Selasa, 20 Mei 2014

HANYA ENGKAU TUHAN KUSEMBAH SEUMUR HIDUPKU



Setiap orang yang beriman kepada TUHAN, pasti mengakui bahwa hanya TUHAN yang dia sembah seumur hidupnya.
memang terkadang ada yang berdoa dengan menyebut nama TUHAN atau TUHAN YESUS, atau ALLAH, ada juga yang menyebut BAPA......
namun pada dasarnya kita "hanya" menyembah TUHAN !

Hasil gambar untuk gambar penyembahan kepada Tuhankata "hanya" berarti tidak ada yang lain atau artinya satu-satunya.
kita semua pasti sudah amat sangat mengerti arti kata "hanya" namun anehnya saat diperhadapkan pada pilihan kebenaran menurut Tuhan versus kebenaran menurut realita kehidupan sehari-hari yang ada disekitar lingkungan kehidupan kita ....
maka kata "hanya" menjadi bias sesuai prinsip hidup masing2 pribadi. benar menurut saya, belum tentu benar menurut orang lain. 

seringkali terjadi pergolakan dalam hati kita ketika ada masalah yang harus kita hadapi, dimana iman kita mengalami suatu ujian;
apakah kita tetap menyembah Tuhan meski berbagai persoalan hidup sedang menerjang diri kita.
kesetiaan kita terus menerus diuji sampai kita tetap setia berkata :
HANYA ENGKAU TUHAN KUSEMBAH SEUMUR HIDUPKU.
A. UJIAN KESETIAAN TERJADI SAAT BERBUAT KEBENARAN

Suatu hari saat lunch, seorang teman berkata begini : "jaman sekarang ini hidup bener dan jujur susah. dagangan makin sepi, belum lagi urusan UMR pegawai minta naik gaji ... pusing dah!"
sebagai temen, yach saya bilang sabar deh, orang jujur pasti dibela Tuhan, yang penting kudu banyak berdoa dan berserah kepada Tuhan.
eh tiba-tiba dia melotot dan katanya :
"enak aja elo ngomong, kagak ngerasin gimane sulitnya berdagang, nah elo mah enak kerjanya ...bla, bla , bla ...."
(memang rumput tetangga lebih hijau ...haaaa3x)

terus saya diam saja dengerin dia keluarin unek-uneknya, 
biar dia lega. (terkadang kita kudu jadi pendengar yang baik!).
setelah sekian menit kemudian, keliatan dari mimik mukanya dia sudah mulai tenang.
seringkali persoalan yang kita pendam dalam hati, lama kelamaan akan membludak keluar supaya hati kita terasa lega meskipun cuman sesaat.
Apa yang dialami temen saya itu adalah dia berusaha hidup dalam kebenaran Tuhan tetapi lingkungan bisnisnya justru mendorong untuk berbuat tidak jujur agar bisnisnya lancar.
dia diperhadapkan pada realita bisnis : jika ia jujur maka biaya produksi menjadi membengkak dan tentu saja harga jual menjadi lebih tinggi, akibatnya produk yang dijualnya kalah bersaing dengan pengusaha lain yang "kompromi" dengan keadaan bisnis kudu mesti demikian.

Saya jadi teringat dengan perkataan Yesus dalam Injil
Matius 5:37  Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
seringkali bukan hanya urusan bisnis, kita tergoda menuruti kebiasaan yang orang lain juga lakukan padahal jelas itu tidak benar menurut kebenaran Tuhan.
sekarang ini ada istilah berbohong demi kebaikan.
berbohong jika untuk kebaikan, itu bukan termasuk berbohong bahkan ada yang mengatakan itu bukan dosa ?
pertanyaannya : kebaikan siapa?
banyak pembenaran-pembenaran yang orang lakukan untuk menutupi kata hatinya sendiri yang sebetulnya dia tahu bahwa yang dia lakukan itu tidak benar namun dia berdalih bahwa toch orang lain juga begitu.
jika kita terus menerus mengingkari kata hati kita mengenai kebenaran Tuhan maka tidak heran suatu saat kita merasa tidak bersalah apalagi merasa berdosa untuk suatu kebohongan yang kita lakukan.
arti kata berbohong adalah menyatakan sesuatu ketidak-benaran sebagai suatu kebenaran menurut pemikirannya.
(baca dan renungkan ayat firman diatas Matius 5:37)
itu sebabnya kata "hanya" mempunyai makna yang dalam, bukan sekedar tahu artinya tetapi tidak melakukannya.
Menyembah Tuhan itu bukan saat kita beribadah di gereja saja atau dipersekutuan doa atau saat retret dan sebagainya yang bernuansa rohani melainkan menyembah Tuhan itu melekat dalam relung hati kita dalam keadaan apapun juga termasuk ketika kita sedang bekerja atau berbisnis.
B. UJIAN KESETIAAN TERJADI SAAT KEADAAN SEDANG TENANG

