Selasa, 16 Juni 2015

RENUNGAN HARIAN 15-20 JUNI 2015












RENUNGAN HARIAN SENIN 15 JUNI 2015


2 Korintus 6:1-10
Matius 5:38-42
Mazmur 98:1-4
Bacaan Injil Matius hari ini tentang salah satu ajaran hukum taurat yaitu
mata ganti mata, gigi ganti gigi (Imamat 24:20) dan Yesus mengajarkan
tentang kasih; tidak perlu membalas kejahatan, memberi kepada siapa
yang membutuhkan dan jika ditampar pipi kananmu maka
berikan juga pipi kiri  ... wow !
Matius 5:39
Aku berkata kepadamu: janganlah kamu melawan orang yang berbuat
jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu,
berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Yesus mengajarkan tentang mengasihi sesama,
Matius 5:40-42
kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini
bajumu, serahkanlah juga jubahmu dan siapapun yang memaksa engkau
berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak
orang yang mau meminjam dari padamu.
sepertinya ajaran Yesus ini terlalu sulit dan menurut pandangan
manusia, hal ini hampir dapat dikatakan sangat berat untuk dilakukan.
ada sih yang berhasil menuruti ajaran kasih tetapi sedikit sekali, misalnya :
di abad ke 21 ini yang menonjol sekali adalah Bunda Teresa sedangkan
abad-abad pertengahan lalu para martir dan orang-orang kudus.
jujur saja,
saya sendiri belum bisa melakukan 100% ajaran kasih Yesus, terutama
ditampar pipi kanan, malah sekalian pipi kiri ditampar pula 
apalagi disuruh mengasihi orang yang menampar pipi (=musuh),
bisa memaafkan dan tidak membalas saja, membutuhkan waktu panjang
eh malah Yesus bilang : hai Surya, kamu harus mengasihi orang yang
telah berbuat jahat kepadamu !  ( renungan besok hari selasa ).
salah dengar ngga ya,
tapi itulah bagian dari penyangkalan diri yang harus dilakukan.
ini mah belum seberapa dan belum termasuk kategori pikul salib;
urusannya antara mati dan hidup, urusannya aniaya, dan nyawa hilang.
ada yang bilang begini :
kita umat katolik dan kristen, harus mengalami penindasan dan aniaya
supaya semangatnya bergelora dan imannya dibangkitkan.
jika tidak, asyik berada dalam comfort zone dan melupakan tugas
perutusan yang diperintahkan Yesus untuk dilakukan.

jika keadaannya aman-aman saja, tidak banyak kesulitan untuk beribadah,
setiap minggu, jam berapa saja bebas memilih ikut misa,
terkadang sekalian sebelum pergi pesta / jalan-jalan / acara keluarga atau
setelah pulang dari jalan-jalan / pesta / acara keluarga maka
tidak tertarik untuk terlibat dalam pelayanan kasih kepada sesama sebab
mereka pikir ini bukan tanggung-jawabnya, ini tanggung-jawab pastor
atau kaum rohaniwan dan mereka lebih sibuk mikirin keluarga sendiri.
sejak jaman dahulu, keadaan di zona kenyamanan membuat orang
lebih mencintai diri sendiri dan kurang / tidak peduli dengan orang lain.
kita bisa baca di kitab Wahyu, menuliskan tentang keadaan tujuh (7) jemaat
di Asia kecil yang mengalami penindasan dan aniaya (Wahyu pasal 2-3),
seperti yang dialami oleh jemaat di Smirna.
Wahyu 2:10
jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita!
sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu
ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh
kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati,
dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus mengatakan
bahwa jangan menyia-yiakan kasih karunia Allah yang telah diterima,
dengan tidak berbuat sesuatu kepada sesama.
2 Korintus 6:1
sebagai teman-teman sekerja, kami menasihatkan kamu,
supaya kamu jangan membuat menjadi sia-sia kasih karunia Allah,
yang telah kamu terima.
Paulus mengungkapkan keadaan dirinya, bagaimana ia bergumul dan
harus mengalami berbagai penderitaan demi memberitakan Kristus
kepada orang lain supaya mereka diselamatkan, hal ini bisa kita baca
mulai dari ayat 4 sd ayat 10 dari Korintus pasal 6.
​​kita belum mengalami penindasan dan aniaya ketika melakukan tugas 
pelayanan seperti yang dialami Paulus atau jemaat di Asia kecil, atau
pendahulu-pendahulu sebelum kita yang sampai dianiaya dan mati
demi memberitakan Injil dan melakukan tugas pelayanan.
Bacaan Injil hari ini,
meminta kita untuk selalu bersedia memberi kepada orang lain;
memberi uang, pinjaman, pakaian, dan paling berat ditampar pipi kanan,
belum seberat penindasan dan aniaya ketika kita melakukan tugas-tugas
perutusan maupun tugas-tugas pelayanan.
oleh sebab itu,
mari kita banyak berbuat kebaikan kepada sesama sebagai bagian dari
kasih kita kepada Allah dan menyiapkan mental menghadapi cercaan,
perlakuan tidak adil, dan juga mau berbagi untuk memberi kepada orang
yang membutuhkan.


