berbeda dengan waktu dan cara kita. 

Yesaya 55:8-9 
Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu. 

Sekarang kita tidak bisa berjumpa langsung dengan Yesus karena Yesus sudah naik ke Surga tetapi Firman Tuhan adalah pedoman hidup kita. 

Kita kudu mesti yakin Firman Tuhan katakan sebab Tuhan pasti menepatinya dan tidak ingkar janji. 

Yesaya 55:11 
demikianlah firmanKu yang keluar dari mulutKu: ia tidak akan kembali kepadaKu dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya

Tuhan Allah mau lihat seberapa dalam iman kita sebelum menyembuhkan, memulihkan dan memberkati kita. 

Hal ini terjadi pada seorang perwira di Kapernaum yang dipuji Yesus memiliki keyakinan iman yang besar. 

Matius 8:10 
Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikutiNya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel. 

Hendaknya kita itu sadar bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita adalah sepengetahuan Tuhan dan DIA tahu bagaimana kita bergumul mengatasi keperluan dan kebutuhan hidup kita. 

Matius 6:31-32 
Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. 

Iman kita mesti kita bangun atau bangkit agar semakin kokoh dan tidak goyah saat menghadapi keadaan hidup yang sulit, bahkan menurut dunia; mustahil dapat diatasi, dipulihkan, atau disembuhkan. 

Jawaban Tuhan jauh lebih bermanfaat bagi hidup kita dibandingkan dengan pengharapan dan keinginan doa2 kita. 

Efesus 3:20 
Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita. 

Persoalan utama adalah diri kita sendiri; 
1) keyakinan iman kita 
2) penyerahan diri kita 
3) tujuan hidup kita 

Ketiga hal ini sangat menentukan kearah mana jalan hidup yang kita tempuh; apakah jalan kehidupan kekal di Surga ataukah jalan kehidupan di dunia? 

Iman bekerja sama dengan ketiga hal tersebut sehingga sikap dan perbuatan sesuai dengan kehendak Tuhan Allah. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Senin, 29 Januari 2018

PERUBAHAN HIDUP LEGION DAN DAUD











Senin, 29 JANUARI 2018 

2 SAMUEL 15:13-14,30; 16:5-13 
MAZMUR 3:2-7 
MARKUS 5:1-20 


2 SAMUEL 16:12 
Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan Tuhan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini. 

Hari ini bacaan pertama mengenai raja Daud yang dikutuki oleh Simei bin Gera dan Daud menerima dirinya dikutuk dan dihina sebab ia tahu hal ini akibat dosa yang diperbuatnya sebelumnya. 

Daud menerima hukuman Allah atas perbuatan zinah dengan Batsyeba (2 Samuel 11:3-5) dan menyuruh Yoab membunuh Uria, suami Batsyeba (2 Samuel 11:14-17). 

Berikut ini adalah hukuman Allah atas Daud dan keturunannya

2 Samuel 12:10-11 
Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu, untuk menjadi isterimu. Beginilah firman Tuhan Bahwasanya malapetaka akan Kutimpakan ke atasmu yang datang dari kaum keluargamu sendiri. Aku akan mengambil isteri-isterimu di depan matamu dan memberikannya kepada orang lain; orang itu akan tidur dengan isteri-isterimu di siang hari. 

Hukuman Allah terjadi dimana Absalom, anak Daud memberontak dan hendak membunuh Daud, ayahnya sendiri. 

Bahkan tidak hanya memberontak tetapi Absalom berbuat hina dengan meniduri gundik-gundik Daud, ayahnya. 
(baca 2 Samuel 16:20-23). 

Genaplah hukuman Allah atas dirinya dan Daud menerima semua hinaan dari Simei (kerabat raja Saul), Ahitofel (kakek Batsyeba- bdk 2 Sam 11:3 dan 2 Sam 23:24), dan Absalom, anaknya. 