Masalah bisa terjadi tiba-tiba pada saat kehidupan kita sedang oke-oke saja, sedang dalam keadaan senang, nyaman, dan tenang.
jika kita tidak siap, kita akan kaget ketika sesuatu tiba2 menghantam sendi-sendi kehidupan kita.

banyak contoh nyata yang terjadi, misalnya seperti yang terjadi pada seorang ibu tertipu sekian ratus juta sehingga situasi keluarganya jadi mengalami kesulitan keuangan, padahal sebelumnya ekonomi keluarga baik-baik saja berkecukupan.
atau tiba-tiba orang yang kita kasihi "pergi" meninggalkan kita; ada yang dipanggil pulang oleh Tuhan, ada yang pergi karena mengkhianati kita, dan sebagainya.
Ketika keadaan tidak mengenakan terjadi pada diri kita,
apakah kita tetap setia "hanya" menyembah Tuhan?

jangan ditanya kalo keadaan kita sedang happy-happy saja,
wow, berjuta rasanya kita memuji dan menyembah Tuhan dan
dengan mantap kita berkata: hanya engkau Tuhan kusembah!
bagaimana jika sedang happy, tiba-tiba keadaan kita berubah menjadi keadaan yang tidak diinginkan terjadi pada diri kita.
kita merasa "kehilangan" dan berteriak kepada Tuhan :
Mengapa Tuhan?

itu sebabnya, Yesus berSabda bahwa kita mesti berjaga-jaga!
berjaga-jaga disini, ternyata juga bermakna adalah kita kudu harus menyiapkan diri kita, hati kita, untuk siap menerima perubahan keadaan yang tiba-tiba bisa terjadi dalam hidup kita pada saat keadaan kita sekarang sedang tenang-tenang dan happy-happy saja.
Ketika keadaan kita happy-happy, kita kagak boleh terlena terbuai keadaan yang menyenangkan tetapi kita sudah harus menyiapkan diri jika sewaktu-waktu terjadi perubahan keadaan hidup kita.
tidak mudah beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam hidup kita, membutuhkan penyesuaian diri yang belum terbiasa kita lakukan.
Seperti Musa mengalami perubahan situasi hidupnya, dimana sekian puluh tahun statusnya sebagai anak angkat putri Firaun raja Mesir yang tentu saja kehidupannya seperti seorang pangeran dan suatu hari ia mengetahui bahwa dia adalah keturunan Ibrani (=Yahudi/Israel).
Musa membutuhkan waktu 40 tahun lamanya perubahan hidupnya sebelum dipanggil Tuhan memimpin bangsanya keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan.
C. UJIAN KESETIAAN TERJADI SAAT HIDUP DALAM DOSA

seringkali dalam hidup ini kita berulangkali jatuh dalam dosa karena kita lebih menuruti keinginan kita sendiri dan mengabaikan keinginan Tuhan.
namun percayalah hati nurani kita terus menerus mengingatkan kita agar bertobat dan kembali ke jalan kebenaran Tuhan.
memang sih hati ini mau kembali ke Tuhan tetapi seringkali pikiran dan kemauan kita menghalanginya ....
 
Roma 7:21-23
jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.

... bahkan si oknum Iblis mengkompori dengan dakwaannya bahwa kita ini bejat dan Tuhan benci sama kita dan tidak mungkin berubah menjadi baik kembali. 

Yohanes 8:44
Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
satu kebenaran yang mesti kita ketahui dan percayai bahwa Tuhan selalu bersedia menerima kita kembali jika kita sungguh2 mau bertobat (baca Injil Lukas pasal 15)

terkadang kita terpengaruh oleh pemahaman yang salah mengenai Kasih Bapa Surgawi sehingga hati kita sendiri yang ragu-ragu ...

1 Yohanes 3:21
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah ....

D. SEBAIKNYA TETAP SETIA DALAM KEADAAN APAPUN

kita harus banyak tahu tentang kebenaran Tuhan dengan cara membaca dan mendengar Firman Tuhan agar kita tidak mudah berbuat kompromi atas ketidak-benaran menurut Tuhan.

Matius 5:5
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan dipuaskan.
setelah tahu kebenaran Tuhan, percayalah dengan tetap menyembah Tuhan dan melakukan perbuatan-perbuatan yang berkenan bagi Tuhan.
Hanya kepada Tuhan sajalah yang kita sembah sepanjang hidup kita.

Mazmur 26:2-3
Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com