RENUNGAN HARIAN SELASA 16 JUNI 2015


2 Korintus 8:1-9
Matius 5:43-48
Mazmur 146:2, 5-9
Bacaan Injil Matius hari ini, melanjutkan tentang hukum taurat dan hari ini
mengenai kasihilah sesamamu dan bencilah musuhmu.
Matius 5:43
kamu telah mendengar firman: kasihilah sesamamu manusia
dan bencilah musuhmu.


Mazmur 139:21 
masakan aku tidak membenci orang-orang yang membenci Engkau,
ya TUHAN, dan tidak merasa jemu kepada orang-orang yang bangkit
melawan Engkau? aku sama sekali membenci mereka,
mereka menjadi musuhku.
orang Yahudi mengklaim sebagai umat pilihan Allah, dan bagi mereka
orang non Yahudi adalah orang kafir dan harus dijauhi, tidak mau bergaul
itu sebabnya orang Samaria dijauhi oleh orang Yahudi sebab mereka
adalah orang kafir.
membenci musuh = bisa diartikan orang non Yahudi.
Yesus datang memberikan wawasan baru dan menyempurnakan ajaran
taurat Musa, dimana Yesus mengatakan bahwa harus mengasihi kepada
siapa saja; kepada orang baik dan juga kepada orang jahat.
Matius 5:44-45
tetapi Aku berkata kepadamu: kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi
mereka yang menganiaya kamu. karena dengan demikianlah kamu
menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari
bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi
orang yang benar dan orang yang tidak benar.
sangat jelas,
ajaran kasih lebih fokus kerelaan hati untuk mengasihi semua orang
ajaran taurat lebih fokus mengasihi kepada sesama bangsa sendiri.

itu sebabnya Yesus pernah mengajukan pertanyaan :
siapakah sesamamu itu ? dalam perikop orang Samaria yang murah hati.
(baca Lukas 10:25-37)
Lukas 10:36-37
siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah
sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?
jawab orang itu: orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.
kata Yesus kepadanya: "pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Jika pertanyaan Yesus itu ditujukan kepada kita :
siapakah sesama manusia itu ? apa jawaban kita?
sampai sekarang, masih banyak orang yang mengasihi hanya kepada
orang yang baik kepada dirinya; mengasihi kelompoknya, komunitasnya,
anggota sel-nya, pokoknya yang tidak merugikan dirinya.
kita dengar apa pendapat Yesus dalam hal ini !
Matius 5:46-47
apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu?
bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja,
apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? bukankah orang yang
tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
yach, ajaran kasih menyempurnakan ajaran taurat.
itu sebabnya Yesus sudah mengatakan bahwa tidak boleh satu kata dari
ajaran taurat diabaikan (Matius 5:17-19, renungan hari rabu 10 juni 2015)
sebelum semua itu digenapi terjadi.
orang bilang, ini mah teori saja . . .
Yesus itu kan Allah, tentu saja bisa berbuat kasih yang sempurna,
nah kita ini manusia biasa, mana bisa kita bisa sempurna kasih kita
seperti yang Yesus katakan bahwa :
Matius 5:48
karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti
Bapamu yang di sorga adalah sempurna.
ya betul memang tidak akan mungkin kita bisa sempurna apabila kita
mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri kita sendiri.
namun jika kita memohon Roh Kudus menyertai kita maka kita akan
dimampukan oleh Roh Kudus untuk berbuat kasih yang sempurna.