Akibat dosa Daud lainnya adalah anak dari perzinahan dengan Batsyeba itu mati (2 Sam 12:14-18a). 

Paling tragis adalah keturunan Daud hancur berantakan; satu persatu mati sebagai raja dan pada akhirnya Kerajaan Israel terpecah dua bagian dan dijajah oleh bangsa Asyur dan bangsa Babel. 
Wow... akibat dosa Daud mengerikan. 

Meskipun demikian ketaatan Daud setelah bertobat dari dosanya sungguh luarbiasa; meluluhkan hati Allah dan dinyatakan Daud adalah hambaNya yang berkenan; bahkan Mesias (=Yesus) dari keturunan Daud. 

Kisah 13:22-23 
Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hatiKu dan yang melakukan segala kehendakKu. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikanNya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. 

Selanjutnya, 

Bayangkan bagaimana Daud terpuruk akibat dosanya tetapi Daud sabar dan mau menerima keadaan dirinya dihina, dikutuki Simei, dikhianati dan dijahati Absalom, anaknya sendiri. 

Suatu pelajaran berharga bagi kita bahwa dosa itu merusak hidup kita dan keluarga kita terkena dampaknya. 

Tetapi dengan bertobat dan menjalani hidup selanjutnya dengan taat dan setia melakukan kehendak Allah maka hidup kita dipulihkan, bahkan diberkati Allah

Seperti yang terjadi pada diri Daud. 
Pertobatannya merubah sikap hidup yang membangun relasi intim dengan Allah sehingga Allah berkenan padanya. 

Setiap kita pasti pernah berbuat dosa namun yang terpenting adalah sikap dan perbuatan kita setelah pertobatan; terutama relasi kita dengan Allah semakin intim. 

Lalu, 
Apa kaitannya dengan bacaan Injil tentang Legion yang dilepaskan dari kuasa roh jahat oleh Yesus? 

Kita temukan jawabannya yaitu Legion menjadi saksi Kristus. 

Markus 5:18-20 
Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!" Orang itupun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran. 

Kita sudah bahas renungan sebelumnya bahwa banyak cara memberitakan Injil selain menjadi pengajar atau pewarta, atau melakukan tugas pelayanan. 

kita juga bisa bersaksi tentang Yesus yang memulihkan/menyembuhkan kita seperti yang dilakukan Legion. 

Perubahan sikap hidup yang ditunjukkan Daud maupun Legion hendaknya membuat kita menjadi sadar dan mau bersikap serupa dengan mereka supaya Tuhan Allah juga berkenan kepada kita. 

Tidak mudah merubah sikap hidup bila tidak ada kesadaran bahwa hidup ini hanyalah sementara sebab hidup kita sesungguhnya adalah di Surga. 

Banyak orang mengambil sikap hidup menuruti kebiasaan dunia yaitu mencari kesenangan dunia sebagai tujuan hidup, seperti yang dilakukan : 
1) Simei 
2) Ziba 

1) Simei 

Saat Daud terpuruk, ia mengutuki Daud dan tentunya ia berusaha mendekati Absalom yang lagi naik daun karena berhasil memberontak menjadi raja. 

Tetapi saat Daud berhasil mengalahkan Absalom; ia bermuka-dua berusaha menyambut Daud kembali sebagai raja. 

2 Samuel 19:18b-20 
Maka Simei bin Gera sujud di depan raja, ketika raja hendak menyeberangi sungai Yordan, dan berkata kepada raja: "Janganlah kiranya tuanku tetap memandang aku bersalah, dan janganlah kiranya tuanku mengingat kesalahan yang dilakukan hambamu ini pada hari tuanku raja keluar dari Yerusalem; janganlah kiranya raja memperhatikannya lagi. Sebab hambamu ini tahu bahwa hamba telah berbuat dosa; dan lihatlah, pada hari ini akulah yang pertama-tama datang dari seluruh keturunan Yusuf untuk menyongsong tuanku raja." 