Yohanes 14:26 
tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam
nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan
akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.


masalahnya adalah : apakah kita mau menyangkal diri kita, artinya
kita mau melepaskan keinginan untuk selalu mau menerima dan
menuruti petunjuk Roh Kudus supaya kita sekarang selalu memberi.
bagian kita adalah mau melepaskan kepentingan diri sendiri ketika kita
melakukan perbuatan kasih, atau istilah kerennya adalah kita harus
mengosongkan diri dari segala sesuatu untuk kepentingan diri sendiri.

orang lain masih bisa kita kelabui dengan penampilan kita yang excellent
membawa citra diri yang luar biasa dipuji orang namun Tuhan tahu
semua "permainan citra diri dan sandiwara kita".

anehnya, masih saja orang "mencobai Tuhan" dengan berbuat begitu
bisa kita saksikan masih ada orang yang membawa kepentingan sendiri
ketika ia melakukan tugas pelayanan atau tugas perutusan.

masih ada orang beriman yang berambisi aktif di paroki demi tujuan untuk
kepentingan pribadi, misalnya : dengan menduduki fungsi tertentu supaya
lebih mempermudah akses untuk kelancaran usaha bisnisnya, atau
terselip keinginan menjadi orang terkenal supaya mendapat pujian dan
sanjungan orang lain....
kita berbuat kasih berarti kita mempersembahkan diri kita sepenuhnya
untuk berbuat kebaikan kepada semua orang tanpa pilih kasih, maka
persembahan kita diterima Allah dan menyenangkan hatiNya;
jika tidak, maka Allah tidak suka bahkan merupakan kekejian di mataNya.
Yesaya 1:12-13
apabila kamu datang untuk menghadap di hadirat-Ku,
siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak
pelataran Bait Suci-Ku?
jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab
baunya adalah kejijikan bagi-Ku.
\kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan
pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu
itu penuh kejahatan.
Semoga renungan hari ini tentang bagaimana sesungguhnya perbuatan
kasih kepada sesama yang berkenan bagi Allah adalah prioritas dan fokus
utama yang harus kita ketahui dan kerjakan.

jangan pernah terselip keinginan pribadi ketika mengerjakan tugas-tugas
perutusan dan pelayanan, kecuali keinginan untuk menyenangkan Allah
melalui perbuatan kasih yang kita lakukan.
perbuatan kasih itu pengabdian dan kerelaan hati mempersembahkan diri
seutuhnya dan sepenuhnya hanya kepada Allah, bukan ingin dipuji orang
dan keuntungan pribadi melainkan untuk menyenangkan Allah.
jika terlanjur masih membawa kepentingan pribadi; entah itu materi atau
haus pujian orang lain, ketika engkau mengatas-namakan tugas pelayanan
apalagi mengatas-namakan tugas perutusan maka segeralah tinggalkan
keinginanmu yang tidak berkenan bagi Allah dan segeralah bertobat !
jika masih ngeyel dan tidak bertobat, akan tiba kesudahannya
suatu hari nanti Allah mengatakan tidak mengenal engkau dan
firman Tuhan dibawah ini berlaku dan terjadi pada dirimu.
Matius 7:21-23
bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan!
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan
kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan,
bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi
nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata:
Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku,
kamu sekalian pembuat kejahatan!
hendaklah kita berbuat kasih yang sempurna yang berkenan bagi Allah.
Matius 5:16 
demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Bapamu yang di sorga.


Yohanes 15:12 
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi,
seperti Aku telah mengasihi kamu.


RENUNGAN HARIAN RABU 17 JUNI 2015


2 Korintus 9:6-11
Matius 6:1-6, 16-18
Mazmur 112:1-4, 9
Bacaan Injil Matius hari ini, Yesus mengajarkan tentang hal
memberi sedekah, hal berdoa, dan hal berpuasa.

A. Hal Sedekah
=====>   jangan lakukan ini !    <=====
Matius 6:1-2
Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang
supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari
Bapamu yang di sorga.
jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan
hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan
di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu:
sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
=====>   hendaknya berbuat seperti ini !   <=====
Matius 6:3-4
jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu
apa yang diperbuat tangan kananmu.
hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
B. Hal Berdoa
=====>   jangan lakukan ini !    <=====
Matius 6:5
apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. mereka
suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat
dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang.
Aku berkata kepadamu: sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya

=====>   hendaknya berbuat seperti ini !   <=====
Matius 6:6
jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan
berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
C. Hal Berpuasa
=====>   jangan lakukan ini !    <=====
Matius 6:16
apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik
mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka
sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah
mendapat upahnya.

=====>   hendaknya berbuat seperti ini !   <=====
Matius 6:17-18
apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa,
melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Kesimpulan :
Fokus utama dari ke 3 hal tersebut adalah ketulusan / kemurnian hati
melakukan sedekah, berdoa, dan berpuasa.
bila motivasinya untuk kepentingan pribadi maka ia akan : 
mencari pujian orang lain, mencari popularitas diri, apalagi mencari
keuntungan materi untuk diri sendiri, dan mengklaim sebagai upah
atas apa yang telah dikerjakan.
jika itu motivasinya, maka Bapa di Sorga tidak berkenan.
sudah teramat jelas dan tidak perlu diuraikan lebih detail lagi sebab
yang terpenting inti sari renungan ini sudah kita ketahui dan saatnya
sekarang kita melakukannya di kehidupan kita sehari-hari.
Mazmur 112:1
Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN,
yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.


RENUNGAN HARIAN KAMIS 18 JUNI 2015

2 Korintus 11:1-11
Matius 6:7-15
Mazmur 111:1-4, 7-8
Bacaan Injil Matius hari ini, Yesus mengajarkan doa, dikenal sebagai
doa bapa kami.
dari perikop ini sesungguhnya kita mengetahui bahwa Bapa di Sorga
senantiasa mengetahui apa yang kita butuhkan, sebelum kita berdoa.

lho...lho... kalau begitu,
untuk keperluan dan kebutuhan kita, Bapa Sorgawi sudah sediakan.

Matius 6:8b
..... Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan,
sebelum kamu minta kepada-Nya.
pertanyaannya adalah : apakah kita puas menerima pemberian Bapa?
jawabannya beraneka-ragam tergantung masing-masing pribadi.
namun gambaran umumnya, sebagian orang "tidak puas" sebab
seringkali permintaan kita lebih banyak dari yang diberi Bapa Sorgawi !
kita cenderung menginginkan ini dan itu,
umumnya hanya sebagian dari yang kita minta dikabulkan dan
kita tetap ngotot dan berusaha meraih semua keinginan kita.
hanya orang yang mengerti dan memahami hati Bapa Sorgawi
yang bisa menerima pemberian Bapa dengan penuh ucapan syukur
meskipun tidak seperti yang diinginkan.
Yesus mengajarkan kita berdoa yang keluar dari hati yang tulus dan
berserah kepada Bapa, yaitu doa bapa kami.
jika kita dalami satu-persatu kata yang terkandung dalam doa bapa kami
sudah sangat sempurna.
Matius 6:9-13
Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah nama-Mu,
datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami;
janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami
dari pada yang jahat. (karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan
kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
​doa bapa kami sudah sangat jelas dan tidak perlu penjelasan detail sebab 
kita semua pasti sudah mengerti makna dari kata demi kata dalam doa ini.
yang terpenting adalah bagaimana kita mempraktekkan doa bapa kami
di kehidupan kita sehari-hari.