Sifat orang mencari keuntungan pribadi sangat menyebalkan tetapi kita lihat Daud tidak dendam tetapi mengampuni Simei (2 Samuel 19:21-23) namun setelah diampuni, Simei mengingkari janjinya kepada Salomo dan akhirnya Simei di hukum mati (1 Raja 2:36-46). 

2) Ziba 

Mefiboset adalah anak Saul yang cacat; kakinya pincang. Ziba adalah hambanya Mefiboset. 

Ziba menipu Mefiboset yang mau pergi bersama Daud setelah Absalom berhasil menduduki tahta Daud. 

Ziba mencari muka sebab Daud adalah raja meski saat itu dikalahkan Absalom sedangkan Mefiboset hanyalah anak mantan raja Saul yang pincang. 

Ziba sepertinya berharap mendapat kedudukan bila nanti Daud berhasil mengalahkan Absalom. 

2 Samuel 16:1-3 
Ketika Daud baru saja melewati puncak, datanglah Ziba, hamba Mefiboset, mendapatkan dia membawa sepasang keledai yang berpelana, dengan muatan dua ratus ketul roti, seratus buah kue kismis, seratus buah-buahan musim panas dan sebuyung anggur. Lalu bertanyalah raja kepada Ziba: "Apakah maksudmu dengan semuanya ini?" Jawab Ziba: "Keledai-keledai ini bagi keluarga raja untuk ditunggangi; roti dan buah-buahan ini bagi orang-orangmu untuk dimakan; dan anggur ini untuk diminum di padang gurun oleh orang-orang yang sudah lelah." Kemudian bertanyalah raja: "Di manakah anak tuanmu?" Jawab Ziba kepada raja: "Ia ada di Yerusalem, sebab katanya: Pada hari ini kaum Israel akan mengembalikan kepadaku kerajaan ayahku." 

2 Samuel 19:26 
Jawab Mefiboset: "Ya tuanku raja, aku ditipu hambaku. Sebab hambamu ini berkata kepadanya: Pelanailah keledai bagiku, supaya aku menungganginya dan pergi bersama-sama dengan raja! — sebab hambamu ini timpang. 

Begitulah biasanya terjadi di saat kita sedang terpuruk; dijauhi orang lain termasuk saudara kita, teman kita, tetapi sebaliknya disaat kita sukses maka entah darimana banyak orang memuji, mendekat, dan menawarkan kebaikan kepada kita. 
(baca Yakobus 2:1-7). 

Yesus tidak membeda-bedakan orang yang datang kepadaNya. 
Legion dalam keadaan gila karena dirasuki roh jahat, mendatangi Yesus dan bersujud keoadaNya. 

Ya, hanya Yesuslah jawaban hidup kita. 
Manakala engkau dijauhi orang lain maka satu-satunya yang menerima keadaan dirimu, hanyalah Yesus. 

Mazmur 62:2-3 
Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari padaNyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. 

Oleh sebab itu berubahlah sikap hidupmu berorientasi pada dunia dan fokuslah pada kekekalan hidup di Surga. 


Salam Kasih, 
Surya Darma 


Sabtu, 27 Januari 2018

MENGAPA KAMU BEGITU TAKUT?













SABTU,  27 JANUARI 2018 

2 SAMUEL 12:1-7a,11-17 
MAZMUR 51:12-17 
MARKUS 4:35-41 

Markus 4:40 
Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" 

Takut dan tidak percaya, saling berkaitan dan setiap orang pasti pernah takut sebab ia tidak percaya kemampuan dirinya mampu mengatasi sesuatu yang ditakutinya. 

Murid-murid Yesus ketakutan melihat perahu mereka dipenuhi air karena diterjang ombak yang dahsyat. 

Markus 4:37 
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 

Hal ini disebabkan mereka tidak mampu mengatasi persoalan air menggenangi perahu dan akibatnya akan tenggelam. 