selanjutnya, 
Yesus menjelaskan tentang pengampunan, dimana kita diminta untuk
mengampuni kesalahan orang lain, seperti diri kita sudah diampuni Bapa.
Matius 6:14-15
jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan
mengampuni kamu juga tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang,
Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.
dari pengalaman melakukan tugas pelayanan dan juga tugas konseling
seringkali seseorang bersikukuh tidak mau kesalahan orang lain,
apalagi kesalahan orang terdekatnya.
mereka menyimpan kesalahan orang lain bertahun-tahun bahkan bisa
puluhan tahun masih mengingat perbuatan orang lain yang melukai hati
dan merugikan dirinya.
sayang sekali, hati ini berubah fungsi menjadi seperti gudang sampah
yang menyimpan segala kekotoran, kebusukan, perilaku orang lain.
bukankah lebih segar jika hati ini dibersihkan dari segala hal yang
membuat diri kita tertekan oleh benci dan dendam, dengan cara kita mau
memaafkan dan mengampuni kesalahan orang lain.
ini bukan teori tapi kenyataan.
seseorang yang masih menyimpan kesalahan orang lain, biasanya
hidupnya tidak gembira, hati dan pikirannya ingat terus kepada orang itu
sedang orang yang bersangkutan sudah melupakan apa yang sudah ia
perbuat yang melukai hati orang lain.
kita bawa ketidak-mampuan kita memaafkan dan mengampuni orang lain
memohon diberi kekuatan dan kemampuan dari Roh Kudus, dan kita
harus yakin pasti bisa terjadi pengampunan.
itu gunanya kita membaca kitab suci supaya memperoleh pengetahuan
tentang segala hal yang berkaitan erat dengan cara kita menjalani hidup ini
termasuk bagaimana berdoa yang berkenan bagi Bapa Sorgawi dan
bagaimana mengampuni kesalahan orang lain.

seringkali berkat dari Bapa Sorgawi menjadi tertunda dan terhalang oleh
sikap seseorang yang yang tidak mau mengampuni kesalahan orang lain.
(baca perikop tentang pengampunan Matius 18:21-33).


RENUNGAN HARIAN JUMAT 19 JUNI 2015

2 Korintus 11:18, 21b-30
Matius 6:19-23
Mazmur 34:2-7

Bacaan Injil Matius hari ini, Yesus mengajarkan tentang mengumpulkan
harta di sorga lebih kekal daripada mengumpulkan harta di dunia sebab
di dunia ada pencuri yang membongkar dan mencuri harta serta ada
ngengat dan karat (=menggerogoti) harta tersebut.

Matius 6:19-20
janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat
merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya tetapi
kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak
merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

kita semua sudah tahu bahwa seseorang semakin memiliki harta semakin
semangat untuk melipat-gandakan harta yang dimilikinya sebab setiap hari
fokus hidupnya tertuju pada hartanya dan ia tidak pernah puas terhadap
harta yang sudah dimilikinya karena tanpa disadari ia semakin mencintai
uang dan harta dunia.

Pengkotbah 5:9
siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan
siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.


Matius 6:21
karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

biasanya ketika kita memperoleh kesuksesan, kita bergembira dan
merasakan hidup ini begitu indahnya dan menyenangkan hati.
kita memanjatkan puji syukur kepada Tuhan, yang telah memberkati
diri kita dan keluarga kita.
tidak ada yang salah, kita sukses meraih banyak uang dan harta jika
kita mau memberkati orang lain, seperti Tuhan sudah memberkati kita.

namun sayangnya, ada banyak orang yang tidak tahu dan tidak mengerti
bahwa pada saat kita memperoleh uang dari hasil jerih payah usaha kita,
sesungguhnya ada bagian yang mesti kita bagikan kepada sesama
sebab memang demikian tujuan Tuhan memberkati kita.

2 Korintus 9:10
Allah yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan,
Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan
melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu

namun seringkali orang "lupa" karena asyik mengumpulkan harta
sehingga tanpa disadari muncul nafsu serakah dan tidak mau berbagi
kepada sesama atau orang lain yang membutuhkan.
atau sekiranya ia mau berbagi juga, sempoa-nya jalan, ia akan seleksi
sedemikian rupa uang yang akan disumbangkannya, bila ada manfaat
untuk menunjang kelancaran bisnisnya / kariernya.

tidak sedikit, ada yang congkak hati sebab merasa ia memperoleh harta
karena kepintaran dan kehebatan dirinya, dan mulai merasa tidak lagi
membutuhkan Tuhan di dalam menjalankan usahanya, atau bahkan
ia merasa tidak ada sama sekali campur tangan Tuhan membantunya
meraih kesuksesan karier / bisnisnya.

ia lupa bahwa sesungguhnya :
Ulangan 8:17-18
janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan
tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini tetapi
haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang
memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan.

seharusnya, kita banyak berbuat kebaikan sebab dengan demikian
memperbanyak harta rohani kita dicatat dan disimpan di sorga.

coba kita baca dan renungkan nasehat dari kitab amsal dibawah ini :
Amsal 11:24
ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya,
ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.

menurut pemahaman dunia, hemat pangkal kaya !
lho bagaimana ini... salah engga yach ayat ini? apa maksud ayat ini?
kita baca ayat selanjutnya yaitu ayat 25,
siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan,
siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum.

ini cara kerja Tuhan, yang seharusnya kita tahu dan mengerti.
Tuhan selalu menggenapi setiap firmanNya / sabdaNYa​ yang telahTuhan ucapkan.
Yesaya 55:11 
demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali
kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang
Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.

jadi setiap kita "memberi" kepada orang lain,
Tuhan menggantikan pemberian kita, jika kita memberi dengan tulus hati
dan tidak ada motivasi demi untuk kepentingan pribadi.
Tuhan memberkati kita supaya memberkati orang lain juga.

Amsal 19:17
siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah,
memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.

jadi, tidak salah Amsal 11:24 sebab kita akan semakin diberkati Tuhan
dan bertambah kaya; bukan hanya kaya dalam hal harta tetapi juga kita
kaya dalam rohani, dimana harta rohani kita tercatat di sorga.
lalu, kenapa banyak orang tidak percaya pada Amsal 11:24,
banyak orang pelit, tidak mau berbagi, atau memberi dengan pamrih
untuk keuntungan pribadi (=prinsip ekonomi, pengeluaran sekecilnya
untuk mendapatkan pemasukan sebesar-besarnya).

1 Timotius 610-11
akar segala kejahatan ialah cinta uang sebab oleh memburu uanglah
beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka.
tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu,
kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

sangat simple jika kita mau percaya pada kebenaran Sabda/Firman Tuhan
untuk mengumpulkan harta rohani, harta sorgawi, yaitu
berbuatlah banyak kebaikan kepada semua orang dengan tulus hati
tanpa embel-embel demi citra diri dan keuntungan pribadi.

Mikha 6:8
hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik.
apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai
kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?
selanjutnya, perihal lain yang menjadi fokus bacaan Injil hari ini dimana
Yesus mengatakan bahwa :

Markus 6:22-23
mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu
jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. jadi jika terang yang ada
padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

memang mata adalah panca indera utama yang memegang peranan
di dalam menentukan langkah berikutnya kita lakukan.
dari mata, timbul sesuatu pikiran
dari mata, timbul sesuatu keinginan
antara keinginan dan pikiran, saling berhubungan untuk menentukan
pilihan apa yang akan diperbuat.

kita masih ingat kisah Hawa, matanya melihat buah terlarang dan
dari mata, timbul pikiran bahwa buah tersebut elok dan kemudian timbul
keinginan untuk mencicipinya dan memakannya.

Kejadian 3:6 
perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan
sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi
pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia,
dan suaminyapun memakannya.

​keinginan mata memandang sesuatu tidak pernah terpuaskan,
itu sebabnya sebagian orang senang berpergian berwisata untuk
melihat panorama alam dan memenuhi keinginan mata dan keinginan
panca-indera lainnya.