Orang yang takut akan membayangkan mengalami bencana meskipun belum tentu terjadi seperti yang dibayangkan. 

Bagaimana dengan orang yang takut kepada Tuhan? 

Sebetulnya kurang tepat dikatakan takut kepada Tuhan tetapi yang benar adalah tunduk kepada Tuhan. 

Takut kepada Tuhan mengarah kepada pandangan negatif bahwa kita terpaksa menuruti peraturan/perintahTuhan sebab bila tidak mematuhiNya maka Tuhan akan menghukum kita. 

Tunduk kepada Tuhan mengarah kepada pandangan positif bahwa Tuhan menetapkan suatu peraturan/perintah pasti bertujuan untuk kebaikan sehingga kita mau mematuhiNya. 

Dalam perumpamaan tentang talenta dimana hamba yang diberi satu talenta berpandangan negatif terhadap tuannya sehingga ia takut akan dihukum bila ia memakai talenta tersebut. 

Matius 25:24-25 
Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! 

Demikian juga terjadi pada orang yang berpandangan negatif bahwa Tuhan tidak akan menolong karena dia orang berdosa sehingga ia tidak yakin atau tidak percaya Tuhan mau menolongnya. 

Yang terjadi pada murid-murid Yesus justru hal sebaliknya. 
Mereka beranggapan Yesus tidak peduli perahu mereka akan tenggelam padahal mereka tahu Yesus pasti sanggup atasi bencana yang akan terjadi. 

Markus 4:38 
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-muridNya membangunkan Dia dan berkata kepadaNya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"  

Bukankah kita juga berprasangka seperti murid2 Yesus bahwa Tuhan tidak peduli dan membiarkan kita hidup menderita atau tidak menolong menyelesaikan masalah hidup kita. 

Perasaan takut akan terjadi sesuatu yang merugikan dan menyakiti diri kita yang menimbulkan kita tidak percaya/tidak yakin Tuhan akan menolong kita karena sekian lama kita sudah berdoa tetapi belum juga ada jawaban dari Tuhan. 

Bayangkan perahu akan tenggelam karna dipenuhi air tetapi Yesus masih tidur dan tidak peduli keadaan perahu saat itu. 

Seperti itu pula kita bayangkan keadaan sudah begitu parah tetapi Tuhan belum juga menolong kita. 

Disinilah akan terlihat iman seseorang; seberapa dalam dan seberapa teguh kayakinan imannya ketika diperhadapkan pada suatu masalah hidup. 

Iman kita akan teruji bila mampu atasi kecemasan dan ketakutan, akan akibat yang terjadi dari masalah hidup tersebut

Kita mudah mengklaim imannya kokoh bila keadaan hidup kita baik-baik saja tetapi bagaimana bila keadaan hidup kita diterjang badai masalah bertubi-tubi hingga keadaan hidup kita tergoncang seperti halnya perahu murid-murid Yesus dipenuhi air dan bisa tenggelam. 

Jelaslah, 

Kita pasti pernah dibiarkan Tuhan untuk mengalami ombak/badai masalah hidup supaya keyakinan iman kita pada Tuhan semakin teguh dan tidak goyah meski keadaan hidup kita terguncang. 

Baca dan temukan maknanya : 
Ibrani 12:5-13 
1 Korintus 10:13 

Tuhan menghendaki kita serahkan seluruh hidup kita di tanganNya dan tetap percaya kepadaNya dalam segala situasi hidup kita. 

Orang yang tidak yakin kepada Tuhan akan terombang-ambing perasaan takut oleh berbagai situasi hidup ini. 

Ombak persoalan hidup akan selalu ada dan semakin membesar menerjang hidup kita namun percayalah Tuhan tahu dan tidak akan membiarkan kita bergumul sendirian sebab Tuhan pasti tolong kita. 

1 Petrus 3:12 
Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telingaNya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat. 


Salam Kasih, 
Surya Darma