Yesus mengatakan bahwa pergunakan mata sebaik-baiknya sebab
mata adalah pelita tubuh. jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.

demikian juga dengan panca-indera lainnya, dinasehati supaya
dimanfaatkan dan dipergunakan untuk kebaikan sebab panca-indera
adalah sumber pelita tubuh dan jiwa kita.

contoh : lidah dan telinga, dipergunakan untuk membangkitkan
semangat orang lain, daripada untuk gosip dan kata-kata kasar.
lebih mendengar hal-hal rohani daripada dengar isue-isue negatif.

Yesaya 50:4 
Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid,
supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru
kepada orang yang letih lesu.
setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar
seperti seorang murid.

yach, begitulah dunia ini menawarkan segala sesuatu untuk dilihat,
untuk dimakan, untuk diminum, untuk diraba-dipegang, untuk dicium,
pokok e untuk dinikmati oleh tubuh dan jiwa kita.
tergantung bagaimana kita mempergunakannya !

Amsal 6:16-18
enam perkara ini yang dibenci Tuhan, bahkan, tujuh perkara
yang menjadi kekejian bagi hati-Nya:
mata sombong, lidah dusta,
tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah,
hati yang membuat rencana-rencana yang jahat,
kaki yang segera lari menuju kejahatan.

Semoga renungan hari ini, menuntun langkah kehidupan kita supaya
tidak salah fokus dan salah tujuan sehingga membawa kebinasaan
tetapi hendaknya membawa kita menuju kepada kekekalan karena
kita mengumpulkan harta sorgawi dan melepaskan harta duniawi. 


RENUNGAN HARIAN SABTU 20 JUNI 2015


2 Korintus 12:1-10
Matius 6:24-34
Mazmur 34:8-13
Bacaan Injil Matius hari ini mengenai hal kekuatiran.
bacaan kemarin mengenai hal mengumpulkan harta dunia dengan
harta sorgawi, dan hari ini dipertegas kembali oleh Yesus, bahwa :

Matius 6:24
tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan karena jika demikian,
ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau
ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain.
kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.

memilih harta dunia cenderung akan mengabdi kepada Mamon
memilih harta sorgawi berarti mau melepaskan keterikatan harta dunia. 

Pertanyaannya adalah :
apakah bersedia menolak kemilau harta dunia?

kita bisa menikmati harta dunia karena kita berada di dunia,
sifat harta dunia itu menyenangkan tubuh dan jiwa,
sifat harta sorga itu menyenangkan roh kita.

kita hidup di dunia ini setiap hari diperhadapkan sebuah pilihan;
mana yang menjadi prioritas dan tujuan utama hidup kita ?
masing-masing orang bebas memilih, namun ingat : jangan salah pilih !

Yesus menasehati supaya kita memilih ini :
Matius 6:33
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka 
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 

tetapi kedagingan menolak sebab sifat kedagingan itu tidak tahan menderita
maunya dipenuhi segala keinginannya sampai puas, ya sampai puas lho,
bukan hanya sekedar dipenuhi keinginannya saja.

sekitar 2/3 jumlah manusia memilih kenikmatan duniawi daripada memilih
kenikmatan sorgawi,... percaya ga ?
kalau ga percaya, silahkan survey dan lihat di sekitarmu ?
Yesus saja sudah mengatakan jangan kamu kuatir, berarti
masih banyak orang yang kuatir terus di sepanjang hidupnya....

Matius 6:25
Aku berkata kepadamu: janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang
hendak kamu makan atau minum, janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai.
bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan
tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

dikatakan hidup itu lebih penting !
hidup itu berbicara tentang kehidupan, bukan kematian.
sesuatu yang hidup itu sifatnya ada gerakan, ada pertumbuhan,
yang mampu menggerakkan tubuh kita.

coba lihat orang yang stress, depresi, putus-asa,
memang ia masih bernafas, tetapi lihat tubuhnya, lihat jiwanya,
terlihat jelas tubuh dan jiwa : mati !

tidak ada semangat hidup, mukanya muram, kusut, lesu-loyo,
tubuhnya kurus kering tapi bisa juga gemuk karena stress makan terus.
setiap hari mikirin tentang hari esok, padahal hidup kita itu untuk hari ini,
bukan untuk hari esok... oleh sebab itu ngapain kuatir tentang hari esok.

Matius 6:34
sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok,
karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.

Yesus sudah katakan hiduplah di dalam Kerajaan Allah, artinya :
kita serahkan diri kita seluruhnya untuk dipimpin, dituntun, dipelihara, oleh
Tuhan, oleh Bapa kita, Bapa Sorgawi.
jangankan soal makan-minum, pakaian, yang lain-lain kita perlukan juga
akan dicukupkan bahkan berkelebihan.

Matius 6:32b
..., Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
cuman, masih saja orang mah ngeyel, kagak mau ngerti meski sudah

dibilangin, tetap saja ingin dipenuhi semua yang di-inginkannya.
biasanya Tuhan memberi sesuai yang kita perlukan dan sesuai dengan
rencana Tuhan memberkati kita supaya kita juga mau menjadi berkat
bagi orang lain alias kita mau berbagi dengan orang lain.

mencari Kerajaan Allah, artinya kita mencari kebenaran Allah,
yang memuat tentang hal-hal apa saja yang Allah mau kita lakukan,
seperti yang sudah Yesus perintahkan : mengasihi Allah dan mengasihi
sesama manusia, hanya itu keinginan Allah supaya kita berbuat kasih !

sebagai umat beriman katolik,
kita kudu menjalani kehidupan kristiani sehari-hari yang berpusat kepada
Yesus, kepada kebenaran firman / sabda Tuhan.

setiap hari kita kudu mesti berdoa, membangun relasi intim dengan Tuhan,
setiap hari kita kudu mesti baca dan renungkan firman/sabda Tuhan.
setelah kita jalani kehidupan doa dan membaca surat cinta Tuhan melalui
kitab suci / Alkitab, berarti kita sudah menjalin relasi dengan Tuhan dan
sekarang kita tahu nih hal-hal apa saja yang membuat Tuhan senang,

lalu kita lakukan dengan cara membagikan kasih Tuhan dengan cara
memberikan kesaksian tentang bagaimana kita mengalami kasih Tuhan,
melalui cerita / sharing dan juga melalui perilaku hidup kita sehari-hari
menjadi terang dan garam bagi orang di sekitar kita bahkan bagi dunia.

kita tidak sendiri, kita kudu mesti bergabung dalam komunitas rohani
supaya bersama-sama bisa saling menguatkan dan saling mendukung
bahkan sampai bisa melayani banyak orang.

Kesimpulan :
Yesus menghendaki kita hidup di dalam Kerajaan Allah menjadi prioritas
utama dan satu-satunya yang menjadi tujuan hidup kita di dunia ini,

hal-hal lain untuk memenuhi kebutuhan hidup, tidak perlu khawatir sebab
Bapa Sorgawi akan mencukupkan segala keperluan kita asalkan
kita hidup di dalam kebenaran Allah.

pilihan di tangan kita,
maukah kita mempercayakan hidup kita di dalam genggaman Allah
ataukah kita lebih memilih menikmati hidup di dunia ini dan mengabaikan
hidup kekal di sorga ?

tentu saja tidak bisa dua-duanya kita mau, harus pilih salah satu,
hidup mengabdi kepada Allah ataukah mengabdi kepada Mamon / dunia.

menurut berbagai sumber :
mamon = dewa harta benda dan kekayaan, ilah duniawi
memilih hidup bersama Mamon berarti tidak mau hidup bersama Allah,
yang ujungnya kebinasaan kekal, bukan hidup kekal yuang diperoleh.

sekali lagi, kita harus perhatikan dan dimengerti baik-baik
perkataan Yesus bahwa : 
Hidup itu lebih penting daripada .... (Matius 6:25b). 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com